Friday, July 5, 2019

TAK PERLU BERTANYA 'MENGAPA?'

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juli 2019

Baca:  Habakuk 2:1-5

"...orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya."  Habakuk 2:4

Pertanyaan seringkali timbul di dalam hati kita ketika melihat hal-hal yang buruk terjadi dan menimpa kehidupan orang yang berlaku benar di hadapan Tuhan.  "Mengapa Tuhan seolah-olah membiarkan hal ini terjadi dan tidak segera bertindak untuk menunjukkan pembelaan-Nya."

     Inilah yang juga mengganjal di hati Habakuk saat melihat ketidakadilan terjadi di bangsanya, bagaimana orang yang jahat begitu leluasa menindas dan memperdaya orang benar, yang kuat menekan mereka yang lemah.  "Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: 'Penindasan!' tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman?"  (Habakuk 1:2-3a).  Tuhan bersegera menjawab pergumulan Habakuk ini dengan memberikan suatu penglihatan tentang orang Kasdim yang dibangkitkan-Nya untuk mengadili kejahatan.  Jawaban Tuhan ini sungguh tak seperti yang Habakuk harapkan, mengapa Tuhan justru memakai orang Kasdim  (bangsa yang jahat)  ini untuk melakukan pekerjaan-Nya.  "Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa."  (Habakuk 1:12).  Karena itu  "Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku."  (Habakuk 2:1).  Tuhan pun kembali memberikan penegasan melalui penglihatan tentang keberadaan orang jahat yang tidak bertahan lama.

     Pada saatnya, kekejaman orang Kasdim menghancurkan mereka sendiri, sedangkan orang yang benar beroleh pembelaan Tuhan.  Mereka akan melihat kemuliaan Tuhan yang tak dapat diukur limpahnya.  "Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut."  (Habakuk 2:14).

Selama kita hidup benar tak perlu bertanya  'mengapa'  kepada Tuhan tentang segala hal yang terjadi, sebab Tuhan tidak pernah salah dalam setiap tindakan-Nya.  Orang benar pasti muncul sebagai pemenang, karena Tuhan ada di pihaknya.

Thursday, July 4, 2019

MELUCUTI KERAJAAN KEGELAPAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juli 2019

Baca:  Roma 6:1-14

"Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia."  Roma 6:14

Ketika kita masih berada di dalam kerajaan kegelapan, Iblis adalah tuan kita, karena dia raja dari kerajaan kegelapan.  Tetapi sekarang kita bukan milik kerajaan kegelapan lagi, sebab  "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa."  (Kolose 1:13-14).  Di dalam Kristus kita sekarang telah menjadi orang-orang merdeka, sebab kerajaan kegelapan telah terlucuti dan belenggu si Iblis telah dilepaskan.  Melalui karya-Nya di atas kayu salib Kristus telah mengalahkan Iblis dan kerajaannya, seperti tertulis:  "Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka."  (Kolose 2:15), sehingga  "...dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita."  (Roma 8:37).

     Alkitab menyatakan bahwa Iblis adalah ilah zaman  (2 Korintus 4:4), dan Kristus telah mengalahkan mereka.  Iblis boleh saja memerintah dunia ini, tetapi Iblis tidak memerintah kita orang percaya, sebab Kristus telah mengalahkan mereka.  Karena itu rasul Paulus menasihati kita untuk bersukacita,  "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"  (Filipi 4:4).  Bersukacita karena apa?  Pemazmur menyatakan,  "Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!"  (Mazmur 118:24).  Sebelum Kristus mati di atas kayu salib kita semua adalah tawanan, dan Iblis memerintah atas kita.  Ini berarti dosa juga menguasai kita, yang di dalamnya termasuk sakit-penyakit, kematian, kematian rohani, kemiskinan dan segala perkara yang didatangkan oleh Iblis mencengkeram kita.

     Syukur kepada Tuhan, karena Kristus, Iblis sudah bertekuk lutut.  Inilah hari yang dijadikan Tuhan, hari keselamatan dan hari kemenangan, bagi kita orang percaya.  Sekalipun berbagai cara dilakukan Iblis untuk mengintimidasi, melemahkan dan menghancurkan, kita tak perlu takut, sebab Tuhan sudah melepaskan kita dari kuasa dosa.

Sekarang kita bisa berkata,  "Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"  1 Korintus 15:55