Monday, July 1, 2019

JANGAN SIA-SIAKAN KESELAMATAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Juli 2019

Baca:  Filipi 2:12-18

"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,"  Filipi 2:12

Sesudah seseorang mengaku percaya bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, dosa-dosa orang tersebut diampuni, sebab Kristus berkuasa untuk mengampuni dosa:  "...Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa..."  (Lukas 5:24).  Melalui kematian-Nya di atas kayu salib segala dosa manusia sudah  (selesai)  diampuni.  Hal ini terjadi ketika Kristus mengucapkan perkataan  "Sudah selesai"  (Yohanes 19:30).  Setelah dosa-dosa kita diampuni, hubungan kita dengan Tuhan diperdamaikan kembali, sehingga kita dapat bersekutu kembali dengan-Nya;  dan keselamatan pun diberikan kepada kita!

     Jadi, kita diselamatkan semata-mata karena anugerah atau kasih karunia Tuhan, bukan karena usaha atau perbuatan kita  (Efesus 2:8).  Namun karena keselamatan adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan secara gratis  (tidak perlu membayar), maka kita harus menghargai dan menjaganya.  Jangan pernah menyia-nyiakan keselamatan tersebut, melainkan kita harus tetap mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.  Apa yang harus kita lakukan untuk menjaga kepastian keselamatan yang telah kita terima?  Kita harus hidup dalam pertobatan.  Pertobatan harus dilakukan terus-menerus di sepanjang hidup kita.  "Baiklah kamu masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu!"  (Yeremia 18:11b).  Tuhan sangat benci dengan kefasikan, namun Tuhan tidak mengingini kematian orang fasik.  Karena itu Tuhan ingin supaya orang fasik bertobat dari kejahatannya.  "Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!"  (Yehezkiel 33:11).  Bertobat berarti kita meninggalkan kehidupan lama!

     Peringatan keras ini juga Tuhan tujukan kepada jemaat di Efesus:  "Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat."  (Wahyu 2:5).  Kekristenan tanpa pertobatan adalah sia-sia!

Keselamatan dalam Kristus adalah pasti, jagalah dengan hati takut akan Dia!

Sunday, June 30, 2019

TUHAN MENGASIHI DAN MEMPEDULIKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juni 2019

Baca:  Matius 12:15b-21

"Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang."  Matius 12:20

Buluh adalah sejenis tumbuhan seperti alang-alang yang tumbuh liar yang sangat umum di sepanjang tepi sungai di Israel;  tanaman berumpun, berakar serabut, batangnya beruas-ruas, berongga, dan keras;  bambu.  Buluh yang patah sangatlah lumrah bila dibuang orang, karena selain tidak ada harganya, juga tidak memiliki nilai guna.  Buluh yang sudah terkulai dan tidak lagi tegak adalah tanda bahwa buluh tersebut tidak lama lagi akan mati.  Sumbu adalah benang  (kapas dan sebagainya)  yang berfungsi sebagai jalan peresapan minyak dan sebagainya ke bagian yang disulut  (tentang lampu, kompor, dan sebagainya).  Bila sumbu sudah pudar nyalanya, sebentar lagi pasti akan mati.

     Buluh yang terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya adalah gambaran tentang orang yang hidup dalam kegagalan, orang-orang yang  'sakit', orang-orang yang frustasi, orang-orang yang dicap  'berdosa'  dan sebagainya.  Jika melihat orang-orang yang demikian, respons kebanyakan orang biasanya berusaha untuk menjauhi, meremehkan, mengucilkan, menghakimi, dan mendiskreditkan.  Perhatikan apa yang Tuhan perbuat terhadap mereka:  Tuhan tidak akan memutuskan buluh itu dan tidak akan memadamkan sumbu yang nyalanya tinggal sedikit  (ayat nas).  Firman Tuhan memberikan perintah kepada kita untuk mengasihi mereka dan memberikan perhatian yang lebih kepada mereka, sebab bila kita menjauhi mereka, hal itu justru akan membuat mereka semakin terpuruk, tertekan dan frustasi, karena merasa hidupnya tidak lagi berarti.

     Memang kita harus membenci segala bentuk dosa, tetapi bukan membenci orangnya.  Sedapat mungkin kita harus membawa mereka kembali kepada pertobatan!  Kita harus menggandeng mereka, merangkul mereka, dan menguatkan mereka, agar kembali bangkit, karena di dalam Tuhan selalu ada harapan.  Inilah panggilan Tuhan bagi orang percaya, yang adalah hamba-hamba-Nya.  Tuhan memerintahkan penduduk tanah Tema untuk keluar dan menyambut mereka dengan membawa air dan roti  (Yesaya 21:14-15), bukan pedang dan batu.  Air dan roti berbicara tentang firman Tuhan.

"...tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  2 Petrus 3:9b