Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juni 2019
Baca: Lukas 8:4-15
"Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang
setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka
itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa
pencobaan mereka murtad." Lukas 8:13
Orang murtad adalah orang yang sudah mendengar kebenaran firman Tuhan, bahkan sudah percaya, namun tak dapat bertahan lama. Ketika berada dalam masalah dan pencobaan mereka meninggalkan Tuhan, karena firman yang didengarnya tak berakar kuat di dalam hatinya. Begitu masalah sedikit saja datang hilanglah iman percayanya kepada Tuhan. Kemudian mereka mencari-cari jalan bagaimana caranya agar dapat menyalahkan Tuhan dan menghujat nama-Nya. "Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia." (Yesaya 1:4b).
Orang-orang yang murtad tidak segan-segan menista dan mengejek Tuhan. Ketika terjadi musibah atau bencana, mereka dengan berani berkata, "Kalau Tuhan itu ada, mengapa Dia tidak menolong dan mencegahnya?" Bukankah ini perkataan yang kurang ajar terhadap Tuhan? Orang yang telah meninggalkan Tuhan, tak lagi setia kepada Tuhan dan tak lagi percaya kepada firman Tuhan hatinya kosong karena Roh Kudus tak lagi tinggal di situ, sehingga roh jahat akan segera kembali menguasainya. "Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke
tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak
mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah
kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong,
bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat
dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya
keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga
akan berlaku atas angkatan yang jahat ini." (Matius 12:43-45).
Alkitab sudah menyatakan bahwa di masa-masa akhir "...banyak orang akan murtad..." (Matius 24:10), "Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka," (2 Tesalonika 2:3).
"Di jalan kebenaran terdapat hidup, tetapi jalan kemurtadan menuju maut." Amsal 12:28
Sunday, June 23, 2019
Saturday, June 22, 2019
TAKUT KARENA DIKEJAR DOSA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Juni 2019
Baca: Amsal 28:1-28
"Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda." Amsal 28:1
Seseorang yang berlaku fasik, sampai kapan pun, pasti tidak pernah tenang dalam menjalani hidupnya. (Orang fasik adalah orang yang tidak takut akan Tuhan, hidup dalam kejahatan, atau hidup menyimpang dari jalan Tuhan.) Mengapa? Karena ia terus dihantui oleh rasa bersalah dan selalu dijejar-kejar oleh rasa takut. Hati yang menyimpan dosa pasti merasa tidak tenang dan gelisah, tidur pun tak nyenyak. Rasa takut, tidak tenang dan gelisah disebabkan dosa-dosa yang telah diperbuatnya. "Orang tidak akan tetap tegak karena kefasikan," (Amsal 12:3). Sebaliknya, orang yang berlaku hidup benar di hadapan Tuhan dan manusia selalu merasa aman dan tak ada rasa cemas sedikit pun. "Orang benar diselamatkan dari kesukaran, lalu orang fasik menggantikannya." (Amsal 11:8).
Tentang orang yang melawan hukum Tuhan, tidak taat, atau berlaku fasik, Tuhan berkata, "...Aku akan mendatangkan kecemasan ke dalam hati mereka di dalam negeri-negeri musuh mereka, sehingga bunyi daun yang ditiupkan anginpun akan mengejar mereka, dan mereka akan lari seperti orang lari menjauhi pedang, dan mereka akan rebah, sungguhpun tidak ada orang yang mengejar. Dan mereka akan jatuh tersandung seorang kepada seorang seolah-olah hendak menjauhi pedang, sungguhpun yang mengejar tidak ada, dan kamu tidak akan dapat bertahan di hadapan musuh-musuhmu." (Imamat 26:36-37). Apakah hari-hari Saudara dipenuhi dengan kecemasan atau ketakutan? Kadang-kadang dosa yang tak kita sadari pun dapat menyebabkan hati merasa cemas dan takut. Perlu sekali kita datang kepada Tuhan dan mengundang Roh Kudus untuk menyelidiki dan membereskan hati kita.
Jika kita telah membereskan dosa-dosa yang tersembunyi, damai sejahtera Tuhan akan kembali kita rasakan. Tuhan selalu bersedia memberi pengampunan apabila kita memohon ampun kepada-Nya. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Rasa takut juga menunjukkan adanya hubungan yang tak lagi harmonis dengan Tuhan, karena kita telah meninggalkan persekutuan dengan Tuhan.
Selama dosa belum beres, damai sejahtera Tuhan akan jauh dari hati kita!
Baca: Amsal 28:1-28
"Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda." Amsal 28:1
Seseorang yang berlaku fasik, sampai kapan pun, pasti tidak pernah tenang dalam menjalani hidupnya. (Orang fasik adalah orang yang tidak takut akan Tuhan, hidup dalam kejahatan, atau hidup menyimpang dari jalan Tuhan.) Mengapa? Karena ia terus dihantui oleh rasa bersalah dan selalu dijejar-kejar oleh rasa takut. Hati yang menyimpan dosa pasti merasa tidak tenang dan gelisah, tidur pun tak nyenyak. Rasa takut, tidak tenang dan gelisah disebabkan dosa-dosa yang telah diperbuatnya. "Orang tidak akan tetap tegak karena kefasikan," (Amsal 12:3). Sebaliknya, orang yang berlaku hidup benar di hadapan Tuhan dan manusia selalu merasa aman dan tak ada rasa cemas sedikit pun. "Orang benar diselamatkan dari kesukaran, lalu orang fasik menggantikannya." (Amsal 11:8).
Tentang orang yang melawan hukum Tuhan, tidak taat, atau berlaku fasik, Tuhan berkata, "...Aku akan mendatangkan kecemasan ke dalam hati mereka di dalam negeri-negeri musuh mereka, sehingga bunyi daun yang ditiupkan anginpun akan mengejar mereka, dan mereka akan lari seperti orang lari menjauhi pedang, dan mereka akan rebah, sungguhpun tidak ada orang yang mengejar. Dan mereka akan jatuh tersandung seorang kepada seorang seolah-olah hendak menjauhi pedang, sungguhpun yang mengejar tidak ada, dan kamu tidak akan dapat bertahan di hadapan musuh-musuhmu." (Imamat 26:36-37). Apakah hari-hari Saudara dipenuhi dengan kecemasan atau ketakutan? Kadang-kadang dosa yang tak kita sadari pun dapat menyebabkan hati merasa cemas dan takut. Perlu sekali kita datang kepada Tuhan dan mengundang Roh Kudus untuk menyelidiki dan membereskan hati kita.
Jika kita telah membereskan dosa-dosa yang tersembunyi, damai sejahtera Tuhan akan kembali kita rasakan. Tuhan selalu bersedia memberi pengampunan apabila kita memohon ampun kepada-Nya. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Rasa takut juga menunjukkan adanya hubungan yang tak lagi harmonis dengan Tuhan, karena kita telah meninggalkan persekutuan dengan Tuhan.
Selama dosa belum beres, damai sejahtera Tuhan akan jauh dari hati kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)