Friday, June 21, 2019

BUKAN DARI DUNIA INI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Juni 2019

Baca:  Yohanes 17:1-19

"Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia."  Yohanes 17:16

Firman Tuhan memperingatkan orang percaya agar memiliki kehidupan yang  'berbeda' dengan dunia ini.  "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,"  (Roma 12:2).  Mengapa?  Karena kita bukan berasal dari dunia.  Kita hidup di dunia ini dalam tubuh jasmani, namun manusia rohani kita bukanlah dari dunia ini.  "Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia."  (1 Yohanes 4:4).

     Namun banyak di antara orang percaya yang memiliki cara hidup yang setali tiga uang dengan orang-orang dunia.  Mereka berpikir seperti orang dunia berpikir, mereka berkata-kata seperti orang dunia berkata, dan perbuatan mereka seperti orang-orang dunia.  Mereka telah terjebak dunia dan terperangkap oleh tipu muslihat Iblis sehingga mereka enggan untuk  'keluar'  dan  'melepaskan diri'  dari ikatan-ikatan dunia ini.  Firman Tuhan dengan tegas memberikan perintah:  "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan,"  (2 Korintus 6:17), tapi kita malah semakin karib membangun persahabatan dengan dunia.  "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah."  (Yakobus 4:4).

     Dalam menghadapi masalah hidup ini kita pun seringkali membicarakan hal-hal yang negatif dengan membesar-besarkan ketidakmampuan, kemustahilan, kelemahan dan ketidakberdayaan kita.  Kita lupa bahwa Tuhan memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban  (2 Timotius 1:7), dan bahwa  "...Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia."  (1 Yohanes 4:4).  Kita diberi kuasa dari atas, dari tempat yang mahatinggi, tempat di mana Tuhan berada.  Kuasa itulah yang memberi jaminan kemenangan bagi kita!  Tertulis:  "Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu."  (Lukas 10:19).

Selama kita memiliki kehidupan yang sama dengan dunia artinya kita telah kehilangan identitas diri kita sebagai orang-orang yang bukan dari dunia!

Thursday, June 20, 2019

TUHAN TELAH MEMILIH KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juni 2019

Baca:  Yesaya 61:1-11

"Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita."  Yesaya 61:6a

Kesempurnaan seseorang dalam pengetahuan tentang Alkitab atau ilmu theologia bukan suatu jaminan untuk masuk dalam panggilan Ilahi, sebab Tuhan tidak melihat seberapa hebat dan pintarnya seseorang, tapi Dia mau berurusan dengan hati orang.  "...manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."  (1 Samuel 16:7).  Tuhan mencari hati orang yang bersedia dan rela untuk masuk dalam rencana-Nya di akhir zaman, yaitu menegakkan kerajaan-Nya di muka bumi ini.

     Sekalipun seseorang menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari Alkitab, bila tanpa tujuan untuk mencari kehendak-Nya, maka sia-sialah semua, sebab firman itu akhirnya hanya merupakan ilmu pengetahuan saja baginya.  Mereka akan terus menanti dan menanti panggilan Tuhan, namun mereka belum sadar bahwa sesungguhnya ia telah dipanggil Tuhan.  Tuhan sendiri telah mengatakan-Nya dan itu sudah cukup sebagai dasar pegangan yang kokoh;  "...kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita..."  (ayat nas).  Sudah tiba saatnya kita masuk dalam panggilan Tuhan,  "...untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,"  (Yesaya 61:6b).

     Seperti telah dikatakan karena kita disebut imam Tuhan dan dinamai pelayan Tuhan, maka kita sudah ditandai dengan benang  'kirmizi', jadi kita tak dapat lari dari tujuan Ilahi ini.  Dalam Alkitab dinyatakan bahwa ada tiga warna benang yang harus dipintal menjadi satu untuk membuat tirai pemisah antara tempat kudus dan tempat Mahakudus.  "Haruslah kaubuat tabir dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun."  (Keluaran 26:31).  Warna  'biru'  berbicara tentang sifat kenabian Kristus, warna sorgawi;  warna  'ungu'  berbicara tentang segala sesuatu yang bersifat kerajaan;  dan  'kirmizi'  (merah)  menyatakan tentang pelayanan imam Tuhan.

Kita yang dahulu bukan umat Tuhan, sekarang telah dipilih untuk menjadi umat pilihan-Nya karena darah Kristus!