Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Mei 2019
Baca: Amsal 12:1-28
"Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa." Amsal 12:24
Coba tanyakan kepada orang-orang yang sukses di dunia ini, apa yang menjadi kunci kesuksesan mereka? Semua pasti akan menjawab bahwa salah satu kunci untuk meraih sukses adalah kerajinan. Orang yang sukses tak mengenal kata 'malas' dalam hidupnya. Rajin adalah tangga menuju sukses, sedangkan malas adalah penghalang untuk meraih sukses. Jika sampai hari ini Saudara masih memelihara 'kemalasan' atau suka bermalas-malasan dalam segala hal: malas belajar, malas berdoa, malas beribadah, malas bekerja dan sebagainya...jangan pernah bermimpi menjadi orang yang sukses!
Yusuf, salah satu tokoh muda inspiratif di kitab Perjanjian Lama, adalah anak ke-11 dari Yakub dan anak pertama dari Rahel, istri yang dicintainya (Kejadian 30:24; 35:24). Alkitab menyatakan bahwa Yusuf adalah anak kesayangan, "...sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia." (Kejadian 37:3). Meskipun beroleh kasih sayang yang lebih dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, tak membuat Yusuf tumbuh menjadi anak yang manja dan bermalas-malasan. Di usia yang masih muda ia terbiasa menggembalakan kambing domba bersama-sama dengan saudara-saudaranya yang lain (Kejadian 37:2b). Jadi, kerajinannya dalam bekerja sudah Yusuf perlihatkan saat ia masih berusia muda. Sadar atau tidak, ketika orang rajin dalam mengerjakan apa pun, sebenarnya ia sedang menapaki tangga menuju kesuksesan. Kerajinannya dalam bekerja itulah yang membuat Yusuf disukai oleh semua orang, sekalipun ia hidup dalam tekanan.
Mustahil Firaun mempercayakan seluruh kekayaannya kepada Yusuf jika ia melihat Yusuf adalah orang yang malas. Begitu pula dengan kepala penjara yang juga memercayakan kepada Yusuf semua tahanan dan semua pekerjaan yang dilakukan (Kejadian 39:22). Karena itu "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga," (Pengkhotbah 9:10), jangan suka menundanya. Pekerjaan apa pun yang diercayakan Tuhan kepada Saudara, kerjakan itu dengan rajin.
"Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan
raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina." Amsal 22:29
Sunday, May 5, 2019
Saturday, May 4, 2019
SUKA MEMBERI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Mei 2019
Baca: Lukas 6:37-42
"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu." Lukas 6:38a
Kerinduan Tuhan adalah memberkati dan memberikan kelimpahan kepada umat-Nya. "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b). Tetapi, Tuhan memberikan berkat atau kekayaan-Nya dengan suatu tujuan yang mulia. Tuhan memberkati Abraham dengan tujuan supaya ia menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2). Jadi, Tuhan ingin berkat yang Ia berikan itu tidak berhenti atau dinikmati untuk diri sendiri, tapi juga harus mengalir keluar.
Oleh karena itu orang yang terberkati harus "...berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya." (1 Timotius 6:18-19). Jadi berkat yang dimiliki harus digunakan untuk melakukan kebajikan. Banyak memberi dan membagi berkat kepada orang yang membutuhkan adalah investasi harta di sorga. Banyak orang berpikir bahwa banyak memberi pasti akan rugi, karena harta atau kekayaan berkurang. Itu adalah prinsip dunia! Perhatikan apa yang firman Tuhan katakan: "Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan," (Amsal 28:27). "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan," (Amsal 11:24, 25). Prinsip Alkitab justru mengajarkan kita untuk banyak memberi, bila ingin diberkati. Inilah kehidupan yang berbuah-buah!
Menyimpan harta semata-mata untuk diri sendiri sama seperti saluran yang buntu tidak teralirkan atau tersumbat. Keadaan ini seperti Laut Mati, yang dikenal sebagai laut terasin di dunia. Karena terlalu asin, tidak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di tempat ini, hanya bakteri tertentu saja yang bisa bertahan.
Kita harus menggunakan berkat yang Tuhan berikan untuk menolong orang lain.
Baca: Lukas 6:37-42
"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu." Lukas 6:38a
Kerinduan Tuhan adalah memberkati dan memberikan kelimpahan kepada umat-Nya. "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b). Tetapi, Tuhan memberikan berkat atau kekayaan-Nya dengan suatu tujuan yang mulia. Tuhan memberkati Abraham dengan tujuan supaya ia menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2). Jadi, Tuhan ingin berkat yang Ia berikan itu tidak berhenti atau dinikmati untuk diri sendiri, tapi juga harus mengalir keluar.
Oleh karena itu orang yang terberkati harus "...berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya." (1 Timotius 6:18-19). Jadi berkat yang dimiliki harus digunakan untuk melakukan kebajikan. Banyak memberi dan membagi berkat kepada orang yang membutuhkan adalah investasi harta di sorga. Banyak orang berpikir bahwa banyak memberi pasti akan rugi, karena harta atau kekayaan berkurang. Itu adalah prinsip dunia! Perhatikan apa yang firman Tuhan katakan: "Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan," (Amsal 28:27). "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan," (Amsal 11:24, 25). Prinsip Alkitab justru mengajarkan kita untuk banyak memberi, bila ingin diberkati. Inilah kehidupan yang berbuah-buah!
Menyimpan harta semata-mata untuk diri sendiri sama seperti saluran yang buntu tidak teralirkan atau tersumbat. Keadaan ini seperti Laut Mati, yang dikenal sebagai laut terasin di dunia. Karena terlalu asin, tidak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di tempat ini, hanya bakteri tertentu saja yang bisa bertahan.
Kita harus menggunakan berkat yang Tuhan berikan untuk menolong orang lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)