Friday, May 3, 2019

BERMURAH HATI SEPERTI BAPA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Mei 2019

Baca:  Lukas 6:27-36

"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."  Lukas 6:36

Murah hati adalah salah satu sifat atau karakter yang harus ada dalam diri orang percaya.  Mengapa?  Karena Kristus telah meninggalkan teladan hidup bagi kita, maka dari itu kita harus mengikuti jejak-Nya.  Sebagai anak Tuhan adalah mutlak bagi kita mewarisi sifat atau karakter dari Bapa-Nya, salah satunya adalah hal kemurahan hati.  Murah hati adalah cara untuk menyatakan perbuatan baik kepada orang lain.  Kemurahan hati selalu ditandai dengan sikap yang penuh belas kasihan terhadap orang lain, adanya tindakan suka memberi, tidak berlaku pelit, suka menolong, baik hati, dan sebagainya.

     Bermurah hati merupakan perintah Tuhan yang harus dilakukan oleh orang percaya yang telah beroleh kemurahan dari Tuhan.  Karena kemurahan Tuhan sematalah dosa-dosa kita telah diampuni dan kita diselamatkan..  Kemurahan hati  (bahasa Inggris:  compassion), berasal dari dua kata latin pati dan cum yang berarti menderita bersama, berbela rasa, murah hati.  Kepada siapa kita harus bermurah hati?  Kita harus bermurah hati bukan hanya kepada orang-orang yang berlaku baik kepada kita atau orang yang mengasihi kita, melainkan kepada semua orang, termasuk kepada musuh atau orang yang menyakiti kita sekalipun.  "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka."  (Lukas 6:31-32).

     Alkitab menyatakan bahwa ada berkat tersedia bagi orang-orang yang memiliki kemurahan hati, yaitu mendapatkan upah yang besar dari Tuhan  (Lukas 6:33)  dan juga beroleh kemurahan.  "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."  (Matius 5:7).  Dinyatakan pula bahwa  "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri,"  (Amsal 11:17).  Kemurahan hati adalah salah satu dari buah Roh yang harus dihasilkan dalam kehidupan orang percaya  (Galatia 5:22-23).  Ini adalah proses hidup yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri orang percaya melalui persekutuan yang karib dengan Tuhan, ibadah, pelayanan, doa, dan ketaatannya dalam mengiring Kristus.  Inilah kehiduan orang yang telah diubahkan oleh Roh Kudus!

Berkat selalu mengikuti kehidupan orang yang penuh kemurahan hati!

Thursday, May 2, 2019

MELAWAN IBLIS, DUNIA DAN KEDAGINGAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Mei 2019

Baca:  Galatia 5:16-26

"Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki."  Galatia 5:17

Di sepanjang perjalanan hidupnya manusia akan selalu diperhadapkan dengan peperangan rohani:  berperang melawan si jahat  (Iblis), berperang melawan cara hidup dunia, dan berperang melawan keinginan dagingnya sendiri.  Inilah tiga musuh terbesar yang harus dihadapi oleh manusia hari lepas hari.  Iblis dan dunia berusaha sedemikian rupa untuk menarik manusia sejauh mungkin dari jalan-jalan Tuhan, dan supaya manusia lebih menuruti dan memuaskan keinginan dagingnya saja.  Firman Tuhan sudah memperingatkan:  "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."  (Matius 26:41).  

     Hal pertama yang harus kita lakukan dalam menghadapi Iblis adalah tunduk kepada Tuhan.  Tanpa memiliki penundukan diri kepada Tuhan, kita takkan mampu menghadapi Iblis.  Kita membutuhkan kekuatan adikodrati untuk dapat melawan Iblis.  "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!"  (Yakobus 4:7).  "Lawanlah dia dengan iman yang teguh,"  (1 Petrus 5:9).  Menghadapi dunia?  "Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita."  (1 Yohanes 5:4b).  Tidak ada istilah kompromi dengan dunia ini!  Sebab barangsiapa hendak menjadi sahabat bagi dunia, ia menjadikan dirinya musuh Tuhan  (Yakobus 4:4).  Karena itu  "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."  (1 Yohanes 2:15-16).

     Rasul Paulus menyadari di dalam dirinya ada peperangan:  "Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat."  (Roma 7:15).  Dengan mengandalkan kekuatan sendiri, sulit untuk menang, hanya dengan pertolongan Roh Kudus kita bisa.

Melekat kepada Tuhan dan mau dipimpin Roh Kudus adalah kunci memenangkan peperangan rohani.