Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 April 2019
Baca: 2 Tawarikh 36:11-21
"Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala
firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN
bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan." 2 Tawarikh 36:16
Pada zaman raja Zedekia memerintah, umat Israel benar-benar mengalami degradasi iman yang luar biasa. Sebagai raja seharusnya Zedekia dapat menjadi contoh atau teladan bagi rakyat yang dipimpinnya, tapi justru melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Semua orang termasuk para imam berubah tidak setia dengan mengikuti kekejian bangsa-bangsa lain. "Rumah yang dikuduskan TUHAN di Yerusalem itu dinajiskan mereka." (ayat 14). Meski demikian Tuhan tetap menunjukkan kasih-Nya dengan berkali-kali mengutus hamba-hamba-Nya untuk menegur dan memperingatkan mereka. Tetapi mereka tetap saja mengeraskan hati dan tak memedulikan teguran dan peringatan Tuhan ini.
Alkitab menyatakan bahwa mereka mengolok-olok para utusan Tuhan ini. Mengolok-olok berarti mempermainkan dengan perkataan yang bersifat ejekan; perkataan yang mengandung sindiran (ejekan, lelucon) atau perkataan untuk bermain-main saja; kelakar, senda gurau. Mereka menganggap remeh dan merendahkan orang-orang yang diutus Tuhan, dan bahkan mereka berani menghina firman Tuhan. Itu sama artinya mereka juga meremehkan Tuhan dan tak menghormati Dia. Karena perbuatan mereka sangat kelewatan, maka bangkitlah murka Tuhan atas mereka: "TUHAN menggerakkan raja orang Kasdim melawan mereka. Raja itu membunuh
teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak
menyayangkan teruna atau gadis, orang tua atau orang ubanan--semua
diserahkan TUHAN ke dalam tangannya." (2 Tawarikh 36:17). Contoh kasus lain: anak-anak di kota Betel mengolok-olok Elisa (nabi Tuhan): "botak...botak!" akhirnya mereka harus menuai akibatnya yaitu tubuhnya dicabik-cabik oleh beruang hutan (2 Raja-Raja 2:23-24). Karena itu berhati-hatilah dengan ucapan Saudara!
Jangan sekali-kali kita merendahkan orang lain dengan kata-kata olokan (ejekan), terlebih-lebih berani mengolok-olok hamba-hamba Tuhan dan menghina firman Tuhan seperti yang dilakukan oleh orang-orang di zaman raja Zedekia ini. Tuhan sendiri yang akan berperkara! Jangan pula kita meremehkan setiap teguran dan peringatan Tuhan.
"Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya," Amsal 13:13
Tuesday, April 30, 2019
Monday, April 29, 2019
MERENDAHKAN DIRI: Kunci Dipulihkan Tuhan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 April 2019
Baca: 1 Raja-Raja 21:20-29
"Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya." 1 Raja-Raja 21:29
Ahab adalah seorang raja Israel yang berlaku jahat di mata Tuhan, "...dengan mengikuti berhala-berhala, tepat seperti yang dilakukan oleh orang Amori yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel." (1 Raja-Raja 21:26). Perbuatan Ahab ini benar-benar menimbulkan sakit hati Tuhan, sebab kejahatan yang diperbuatnya "...lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya." (1 Raja-Raja 16:33). Salah satu kejahatan Ahab adalah merampas kebun anggur milik Nabot dan membunuhnya melalui tangan orang lain.
Namun sungguh mengejutkan karena ayat nas di atas menyatakan bahwa segala perbuatan Ahab yang teramat jahat ini tidak lagi diperhitungkan oleh Tuhan, sehingga Dia "...tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya;" (ayat nas). Mengapa? Karena Ahab mau merendahkan diri di hadapan Tuhan, "...ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban." (1 Raja-Raja 21:27). Inilah yang menggerakkan hati Tuhan untuk menyatakan belas kasihan-Nya. Ada tertulis: "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." (2 Tawarikh 7:14), "Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati;" (Mazmur 30:6).
Tuhan berfirman melalui nabi Elia bahwa Dia tidak jadi mendatangkan malapetaka pada zamannya dan barulah malapetaka itu datang pada zaman anaknya. Sekarang ini tidak banyak orang mau merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kebanyakan orang berlaku sombong dan merasa gengsi jika harus mengakui dosa dan kesalahannya, padahal "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal," (Ibrani 2:2b).
Jika saat ini kita hidup menyimpang dari jalan Tuhan, segeralah datang kepada Tuhan, rendahkan diri di hadapan-Nya dan bertobat, Tuhan pasti akann mengampuni dosa kita dan memulihkan keadaan kita.
Baca: 1 Raja-Raja 21:20-29
"Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya." 1 Raja-Raja 21:29
Ahab adalah seorang raja Israel yang berlaku jahat di mata Tuhan, "...dengan mengikuti berhala-berhala, tepat seperti yang dilakukan oleh orang Amori yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel." (1 Raja-Raja 21:26). Perbuatan Ahab ini benar-benar menimbulkan sakit hati Tuhan, sebab kejahatan yang diperbuatnya "...lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya." (1 Raja-Raja 16:33). Salah satu kejahatan Ahab adalah merampas kebun anggur milik Nabot dan membunuhnya melalui tangan orang lain.
Namun sungguh mengejutkan karena ayat nas di atas menyatakan bahwa segala perbuatan Ahab yang teramat jahat ini tidak lagi diperhitungkan oleh Tuhan, sehingga Dia "...tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya;" (ayat nas). Mengapa? Karena Ahab mau merendahkan diri di hadapan Tuhan, "...ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban." (1 Raja-Raja 21:27). Inilah yang menggerakkan hati Tuhan untuk menyatakan belas kasihan-Nya. Ada tertulis: "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." (2 Tawarikh 7:14), "Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati;" (Mazmur 30:6).
Tuhan berfirman melalui nabi Elia bahwa Dia tidak jadi mendatangkan malapetaka pada zamannya dan barulah malapetaka itu datang pada zaman anaknya. Sekarang ini tidak banyak orang mau merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kebanyakan orang berlaku sombong dan merasa gengsi jika harus mengakui dosa dan kesalahannya, padahal "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal," (Ibrani 2:2b).
Jika saat ini kita hidup menyimpang dari jalan Tuhan, segeralah datang kepada Tuhan, rendahkan diri di hadapan-Nya dan bertobat, Tuhan pasti akann mengampuni dosa kita dan memulihkan keadaan kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)