Sunday, April 7, 2019

PEREMPUAN SUNEM: Tak Sia-Sia Melayani Tuhan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 April 2019

Baca:  2 Raja-Raja 4:8-37

"Kemudian berkatalah Elisa: 'Apakah yang dapat kuperbuat baginya?' Jawab Gehazi: 'Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua.'"  2 Raja-Raja 4:14

Banyak orang Kristen berpikir bahwa jika sudah melayani Tuhan atau terlibat pelayanan kita akan terbebas dari segala jenis masalah atau kesulitan.  Firman Tuhan tidak menulis demikian!  Selama kita masih hidup kita takkan luput dari masalah, tapi bagi orang yang hidup benar pasti ada pertolongan, pemulihan, dan jalan keluar di dalam Tuhan.

     Perempuan Sunem dan suaminya ini memiliki hati yang mengasihi Tuhan dan punya roh yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan, tapi mereka juga mengalami masalah yang tak bisa dipandang remeh yaitu tidak mempunyai anak.  Sekalipun mengalami masalah yang berat, semangat keluarga ini dalam melayani Tuhan tak pernah surut.  Berbeda sekali dengan orang-orang Kristen di zaman sekarang, ketika ada masalah mereka justru mudah sekali kecewa dan mundur dari pelayanan.  Justru di tengah masalah seharusnya kita semakin mendekat kepada Tuhan dan giat melayani Dia.  Percayalah bahwa jerih lelah kita dalam melayani Tuhan tidak pernah sia-sia.  Berkatalah Elisa  (abdi Tuhan)  kepada perempuan Sunem:  "'Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki.' Tetapi jawab perempuan itu: 'Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!' Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya."  (ayat 16-17).  Tidak ada perkara yang mustahil bagi Tuhan!  Proses hidup yang harus dilalui keluarga ini tidak berhenti sampai di situ, anak yang diberikan Tuhan itu mati  (ayat 20).

     Perempuan Sunem pun datang kepada Elisa dan meminta pertolongan.  Meski tahu anaknya sudah mati, ibu ini tetap memperkatakan iman:  "'Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?'" Jawab perempuan itu: 'Selamat!'"  (ayat 26).  Lalu Elisa menyuruh Gehazi datang kepada keluarga ini, tapi tidak terjadi apa-apa.  Akhirnya Elisa sendiri yang datang dan bertindak, mujizat terjadi:  anak itu hidup kembali!  Ketekunan dan kesabaran perempuan Sunem ini pun terbayarkan.

Orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan berharap kepada-Nya tidak pernah dikecewakan!

Saturday, April 6, 2019

PEREMPUAN SUNEM: Tak Sia-Sia Melayani Tuhan (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 April 2019

Baca:  2 Raja-Raja 4:8-37

"Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus."  2 Raja-Raja 4:9

Keadaan yang serba cukup, semua serba nyaman, berkelimpahan atau kaya secara materi seringkali membuat orang menjadi lupa diri.  Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya mengabaikan perkara-perkara rohani dan tidak lagi hidup mengandalkan Tuhan.  Melayani Tuhan dianggap sebagai hal yang tak penting, hanya buang-buang waktu dan tenaga.  Mereka juga merasa sayang jika harus berkorban untuk pekerjaan Tuhan, karena hati mereka telah melekat dan terpaut kepada materi  (harta).

     Perempuan Sunem yang dikisahkan dalam Alkitab ini, bukanlah orang yang berekonomi lemah, tapi merupakan orang yang  'berada', tapi ia tidak hitung-hitungan dengan Tuhan.  Ia begitu mengasihi Tuhan dan memiliki kerinduan besar untuk melayani pekerjaan Tuhan.  Dengan berkat kekayaan yang dimiliki ia melayani Tuhan seperti ada tertulis:  "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,"  (Amsal 3:9).  Salah satu bukti kasihnya kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya adalah ia mengajak suaminya untuk membuat sebuah kamar atau ruangan khusus di rumahnya yang ia peruntukkan bagi hamba Tuhan yang singgah ke rumahnya.  Inilah hidup yang menjadi teladan bagi orang lain.  Teladan  (bahasa Yunani tupos)  artinya:  model, pola, contoh.  Jika perempuan Sunem ini tidak terlebih dahulu menunjukkan teladan hidup kepada suaminya, sulit rasanya ia bisa mengajak atau memengaruhi suaminya untuk mendukung pelayanan Tuhan ini.

     Alkitab menyatakan bahwa setiap orang yang menunjukkan kasih, perhatian atau menyambut hamba Tuhan  (utusan-Nya)  dengan baik, pasti Tuhan perhitungkan.  Mereka akan menerima upah untuk setiap korban dan jerih lelahnya.  "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."  (Matius 10:40-42).