Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 April 2019
Baca: Filipi 4:10-20
"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." Filipi 4:19
Tuhan menciptakan manusia pada hari terakhir, setelah segala sesuatu yang diperlukan manusia tersedia. Kemudian Ia menempatkan manusia di taman Eden dan berfirman: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kejadian 1:28), dan "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji
di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah
akan menjadi makananmu." (Kejadian 1:29).
Bentuk pemeliharaan Tuhan bagi kehidupan manusia: 1. Tuhan menyediakan. Jadi, bukan tanpa alasan jika Tuhan menciptakan manusia pada hari ke-6 setelah tumbuhan, hewan, dan musim diciptakan-Nya. Ini menunjukkan bahwa Tuhan telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia. Tuhan menciptakan tumbuh-tumbuhan dan sumber daya alam untuk menunjang kelangsungan hidup manusia. Tuhan juga menyediakan udara segar untuk kita hirup setiap harinya. 2. Tuhan menjamin. Firman Tuhan berkata, "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai." (Matius 6:25a). Tuhan memberikan gambaran tentang burung di udara dan bunga bakung di padang yang dipelihara-Nya, terlebih-lebih manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Dia (Kejadian 1:26). Tak perlu kita kuatir akan hidup ini, sebab Tuhan bertanggung jawab penuh atas kehidupan kita. 3. Menaburlah. Hidup berkelimpahan adalah salah satu bentuk pemeliharaan Tuhan atas umat-Nya. Agar kita tidak mengalami kekurangan, hal yang firman Tuhan ajarkan kepada kita adalah menabur: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang
dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke
dalam ribaanmu." (Lukas 6:38).
Rancangan Tuhan atas hidup kita adalah hidup yang diberkati. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berkata bahwa Tuhan itu baik dan sangat baik!
"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Yohanes 10:10b
Monday, April 1, 2019
Sunday, March 31, 2019
MENJADI BUAH BIBIR YANG POSITIF
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Maret 2019
Baca: Galatia 1:11-24
"...ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya." Galatia 1:23
Paulus, lahir di Tarsus, sebuah kota yang terkemuka zaman itu di wilayah Kilikia. Sebelum bertobat ia memiliki nama Saulus. Ia menjadi bahan pembicaraan (buah bibir) orang-orang pada zamannya karena perubahan hidupnya yang sangat radikal sehingga menimbulkan kekaguman banyak orang. Dari yang dulunya adalah penganiaya jemaat berubah menjadi berkat bagi jemaat. Perubahan ini pun diakui sendiri oleh Paulus: "Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya." (Galatia 1:13). Perubahan hidup yang dialami oleh Paulus ini bukan karena kekuatan dan gagah manusia, melainkan karena jamahan kuasa Roh Kudus.
Paulus menjadi teladan hidup (saksi hidup) dari pekerjaan Roh Kudus yang hanya dapat dikerjakan oleh Tuhan sendiri di dalam hati manusia. Pengalaman hidup bersama Tuhan yang mengubah hidupnya ini yang membuat Paulus dapat berkata, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Inilah kuasa firman yang terkandung di dalam Injil yang mengubah hidup manusia, karena firman Tuhan berkuasa untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16). Jika seorang sungguh-sunguh tinggal di dalam Tuhan dan firman-Nya, hidupnya pasti akan berubah. Perubahan hidup inilah yang akan memuliakan nama Tuhan, karena menjadi saksi yang hidup. Kekristenan yang sesungguhnya adalah proses perubahan hidup! Orang Kristen yang tidak pernah berubah adalah orang Kristen yang mati rohaninya. Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah berubah? Firman Tuhan berkata, "Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri." (Amsal 27:2).
Bagaimana dengan Saudara? Pembicaraan apa yang orang lain buat tentang hidup Saudara? Pembicaraan yang positif atau negatif? Apakah kita dapat berkata seperti Paulus ini: "Dan mereka memuliakan Allah karena aku." (Galatia 1:24).
Orang Kristen yang benar, hidupnya menjadi berkat, bukan batu sandungan.
Baca: Galatia 1:11-24
"...ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya." Galatia 1:23
Paulus, lahir di Tarsus, sebuah kota yang terkemuka zaman itu di wilayah Kilikia. Sebelum bertobat ia memiliki nama Saulus. Ia menjadi bahan pembicaraan (buah bibir) orang-orang pada zamannya karena perubahan hidupnya yang sangat radikal sehingga menimbulkan kekaguman banyak orang. Dari yang dulunya adalah penganiaya jemaat berubah menjadi berkat bagi jemaat. Perubahan ini pun diakui sendiri oleh Paulus: "Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya." (Galatia 1:13). Perubahan hidup yang dialami oleh Paulus ini bukan karena kekuatan dan gagah manusia, melainkan karena jamahan kuasa Roh Kudus.
Paulus menjadi teladan hidup (saksi hidup) dari pekerjaan Roh Kudus yang hanya dapat dikerjakan oleh Tuhan sendiri di dalam hati manusia. Pengalaman hidup bersama Tuhan yang mengubah hidupnya ini yang membuat Paulus dapat berkata, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Inilah kuasa firman yang terkandung di dalam Injil yang mengubah hidup manusia, karena firman Tuhan berkuasa untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16). Jika seorang sungguh-sunguh tinggal di dalam Tuhan dan firman-Nya, hidupnya pasti akan berubah. Perubahan hidup inilah yang akan memuliakan nama Tuhan, karena menjadi saksi yang hidup. Kekristenan yang sesungguhnya adalah proses perubahan hidup! Orang Kristen yang tidak pernah berubah adalah orang Kristen yang mati rohaninya. Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah berubah? Firman Tuhan berkata, "Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri." (Amsal 27:2).
Bagaimana dengan Saudara? Pembicaraan apa yang orang lain buat tentang hidup Saudara? Pembicaraan yang positif atau negatif? Apakah kita dapat berkata seperti Paulus ini: "Dan mereka memuliakan Allah karena aku." (Galatia 1:24).
Orang Kristen yang benar, hidupnya menjadi berkat, bukan batu sandungan.
Subscribe to:
Posts (Atom)