Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Maret 2019
Baca: Ibrani 13:1-6
"...cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah
berfirman: 'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.'" Ibrani 13:5
Ada banyak orang tidak pernah merasa puas atau tidak pernah merasa cukup dengan keadaan hidupnya. Mereka selalu merasa kurang, kurang dan kurang. Seperti tertulis: "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya." (Pengkhotbah 5:9). Rasa tidak puas dan tidak cukup inilah yang akhirnya menjerumuskan seseorang ke dalam berbagai masalah: terjerat urusan hutang-piutang. "...yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi." (Amsal 22:7), tersandung kasus hukum, dan terlibat dalam berbagai tindak kejahatan.
Seberapa pun besarnya berkat yang kita terima, belajarlah untuk tetap mengucap syukur kepada Tuhan, "Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah." (1 Timotius 6:6-8). Karena itu "...cukupkanlah dirimu dengan gajimu." (Lukas 3:14b). Kalau kita dapat puas dan bersyukur dengan keadaan yang ada pasti kita tak akan terserang berbagai penyakit syaraf, stres atau frustasi, dan kita dapat menjalani hidup dengan tenang. Sebaliknya "...mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan
ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang
menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan." (1 Timotius 6:9).
Kita harus berpegang teguh pada janji firman-Nya bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan kita. Sekecil apa pun berkat yang diberikan Tuhan tak akan mendatangkan malapetaka, tapi berkat yang dicari dengan jalan yang salah, sebesar apa pun pasti mendatangkan derita. "Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya." (Amsal 10:22). Andalkan Tuhan dan libatkan Dia di setiap usaha dan pekerjaan kita, niscaya berkat-berkat-Nya dicurahkan dalam hidup kita. Jika Tuhan yang membuka 'pintu' berkat bagi kita, tak ada kuasa mana pun dan manusia siapa pun yang dapat menutupnya, sebab "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka." (Pengkhotbah 3:11).
Tanpa rasa syukur, sebesar apa pun berkat yang ada tak memberi rasa cukup!
Tuesday, March 26, 2019
Monday, March 25, 2019
PELAYAN YANG MENYAMAR
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Maret 2019
Baca: 2 Korintus 11:7-33
"Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus." 2 Korintus 11:13
Orang dunia seringkali melihat segala sesuatu dari apa yang terlihat oleh kasat mata. Itulah sebabnya mereka mudah tertipu dan terpedaya karena tidak sanggup membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang asli dan mana yang palsu. Hal-hal tidak benar dan yang palsu ini tidak hanya terjadi di dunia luar, tapi juga terjadi di dunia pelayanan. Ada banyak orang menyebut diri pelayan Tuhan, tapi cara hidupnya sangat bertolak belakang dengan firman Tuhan. Rasul Paulus menyebutnya sebagai rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus (ayat nas).
Di zaman sekarang ini banyak orang lebih suka "...mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." (2 Timotius 4:3-4). Karena itu mereka tidak lagi peduli dengan 'kualitas rohani' dari para pelayan Tuhan, yang penting keinginan telinganya terpuaskan. Tak mengherankan banyak bermunculan pelayan-pelayan Tuhan palsu untuk menyamar. Melihat hal ini rasul Paulus tidak tinggal diam! "Tetapi apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan untuk mencegah mereka yang mencari kesempatan guna menyatakan, bahwa mereka sama dengan kami dalam hal yang dapat dimegahkan. Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka." (2 Korintus 11:12-15).
Alkitab memperingatkan bahwa di masa-masa akhir "Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang." (Matius 24:11). Kita harus selalu berjaga-jaga dan waspada! Ingat! "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." (Matius 7:16a). Kunci agar tidak jatuh dalam rupa-rupa pengajaran yang menyesatkan adalah semakin melekat kepada Tuhan dan makin meningkatkan kualitas kerohanian kita.
Orang yang dewasa rohani pasti tidak akan mudah terombang-ambingkan oleh ajaran palsu!
Baca: 2 Korintus 11:7-33
"Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus." 2 Korintus 11:13
Orang dunia seringkali melihat segala sesuatu dari apa yang terlihat oleh kasat mata. Itulah sebabnya mereka mudah tertipu dan terpedaya karena tidak sanggup membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang asli dan mana yang palsu. Hal-hal tidak benar dan yang palsu ini tidak hanya terjadi di dunia luar, tapi juga terjadi di dunia pelayanan. Ada banyak orang menyebut diri pelayan Tuhan, tapi cara hidupnya sangat bertolak belakang dengan firman Tuhan. Rasul Paulus menyebutnya sebagai rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus (ayat nas).
Di zaman sekarang ini banyak orang lebih suka "...mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." (2 Timotius 4:3-4). Karena itu mereka tidak lagi peduli dengan 'kualitas rohani' dari para pelayan Tuhan, yang penting keinginan telinganya terpuaskan. Tak mengherankan banyak bermunculan pelayan-pelayan Tuhan palsu untuk menyamar. Melihat hal ini rasul Paulus tidak tinggal diam! "Tetapi apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan untuk mencegah mereka yang mencari kesempatan guna menyatakan, bahwa mereka sama dengan kami dalam hal yang dapat dimegahkan. Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka." (2 Korintus 11:12-15).
Alkitab memperingatkan bahwa di masa-masa akhir "Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang." (Matius 24:11). Kita harus selalu berjaga-jaga dan waspada! Ingat! "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." (Matius 7:16a). Kunci agar tidak jatuh dalam rupa-rupa pengajaran yang menyesatkan adalah semakin melekat kepada Tuhan dan makin meningkatkan kualitas kerohanian kita.
Orang yang dewasa rohani pasti tidak akan mudah terombang-ambingkan oleh ajaran palsu!
Subscribe to:
Posts (Atom)