Monday, March 25, 2019

PELAYAN YANG MENYAMAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Maret 2019

Baca:  2 Korintus 11:7-33

"Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus."  2 Korintus 11:13

Orang dunia seringkali melihat segala sesuatu dari apa yang terlihat oleh kasat mata.  Itulah sebabnya mereka mudah tertipu dan terpedaya karena tidak sanggup membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang asli dan mana yang palsu.  Hal-hal tidak benar dan yang palsu ini tidak hanya terjadi di dunia luar, tapi juga terjadi di dunia pelayanan.  Ada banyak orang menyebut diri pelayan Tuhan, tapi cara hidupnya sangat bertolak belakang dengan firman Tuhan.  Rasul Paulus menyebutnya sebagai rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus  (ayat nas).

     Di zaman sekarang ini banyak orang lebih suka  "...mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng."  (2 Timotius 4:3-4).  Karena itu mereka tidak lagi peduli dengan  'kualitas rohani'  dari para pelayan Tuhan, yang penting keinginan telinganya terpuaskan.  Tak mengherankan banyak bermunculan pelayan-pelayan Tuhan palsu untuk menyamar.  Melihat hal ini rasul Paulus tidak tinggal diam!  "Tetapi apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan untuk mencegah mereka yang mencari kesempatan guna menyatakan, bahwa mereka sama dengan kami dalam hal yang dapat dimegahkan. Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka."  (2 Korintus 11:12-15).

     Alkitab memperingatkan bahwa di masa-masa akhir  "Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang."  (Matius 24:11).  Kita harus selalu berjaga-jaga dan waspada!  Ingat!  "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka."  (Matius 7:16a).  Kunci agar tidak jatuh dalam rupa-rupa pengajaran yang menyesatkan adalah semakin melekat kepada Tuhan dan makin meningkatkan kualitas kerohanian kita.

Orang yang dewasa rohani pasti tidak akan mudah terombang-ambingkan oleh ajaran palsu!

Sunday, March 24, 2019

KEPUTUSAN KITA MENENTUKAN HIDUP KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Maret 2019

Baca:  1 Samuel 27:1-12

"Dan lamanya Daud tinggal di daerah orang Filistin adalah satu tahun empat bulan."  1 Samuel 27:7

Daud mengerti benar bahwa sesungguhnya Tuhan sudah memilih dan mengurapi dia sebagai raja atas Israel yang baru, namun butuh kesabaran sampai waktu itu tergenapi, sebab Saul tak berhenti untuk mengejar dan berusaha untuk membunuhnya.  Dalam pelariannya ini hati dan pikiran Daud pun berkecamuk:  "Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul."  (1 Samuel 27:1a).

     Karena dihantui rasa takut Daud membuat keputusan:  "...tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya."  (1 Samuel 27:1b), padahal ia tahu persis orang-orang Filistin adalah penyembah berhala dan Tuhan melarang keras bangsa Israel bergaul dengan bangsa penyembah berhala.  Daud membuat keputusan yang keliru!  "Maka pada hari itu Akhis memberikan Ziklag kepadanya; itulah sebabnya Ziklag menjadi kepunyaan raja-raja Yehuda sampai sekarang."  (1 Samuel 27:6), dan menetaplah Daud di daerah Ziklag.  Daud berpikir Tuhan akan berkenan dengan keputusannya ini.  Sejak saat itu Daud dan pasukannya turut membantu orang-orang berperang, termasuk berperang melawan bangsanya sendiri.  Karena kasihnya yang besar kepada Daud Tuhan tidak membiarkan dia berlama-lama tinggal di tengah-tengah bangsa kafir, sehingga Tuhan mengijinkan orang Amalek datang menyerang tanah Negap dan Ziklag, tepat pada saat pasukan Daud bersama orang-orang Filistin hendak pergi berperang melawan bangsa Israel.

     Untunglah raja-raja kota orang Filistin menolak keberadaan pasukan Daud sehingga mereka menyuruh Daud dan pasukannya pulang ke Ziklag.  Sesampai di Ziklag mereka melihat kota itu sudah habis terbakar, isteri serta anak-anak mereka ditawan.  Ini menimbulkan kepedihan mendalam!  Tiba-tiba rakyat berbalik memusuhi Daud, bahkan hendak melemparinya dengan batu.  Daud benar-benar dalam keadaan terjepit dan hari itu ia kehilangan segala-galanya.  "Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN,"  (1 Samuel 30:6b).

Karena telah membuat keputusan yang salah dan tak melibatkan Tuhan, Daud harus menuai masalah!