Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Maret 2019
Baca: Wahyu 3:1-6
"Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang
seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba
datang kepadamu." Wahyu 3:3b
Firman Tuhan tak bosan-bosannya memperingatkan orang percaya untuk selalu waspada dan berjaga-jaga dalam menanti-nantikan kedatangan Tuhan. Mengapa? Sebab kedatangan Tuhan itu tidak bisa diduga dan dikira, sewaktu-waktu, kapan saja, dan bisa saja terjadi secara tiba-tiba. Alkitab menyatakan bahwa kedatangan Tuhan itu "...seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba
mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil
ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput." (1 Tesalonika 5:2-3). Tak seorang pun tahu kapan pencuri datang: entah itu pada siang bolong saat penghuni rumah sedang pergi atau ketika semua penghuni rumah sedang tertidur pulas di malam hari.
Siapkah kita menyambut kedatangan Tuhan? Karena kita tidak tahu secara pasti kapan Tuhan datang menjemput umat-Nya, maka kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bagaimana caranya? Hidup dalam pertobatan setiap hari. Bagi mereka yang tidak siap dan belum sungguh-sungguh bertobat, kabar tentang kedatangan Tuhan adalah hal yang sangat ditakutkan dan dikuatirkan. Pula tentang 'hari Tuhan' bagi tiap-tiap orang yaitu datangnya hari kematian. Ini pun menjadi rahasia Ilahi karena tidak ada seorang pun yang tahu secara pasti. Kalau kita dalam keadaan tidak siap, hal itu bisa menjadi jerat bagi kita. "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap
dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam
jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkhotbah 9:12).
Jangan lagi hidup semborono, milikilah hati yang takut akan Tuhan. Gunakan kesempatan yang singkat ini untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan, baik itu dalam ibadah atau pelayanan. Jadilah pelaku-pelaku firman. Bila ada tugas dan tanggung jawab yang Tuhan sudah percayakan kepada kita, mari kita kerjakan dengan sungguh-sungguh tanpa mempertimbangkan untung ruginya.
"Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." Matius 24:44
Sunday, March 3, 2019
Saturday, March 2, 2019
BUTUH BANYAK PEKERJA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Maret 2019
Baca: Lukas 10:1-12
"Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya." Lukas 10:1
Alkitab menyatakan Tuhan menunjuk 70 murid yang lain dan mengutus mereka melayani jiwa-jiwa dengan pergi berdua-dua ke setiap kota yang hendak Ia kunjungi. Siapa ke-70 murid itu? Disebut "...tujuh puluh murid yang lain..." Kata 'yang lain' menunjuk kepada mereka yang bukan 12 rasul (murid inti). Ke-12 rasul itu adalah mereka yang mengambil keputusan mengikut Kristus, belajar langsung dari-Nya dan hidup bersama-Nya. Mereka adalah orang-orang yang berkomitmen melayani Tuhan sepenuh hati dan full time.
Selain ke-12 murid itu ternyata ada sekelompok orang yang lain yang turut ambil bagian dalam pelayanan pemberitaan Injil. Sekalipun mereka tidak melayani Tuhan secara full time tetapi mereka punya hati yang terbeban untuk melayani pekerjaan Tuhan. Bisa saja mereka memiliki profesi sebagai pebisnis, pedagang, karyawan/karyawati, ibu rumah tangga, atau mungkin sebagai pelajar, tetapi mereka memiliki semangat yang menyala-nyala untuk menjangkau jiwa-jiwa dan memberitakan Injil. Tuhan berkata: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Lukas 10:2). Pernyataan Tuhan ini menyiratkan bahwa ladang Tuhan membutuhkan banyak pekerja; dan kebutuhan tentang pekerja ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak.
Setiap orang percaya diharapkan merespons panggilan Tuhan ini. Inilah kairos yang Tuhan berikan! Waktu untuk melayani Tuhan dan menjangkau jiwa-jiwa bukanlah esok, lusa, minggu depan, bulan depan atau tahun depan, tetapi sekarang ini juga! Jangan pernah menunda-nunda waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan. "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Tugas melayani jiwa-jiwa dan memberitakan Injil itu tak sepenuhnya menjadi tanggung jawab para gembala atau penginjil, tapi setiap kita harus turut ambil bagian.
Ladang-ladang sudah sangat menguning, tapi pekerja masih sedikit. Tidak terbebankah Saudara?
Baca: Lukas 10:1-12
"Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya." Lukas 10:1
Alkitab menyatakan Tuhan menunjuk 70 murid yang lain dan mengutus mereka melayani jiwa-jiwa dengan pergi berdua-dua ke setiap kota yang hendak Ia kunjungi. Siapa ke-70 murid itu? Disebut "...tujuh puluh murid yang lain..." Kata 'yang lain' menunjuk kepada mereka yang bukan 12 rasul (murid inti). Ke-12 rasul itu adalah mereka yang mengambil keputusan mengikut Kristus, belajar langsung dari-Nya dan hidup bersama-Nya. Mereka adalah orang-orang yang berkomitmen melayani Tuhan sepenuh hati dan full time.
Selain ke-12 murid itu ternyata ada sekelompok orang yang lain yang turut ambil bagian dalam pelayanan pemberitaan Injil. Sekalipun mereka tidak melayani Tuhan secara full time tetapi mereka punya hati yang terbeban untuk melayani pekerjaan Tuhan. Bisa saja mereka memiliki profesi sebagai pebisnis, pedagang, karyawan/karyawati, ibu rumah tangga, atau mungkin sebagai pelajar, tetapi mereka memiliki semangat yang menyala-nyala untuk menjangkau jiwa-jiwa dan memberitakan Injil. Tuhan berkata: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Lukas 10:2). Pernyataan Tuhan ini menyiratkan bahwa ladang Tuhan membutuhkan banyak pekerja; dan kebutuhan tentang pekerja ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak.
Setiap orang percaya diharapkan merespons panggilan Tuhan ini. Inilah kairos yang Tuhan berikan! Waktu untuk melayani Tuhan dan menjangkau jiwa-jiwa bukanlah esok, lusa, minggu depan, bulan depan atau tahun depan, tetapi sekarang ini juga! Jangan pernah menunda-nunda waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan. "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Tugas melayani jiwa-jiwa dan memberitakan Injil itu tak sepenuhnya menjadi tanggung jawab para gembala atau penginjil, tapi setiap kita harus turut ambil bagian.
Ladang-ladang sudah sangat menguning, tapi pekerja masih sedikit. Tidak terbebankah Saudara?
Subscribe to:
Posts (Atom)