Wednesday, February 27, 2019

KRISTUS MELEPASKAN KITA DARI PENJAJAHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Februari 2019

Baca:  Roma 6:15-23

"Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal."  Roma 6:22

Baik sebagai pribadi  (perorangan), kelompok atau suatu bangsa, tak ada satu pun yang mau hidup dijajah.  Semua orang pasti ingin hidup merdeka seutuhnya!  Hidup di bawah penjajahan pihak lain itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan yang luar biasa.

     Banyak orang tidak menyadari dirinya masih hidup dalam penjajahan:  dijajah dosa, dijajah hawa nafsunya sendiri, bahkan dijajah kuasa-kuasa gelap yang menguasai dirinya, seperti rasul Paulus tulis:  "Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain."  (Efesus 2:1-3).  Tetapi sekarang, setelah ditebus oleh darah Kristus dan diselamatkan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, semua rantai dosa yang selama ini mengikat dan membelenggu kita dengan segala perbuatan jahat, sudah dipatahkan.  "Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal."  (Roma 6:20-22).

     Inilah kemerdekaan yang sejati yaitu kemerdekaan yang Kristus sudah berikan, sehingga kita bukan lagi menjadi hamba dosa tetapi menjadi hamba kebenaran, dan sekarang kita dibenarkan di hadapan bapa yang memungkinkan kita memiliki sukacita dan damai sejahtera sekalipun hidup di tengah zaman yang berat.

Karena sudah dimerdekakan oleh Kristus, maka kita tidak boleh lagi hidup dalam dosa!

Tuesday, February 26, 2019

DEGRADASI MORAL DI AKHIR ZAMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Februari 2019

Baca:  2 Timotius 3:1-9

"Manusia akan mencintai dirinya sendiri...lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah."  2 Timotius 3:2, 4

Manusia diciptakan Tuhan menurut gambar dan rupa-Nya  (Kejadian 1:26-27)  sehingga manusia lebih istimewa dibandingkan dengan ciptaan-Nya yang lainnya.  Namun dalam keistimewaannya itu manusia justru memberontak terhadap Tuhan dan hidup menyimpang dari jalan-jalan-Nya.  Semakin hari kejahatan manusia semakin menjadi-jadi,  "...segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,"  (Kejadian 6:5).  Apa yang manusia perbuat benar-benar memilukan hati Tuhan, sampai-sampai Tuhan merasa menyesal telah menciptakan manusia di bumi  (Kejadian 6:5-6).

     Degradasi moral atau kebobrokan karakter manusia di luar Kristus menjadi salah satu ciri populer menjelang hari kedatangan Tuhan.  Bahkan kalau kita perhatikan, di media massa hampir setiap hari perilaku jahat manusia atau kebobrokan karakter manusia ini menjadi berita utama.  Dalam pembacaan firman Tuhan yang berperikop  'Keadaan manusia pada akhir zaman'  ini kita melihat ciri-ciri karakter manusia pada akhir zaman, seperti tertulis:  "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya."  (2 Timotius 3:2-5).  Bukankah hal ini jelas-jelas terjadi dan merupakan fakta yang tak terbantahkan?

     Akibat perilaku manusia yang semakin menyimpang dari kehendak Tuhan, orang percaya pun terkena dampaknya.  "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan."  (2 Timotius 3:12-13).

Orang percaya dituntut punya kehidupan yang berbeda dengan dunia, apa pun resikonya!