Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Februari 2019
Baca: 2 Korintus 4:16-18
"Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami
semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke
sehari." 2 Korintus 4:16
Banyak orang pandangannya hanya terfokus atau tertuju kepada hal-hal yang kelihatan atau yang tampak oleh mata jasmani. Karena hanya memusatkan perhatian terhadap hal-hal yang kelihatan saja, mereka mudah sekali tawar hati. Tawar hati adalah ungkapan yang menyatakan suatu keadaan seseorang yang sedang tidak bersemangat, tak ada kemauan atau motivasi lagi, tidak lagi antusias, hilang keberanian, atau kecewa.
Melihat bahwa tubuh lahiriahnya semakin merosot, orang menjadi tawar hati. Tubuh lahiriah (jasmani) semakin hari semakin merosot adalah fakta yang tak bisa kita hindari. Bagaimanapun juga semakin bertambahnya usia seseorang, semakin tua, maka fisik pun semakin melemah. Tak ada obat atau cara untuk menghambat menjadi tua atau bertahan agar tetap awet muda. Tidak sedikit orang menjadi stres karena takut tua, takut fisiknya tidak bagus lagi, karena itu mereka berusaha sedemikian rupa untuk memermak tubuhnya dengan cara operasi sana sini. Rasul Paulus tidak tawar hati sekalipun tubuh lahiriahnya semakin merosot (ayat nas), karena ia sadar bahwa manusia itu berasal dari debu (Kejadian 2:7). Pada saatnya manusia akan kembali kepada debu. "...sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." (Kejadian 3:19).
Yang menguatkan rasul Paulus, sekalipun manusia lahiriahnya merosot, manusia batiniahnya diperbaharui dari hari ke sehari. Ada kebenaran di sini: ada manusia lahiriah dan batiniah; ada yang kelihatan dan tak kelihatan. Manusia lahiriah atau yang kelihatan sifatnya hanya sementara, akan kembali kepada debu. Tetapi manusia batiniah itu kekal dan akan membawa kita bertemu Tuhan. Alkitab menyatakan bahwa pada saat kedatangan Kristus kelak, orang percaya akan hidup dengan tubuh yang sudah dibangkitkan dan dimuliakan. "Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh
rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah." (1 Korintus 15:42-44).
Friday, February 15, 2019
Thursday, February 14, 2019
HATI MASIH BERPAUT 'MESIR'
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Februari 2019
Baca: Kolose 3:1-17
"Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi,..." Kolose 3:5
Sekalipun sudah diselamatkan Kristus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, masih banyak orang Kristen yang berlaku seperti bangsa Israel, yang sekalipun sudah dibawa keluar dari Mesir, hati dan pikiran mereka tetap tertuju kepada Mesir. Mereka terus membanding-bandingkan dengan keadaan saat masih berada di Mesir. Bahkan, mereka merasa lebih suka dan nyaman berada di Mesir, yang meskipun jadi budak, tapi cukup makanan dan minuman. Perhatikan ini! "Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih." (Bilangan 11:5), "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." (Keluaran 16:3).
Di Mesir memang ada kelimpahan, tetapi di balik kelimpahan itu mereka berada dalam penindasan dan perbudakan. Ini berbicara tentang kehidupan orang Kristen yang masih mengutamakan hal-hal jasmaniah atau perkara-perkara duniawi. Yang dipikirkan hanyalah isi perutnya, karena itu mereka selalu mengenang makanan di Mesir. Firman Tuhan memperingatkan: "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2). Orang Kristen 'Mesir' adalah orang yang masih diperbudak oleh dunia dengan segala kenyamanannya. Mereka enggan menanggalkan kehidupan manusia lamanya. Lebih memilih untuk hidup menuruti keinginan daging daripada tunduk pada pimpinan Roh Kudus. Ibadah atau pelayanan dilakukan tak lebih dari sekedar rutinitas! Pulang dari ibadah dan pelayanan tetap kembali kepada kehidupan 'Mesir'.
Selama hidup kita masih belum sepenuhnya terlepas dari 'Mesir', sulit rasanya kita mencapai Tanah Perjanjian. Kehidupan di dalam cengkeraman Iblis dan diperbudak olehnya. Tanah perjanjian berbicara tentang penggenapan janji-janji Tuhan. Karena itu milikilah komitmen untuk keluar dari 'Mesir' yang adalah lambang dunia.
Tinggalkan segala kenyamanan dunia dan jangan hidup menurut daging, sebab hal itu hanya akan menuntun seseorang kepada kebinasaan!
Baca: Kolose 3:1-17
"Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi,..." Kolose 3:5
Sekalipun sudah diselamatkan Kristus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, masih banyak orang Kristen yang berlaku seperti bangsa Israel, yang sekalipun sudah dibawa keluar dari Mesir, hati dan pikiran mereka tetap tertuju kepada Mesir. Mereka terus membanding-bandingkan dengan keadaan saat masih berada di Mesir. Bahkan, mereka merasa lebih suka dan nyaman berada di Mesir, yang meskipun jadi budak, tapi cukup makanan dan minuman. Perhatikan ini! "Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih." (Bilangan 11:5), "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." (Keluaran 16:3).
Di Mesir memang ada kelimpahan, tetapi di balik kelimpahan itu mereka berada dalam penindasan dan perbudakan. Ini berbicara tentang kehidupan orang Kristen yang masih mengutamakan hal-hal jasmaniah atau perkara-perkara duniawi. Yang dipikirkan hanyalah isi perutnya, karena itu mereka selalu mengenang makanan di Mesir. Firman Tuhan memperingatkan: "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2). Orang Kristen 'Mesir' adalah orang yang masih diperbudak oleh dunia dengan segala kenyamanannya. Mereka enggan menanggalkan kehidupan manusia lamanya. Lebih memilih untuk hidup menuruti keinginan daging daripada tunduk pada pimpinan Roh Kudus. Ibadah atau pelayanan dilakukan tak lebih dari sekedar rutinitas! Pulang dari ibadah dan pelayanan tetap kembali kepada kehidupan 'Mesir'.
Selama hidup kita masih belum sepenuhnya terlepas dari 'Mesir', sulit rasanya kita mencapai Tanah Perjanjian. Kehidupan di dalam cengkeraman Iblis dan diperbudak olehnya. Tanah perjanjian berbicara tentang penggenapan janji-janji Tuhan. Karena itu milikilah komitmen untuk keluar dari 'Mesir' yang adalah lambang dunia.
Tinggalkan segala kenyamanan dunia dan jangan hidup menurut daging, sebab hal itu hanya akan menuntun seseorang kepada kebinasaan!
Subscribe to:
Posts (Atom)