Monday, February 11, 2019

BERJUANGLAH AGAR TIDAK TERTINGGAL

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Februari 2019

Baca:  Yoel 3:9-21

"Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!"  Yoel 3:9

Waktu kini bergulir sangat cepat!  Sadar atau tidak, sesungguhnya kita sedang berada dalam hitungan mundur menuju kepada hari kedatangan Tuhan yang mendekat.  Posisi kita ini layaknya seorang pelari yang sedang berlari di lintasan dan berada di putaran terakhir, tinggal selangkah lagi kita akan mencapai garis finis.  Tidak ada waktu untuk kita berleha-leha, melainkan kita harus berlari sedemikian rupa supaya tidak tertinggal.

     Oleh karena itu  "...marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."  (Ibrani 12:1).  'Beban yang merintangi'  ini berbicara tentang zona nyaman, masalah, penderitaan, kemalasan, segala keinginan daging, dan semua perkara yang menghalangi kita untuk berbuat maksimal bagi Tuhan.  Seringkali karena hal-hal tersebut banyak orang percaya menunda-nunda waktu dan menangguhkan panggilan Tuhan dalam hidupnya.  Kita menyerah kalah pada situasi atau keadaan, tak mau membayar harga.  kita lebih memilih untuk berhenti dari perlombaan iman.  Hai prajurit-prajurit Kristus, inilah saatnya, dan  "...bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!"  (ayat nas).  Di akhir zaman ini Tuhan sedang mencari prajurit-prajurit sorgawi yang bermental pahlawan, bukan prajurit manja yang menyerah kalah sebelum berperang.  "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya."  (2 Timotius 2:4).

     Mau kerjakan panggilan Tuhan dengan kasih dan kerelaan hati, tangkaplah kairos  (waktu perkenanan)  Tuhan ini!  "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  (Roma 12:11), karena pada saatnya kita harus mempertanggungjawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan.  "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."  (Lukas 12:48b).

"Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."  Matius 20:16

Sunday, February 10, 2019

TIDAK TAAT: Menjadi Orang Buangan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Februari 2019

Baca:  1 Tawarikh 9:1-34

"...orang Yehuda telah diangkut ke dalam pembuangan ke Babel oleh karena perbuatan mereka yang tidak setia."  1 Tawarikh 9:1

Bangsa Israel adalah bangsa yang paling beruntung di antara bangsa-bangsa lain, karena statusnya adalah bangsa pilihan Tuhan dan menjadi umat yang dikasihi-Nya sedemikian rupa.  Begitu luar biasanya Tuhan menuntun dan membela umat-Nya ini sehingga setiap kali mereka berperang melawan musuh, kemenangan selalu menjadi milik bangsa Israel, karena Tuhan selalu menyertai dan ada di pihak mereka.

     Namun di ayat nas tampak masa-masa kejayaan bangsa Israel hilang lenyap.  Kemegahan, kebesaran dan kejayaan di masa-masa Salomo hilang tak berbekas, tinggal puing-puing kehancuran, padahal pada waktu itu semua bangsa begitu mengagumi dan menghormatinya.  Mereka tak berdaya dan takluk di tangan orang-orang Babel.  Kerajaan Israel hancur dan semua penduduknya diangkut keluar dari Israel ke dalam pembuangan di Babel alias menjadi tawanan.  Saat itu orang-orang Israel menyandang status baru yaitu sebagai orang-orang buangan.  Tragis sekali!  Apakah kasih Tuhan sudah berubah?  Apakah mata Tuhan tidak melihat penderitaan yang mereka alami?  Bukankah Tuhan pernah berkata kepada Musa,  "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka."  (Keluaran 3:7).

     Firman Tuhan secara jelas menyatakan bahwa  "orang Yehuda telah diangkut ke dalam pembuangan ke Babel oleh karena perbuatan mereka yang tidak setia."  (ayat nas).  Bangsa Israel mengalami kegagalan dan dipermalukan oleh bangsa lain oleh karena mereka berlaku tidak setia kepada Tuhan.  Mereka tidak lagi mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, bahkan hati mereka telah berpaut kepada ilah-ilah lain.  Sesungguhnya Tuhan telah berlaku sabar terhadap mereka, tapi kesabaran Tuhan justru disalahgunakan.  Teguran dan peringatan Tuhan tak pernah dihiraukannya!  Karena ketidaksetiaannya inilah akhirnya Tuhan mengijinkan hal-hal buruk menimpa mereka sebagai bentuk hajaran.  Mereka pun dengan mudah dikalahkan dan ditawan oleh Babel.

Tak ingin mengalami hal-hal yang buruk?  Perhatikan setiap teguran Tuhan dan taatlah!