Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Januari 2019
Baca: Amos 6:1-14
"Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang
merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari
bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa
datang!" Amos 6:1
Melalui nabi Amos Tuhan memberikan peringatan keras kepada bangsa Israel (Samaria dan Yehuda) yang saat itu sedang terlena dengan zona nyaman. Mereka sudah berpuas diri dengan keberadaan mereka saat itu. Mereka berpikir bahwa keberhasilan secara materi adalah bukti bahwa mereka hidup di bawah berkat Tuhan. Itulah sebabnya mereka merasa aman di Sion dan merasa tenteram di gunung Samaria.
Sion adalah kota yang menjadi pusat peribadatan bagi bangsa Yehuda, tempat di mana mereka biasa melakukan ritual keagamaan dan mempersembahkan korban kepada Tuhan. Mereka berpikir semua yang diperbuatnya itu berkenan di hati Tuhan. Sayang sekali Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan ibadah dan persembahan mereka, sebab ibadah mereka tidak lebih dari sekedar ritual agama atau kebiasaan saja, sedangkan hati mereka jauh dari Tuhan. Ibadah dan persembahan tanpa disertai pertobatan hidup tidak ada gunanya, apalagi mereka masih suka menyembah kepada berhala. Jangan pernah mengira bahwa dengan rajin ke gereja, terlibat pelayanan dan memberi persembahan dalam jumlah besar untuk gereja, hati Tuhan langsung disenangkan. Ibadah yang sesungguhnya adalah berkenaan dengan ketaatan kita melakukan kehendak Tuhan: "Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti
perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada
kebenaran." (1 Yohanes 2:4).
Samaria adalah pusat kekayaan dan kuasa. Bangsa Israel merasa tenteram karena memiliki kekayaan materi yang melimpah. Firman Tuhan memperingatkan agar kita tidak menyandarkan hidup kita kepada kekayaan, sebab kekayaan adalah sesuatu yang tidak pasti dan mudah lenyap seketika. "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi
kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti
nyawanya?" (Matius 16:26). Nabi Amos mengingatkan, daripada hidup berbahagia dengan segala kemewahan materi, adalah lebih baik bangsa Israel meratapi dosa-dosanya dan segera bertobat sebelum malapetaka datang menimpa mereka.
Hidup benar di hadapan Tuhan itulah yang memberikan rasa aman dan tenteram!
Tuesday, January 22, 2019
Monday, January 21, 2019
KASIH SEBAGAI DASAR KETAATAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Januari 2019
Baca: Ulangan 11:1-7
"Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya." Ulangan 11:1
Ketaatan berbicara tentang harga yang harus dibayar, sesuatu yang harus dikorbankan, penyangkalan diri. Inilah yang berusaha dihindari orang, karena kebanyakan orang maunya hidup sesuka hati, tidak mau diatur, dan hidup menuruti segala keinginan daging. Kalaupun orang mau taat, dilakukan dengan keterpaksaan, takut terkena sanksi.
Dari pembacaan firman Tuhan di atas ada dua kata yang menjadi dasar dari ketaatan yaitu mengasihi dan melakukan. Ketaatan yang sejati haruslah berdasarkan kasih. Karena itulah Kristus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." (Yohanes 14:15). Jika seseorang benar-benar mengasihi Tuhan, ia akan melakukan perintah Tuhan tersebut dan terasa ringan atau tidak berat. "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat," (1 Yohanes 5:3). Ketaatan juga berkaitan erat dengan penundukan diri, yaitu tindakan sukarela dari seseorang untuk menempatkan dirinya di bawah kuasa orang lain. Ketaatan adalah hal yang mutlak! Karena itulah umat Israel diperintahkan Tuhan untuk menulis perintah-perintah tersebut di ambang pintu rumah mereka, sehingga mereka bisa melihatnya ketika mereka ke luar dan masuk rumah.
Sekarang keputusan dan pilihan ada di tangan kita masing-masing! Kalau kita mau taat, janji Tuhan pasti akan tergenapi dalam hidup kita. Dengan kata lain ketaatan mendatangkan berkat! Sebaliknya, ketidaktaatan akan mendatangkan kutuk bagi kita. "Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal." (Ulangan 11:26-28).
Seorang yang mengasihi Tuhan pasti akan taat melakukan kehendak Tuhan di segala situasi!
Baca: Ulangan 11:1-7
"Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya." Ulangan 11:1
Ketaatan berbicara tentang harga yang harus dibayar, sesuatu yang harus dikorbankan, penyangkalan diri. Inilah yang berusaha dihindari orang, karena kebanyakan orang maunya hidup sesuka hati, tidak mau diatur, dan hidup menuruti segala keinginan daging. Kalaupun orang mau taat, dilakukan dengan keterpaksaan, takut terkena sanksi.
Dari pembacaan firman Tuhan di atas ada dua kata yang menjadi dasar dari ketaatan yaitu mengasihi dan melakukan. Ketaatan yang sejati haruslah berdasarkan kasih. Karena itulah Kristus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." (Yohanes 14:15). Jika seseorang benar-benar mengasihi Tuhan, ia akan melakukan perintah Tuhan tersebut dan terasa ringan atau tidak berat. "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat," (1 Yohanes 5:3). Ketaatan juga berkaitan erat dengan penundukan diri, yaitu tindakan sukarela dari seseorang untuk menempatkan dirinya di bawah kuasa orang lain. Ketaatan adalah hal yang mutlak! Karena itulah umat Israel diperintahkan Tuhan untuk menulis perintah-perintah tersebut di ambang pintu rumah mereka, sehingga mereka bisa melihatnya ketika mereka ke luar dan masuk rumah.
Sekarang keputusan dan pilihan ada di tangan kita masing-masing! Kalau kita mau taat, janji Tuhan pasti akan tergenapi dalam hidup kita. Dengan kata lain ketaatan mendatangkan berkat! Sebaliknya, ketidaktaatan akan mendatangkan kutuk bagi kita. "Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal." (Ulangan 11:26-28).
Seorang yang mengasihi Tuhan pasti akan taat melakukan kehendak Tuhan di segala situasi!
Subscribe to:
Posts (Atom)