Monday, January 21, 2019

KASIH SEBAGAI DASAR KETAATAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Januari 2019

Baca:  Ulangan 11:1-7

"Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya."  Ulangan 11:1

Ketaatan berbicara tentang harga yang harus dibayar, sesuatu yang harus dikorbankan, penyangkalan diri.  Inilah yang berusaha dihindari orang, karena kebanyakan orang maunya hidup sesuka hati, tidak mau diatur, dan hidup menuruti segala keinginan daging.  Kalaupun orang mau taat, dilakukan dengan keterpaksaan, takut terkena sanksi.

     Dari pembacaan firman Tuhan di atas ada dua kata yang menjadi dasar dari ketaatan yaitu mengasihi dan melakukan.  Ketaatan yang sejati haruslah berdasarkan kasih.  Karena itulah Kristus berkata,  "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."  (Yohanes 14:15).  Jika seseorang benar-benar mengasihi Tuhan, ia akan melakukan perintah Tuhan tersebut dan terasa ringan atau tidak berat.  "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,"  (1 Yohanes 5:3).  Ketaatan juga berkaitan erat dengan penundukan diri, yaitu tindakan sukarela dari seseorang untuk menempatkan dirinya di bawah kuasa orang lain.  Ketaatan adalah hal yang mutlak!  Karena itulah umat Israel diperintahkan Tuhan untuk menulis perintah-perintah tersebut di ambang pintu rumah mereka, sehingga mereka bisa melihatnya ketika mereka ke luar dan masuk rumah.

     Sekarang keputusan dan pilihan ada di tangan kita masing-masing!  Kalau kita mau taat, janji Tuhan pasti akan tergenapi dalam hidup kita.  Dengan kata lain ketaatan mendatangkan berkat!  Sebaliknya, ketidaktaatan akan mendatangkan kutuk bagi kita.  "Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal."  (Ulangan 11:26-28).

Seorang yang mengasihi Tuhan pasti akan taat melakukan kehendak Tuhan di segala situasi!

Sunday, January 20, 2019

PELAYANAN YANG TUHAN PERHITUNGKAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Januari 2019

Baca:  1 Korintus 1:18-31

"dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,"  1 Korintus 1:28

Pelayanan kita akan dikenan Tuhan dan mendatangkan penghargaan dari-Nya apabila kita melayani Dia dengan penuh kerendahan hati.  Ada banyak orang Kristen menjadi sombong ketika sudah terlibat dalam pelayanan.  Tidak sedikit dari mereka yang mau melayani pekerjaan Tuhan asalkan pelayanan tersebut terlihat oleh banyak orang.  Secara kasat mata mereka tampak melayani Tuhan, tapi sesungguhnya motif pelayanan mereka adalah untuk kepentingan diri sendiri, mencari pujian dan pengakuan dari manusia.  Pelayanan yang berkenan adalah:  "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."  (Yohanes 3:30).  Jadi pelayanan yang benar haruslah berorientasi dan berpusat hanya kepada Tuhan Sang empunya ladang pelayanan.

     Dalam melayani Tuhan kita tidak bisa mengandalkan akal atau kekuatan sendiri, kita harus senantiasa mengandalkan Roh Kudus, sebab melayani Tuhan itu tidak berbicara tentang kemampuan atau kehebatan seseorang.  "Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin."  (1 Petrus 4:11).  Kesediaan kita untuk melayani itu jauh lebih penting daripada kemampuan kita.  Tuhan memanggil dan memilih seseorang untuk melayani pekerjaan-Nya bukan berdasarkan kualifikasi manusiawi atau menurut ukuran dunia;  sekalipun kita adalah orang-orang yang sederhana, tidak terpandang, atau bahkan dianggap bodoh oleh dunia, Tuhan tetap mau memakai kita.

     Pelayanan yang beroleh penghargaan dari Tuhan adalah pelayanan yang disertai dengan pertobatan.  Apalah artinya sibuk melayani jika kita sendiri tidak taat melakukan kehendak Tuhan.  "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."  (Yohanes 14:21).

Upah besar Tuhan sediakan bagi setiap orang yang melayani Dia dengan penuh integritas!