Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Januari 2019
Baca: Matius 3:7-12
"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." Matius 3:8
Pertobatan adalah bagian terpenting dalam kehidupan kekristenan. Kekristenan tanpa disertai dengan pertobatan hidup adalah sia-sia, tak ada arti apa-apa di pemandangan mata Tuhan. Karena itu Yohanes Pembaptis menegur keras orang-orang Farisi dan Saduki yang datang kepadanya untuk dibaptis. Mengapa? Karena ibadah dan pelayanan yang mereka jalankan itu tak lebih dari sekedar kegiatan agamawi semata. Sekalipun mereka tampak mahir dan fasih tentang Hukum Taurat, tapi mereka sendiri tidak melakukan Taurat tersebut; dan kalau pun mereka tampak giat beribadah dan melayani, itu dilakukan dengan suatu tendensi atau motivasi yang terselubung, yaitu supaya dilihat orang dan beroleh pujian dan penghormatan dari manusia (Matius 23:5-7).
Tuhan menyebut orang-orang seperti itu sebagai orang-orang yang munafik. Menurut kamus bahasa Indonesia kata munafik memiliki makna: bermuka dua; perkataan berbeda dengan isi hati; berpura-pura percaya atau setia kepada agama, tetapi sebenarnya di hatinya tidak; suka (selalu) mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya. Tuhan pun mengibaratkan keberadaan mereka "...seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya
memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang
belulang dan pelbagai jenis kotoran." (Matius 23:27). Ini menjadi peringatan keras bagi semua orang percaya! Apakah selama ini ibadah dan pelayanan yang kita lakukan tak lebih dari sekedar rutinitas mingguan saja? Jika ibadah dan pelayanan kita seperti itu, mustahil kita mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan.
Tanda bahwa seseorang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan adalah perubahan hidup (pertobatan) yaitu dihasilkannya buah Roh: "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23), sebab dari buahnya saja setiap kita dapat dikenali (Matius 12:33). Sehebat apa pun pelayanan seseorang di atas mimbar, atau serajin apa pun ia beribadah di gereja, jika tidak ada buah pertobatan dalam kehidupan sehari-hari, semua akan terlihat palsu di hadapan Tuhan.
Yang Tuhan kehendaki adalah kita menjadi pelaku firman! Jika tidak, pada saatnya nanti Tuhan akan menolak kita: "Aku tidak pernah mengenal kamu!" Matius 7:23
Saturday, January 12, 2019
Friday, January 11, 2019
JANGAN LAGI SUAM-SUAM KUKU
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Januari 2019
Baca: Ibrani 12:1-17
"Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan." Ibrani 12:16
Zaman di mana kita hidup sekarang ini adalah zaman yang sedang mengalami percepatan dari Tuhan, di mana Tuhan menyatakan kehendak dan rencana-Nya semakin nyata dari hari ke sehari. Langkah kaki kita sedang mendekati garis akhir, karena itu kita harus semakin memacu diri dan berlari sedemikian rupa. Kita tak dapat menjadi orang Kristen yang mempunyai sifat seperti Esau, yang demi memuaskan kedagingannya, rela menjual hak kesulungannya. Jangan sampai kita mengalami nasib seperti Esau, di mana penyesalan menjadi tiada guna, "Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata." (Ibrani 12:17).
Rasul Paulus memperingatkan dengan keras: "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7). Tuhan tak akan berpura-pura tak melihat perbuatan dosa-dosa kecil kita. Api Tuhan akan membakar kita jika kita tetap bermain-main dengan dosa, sebab kita hidup di zaman akhir, di mana Roh Kudus akan semakin menyempurnakan hidup kita demi menyongsong kedatangan Kristus. Inilah saat-saat yang terbaik bagi kita untuk hidup taat kepada Tuhan selagi kita masih diberi kesempatan, selagi pintu kemurahan Tuhan masih terbuka bagi siapa yang mau datang kepada-Nya.
Suatu ketika nabi Elia menantang umat Israel yang terpengaruh oleh nabi-nabi Baal. "'Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.'" Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun." (1 Raja-Raja 18:21). Artinya jika rakyat percaya kepada Tuhan yang hidup, biarlah mereka mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh, tapi jika mereka menganggap bahwa Baal itu tuhan, biarlah mereka mengikuti Baal. Sampai saat ini masih banyak orang Kristen yang kehidupan rohaninya suam-suam kuku, tidak panas atau tidak dingin, beribadah kepada Tuhan, tapi juga masih berkompromi dengan dunia.
Firman Tuhan berkata, "...karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." Wahyu 3:16
Baca: Ibrani 12:1-17
"Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan." Ibrani 12:16
Zaman di mana kita hidup sekarang ini adalah zaman yang sedang mengalami percepatan dari Tuhan, di mana Tuhan menyatakan kehendak dan rencana-Nya semakin nyata dari hari ke sehari. Langkah kaki kita sedang mendekati garis akhir, karena itu kita harus semakin memacu diri dan berlari sedemikian rupa. Kita tak dapat menjadi orang Kristen yang mempunyai sifat seperti Esau, yang demi memuaskan kedagingannya, rela menjual hak kesulungannya. Jangan sampai kita mengalami nasib seperti Esau, di mana penyesalan menjadi tiada guna, "Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata." (Ibrani 12:17).
Rasul Paulus memperingatkan dengan keras: "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7). Tuhan tak akan berpura-pura tak melihat perbuatan dosa-dosa kecil kita. Api Tuhan akan membakar kita jika kita tetap bermain-main dengan dosa, sebab kita hidup di zaman akhir, di mana Roh Kudus akan semakin menyempurnakan hidup kita demi menyongsong kedatangan Kristus. Inilah saat-saat yang terbaik bagi kita untuk hidup taat kepada Tuhan selagi kita masih diberi kesempatan, selagi pintu kemurahan Tuhan masih terbuka bagi siapa yang mau datang kepada-Nya.
Suatu ketika nabi Elia menantang umat Israel yang terpengaruh oleh nabi-nabi Baal. "'Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.'" Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun." (1 Raja-Raja 18:21). Artinya jika rakyat percaya kepada Tuhan yang hidup, biarlah mereka mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh, tapi jika mereka menganggap bahwa Baal itu tuhan, biarlah mereka mengikuti Baal. Sampai saat ini masih banyak orang Kristen yang kehidupan rohaninya suam-suam kuku, tidak panas atau tidak dingin, beribadah kepada Tuhan, tapi juga masih berkompromi dengan dunia.
Firman Tuhan berkata, "...karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." Wahyu 3:16
Subscribe to:
Posts (Atom)