Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Januari 2019
Baca: Markus 4:26-29
"Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba." Markus 4:29
Adalah anugerah bila kita dipercaya Tuhan melayani di ladang-Nya. Itu merupakan hak yang sangat istimewa. Namun ingatlah bahwa kita ini hanyalah alat di tangan Tuhan.
Berbicara tentang pertumbuhan ada kaitan erat dengan benih yang ditabur. Artinya takkan ada pertumbuhan tanpa ada benih yang ditabur. Hal menumbuhkan benih merupakan bagian yang paling sulit dan paling berat, manusia dengan segala akal dan kepintarannya takkan bisa, hanya Tuhan yang dapat. Adapun proses pertumbuhan ini sifatnya bertahap, tidak ada yang instan: berakar, tumbuh makin besar, berbunga, berbuah dan akhirnya siap dipanen. Begitu pula halnya dengan kerohanian kita, adalah penting sekali untuk kita menjalani proses tahap demi tahap dengan belajar firman Tuhan setiap hari. Ketika Tuhan mengerjakan pertumbuhan, itu akan diselesaikan-Nya sampai akhir: "...Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." (Filipi 1:6). Pada waktu menjalankan pekerjaan-Nya di bumi, Kristus menyelesaikan sampai tuntas yaitu mati di kayu salib dan Ia pun berkata, "'Sudah selesai.' Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya." (Yohanes 19:30).
Dari satu benih yang ditaburkan akan menghasilkan buah yang berlipat ganda, "Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah
dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah." (Yohanes 12:24). Benih kebenaran yang asalnya dari Tuhan adalah benih yang baik dan pasti akan menghasilkan buah kebenaran yang berlipat ganda, dan sampailah akhirnya pada masa panen atau masa menuai, yang adalah akhir dari seluruh kerja keras yang dilakukan. Semua jerih lelah, air mata yang mengalir dan keringat yang tercurah selama ini akan terbayar saat masa menuai tiba. "Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya." (2 Timotius 2:6). Saat itulah Tuhan memberikan upah/reward kepada setiap hamba-hamba-Nya yang telah bekerja di ladang-Nya, tanpa mengenal lelah.
Marilah kita kerjakan dengan setia apa pun yang Tuhan percayakan, pada saatnya kita pasti akan menuai dengan sorak sorai (Mazmur 126:5-6).
Saturday, January 5, 2019
Friday, January 4, 2019
TUGAS PENABUR BENIH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Januari 2019
Baca: Markus 4:26-29
"...seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu." Markus 4:26-27
Dalam perumpamaan ini Kristus menyatakan hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang yang menabur benih, di mana benih itu terus tumbuh, bertunas, dan berbulir. Benih yang dimaksudkan dalam perumpamaan ini adalah firman Tuhan. Ada dua bagian penting yang harus menjadi perhatian kita, yaitu: 1. Peranan si penabur yang menabur benih. 2. Peranan Tuhan yang menumbuhkan benih yang ditaburkan.
Peranan dan tugas dari seorang penabur adalah menaburkan benih, di mana benih itu berasal dari Tuhan. Dengan kata lain Tuhanlah yang menyediakan benih tersebut. "Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;" (2 Korintus 9:10). Tak sepatutnya seorang hamba Tuhan, atau setiap kita yang terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, bermegah dan menyombongkan diri dalam pelayanan, dengan menganggap bahwa tuaian jiwa-jiwa itu sebagai hasil kerja keras sendiri, atau kita merasa telah berjasa besar melihat gereja mengalami pertumbuhan dari segi kuantitas. Perlu digaris bawahi bahwa seorang penabur hanya mengerjakan apa yang menjadi bagiannya saja, yaitu menabur. Bukan kita (penabur) yang membuat benih itu bisa bertumbuh! Yang menumbuhkan benih itu adalah Tuhan. Ada pun tugas kita ini hanyalah menaburkan benih di ladang yang sudah disiapkan.
Selagi masih ada kesempatan marilah kita mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan roh yang menyala-nyala! "Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik." (Pengkhotbah 11:6). Karena itu milikilah ketekunan, kesabaran dan kesungguhan dalam menabur benih, sekalipun kita harus melewati panas terik dan lebatnya hujan. Tuhan sangat menghargai dan memperhitungkan setiap usaha dan jerih lelah yang kita lakukan untuk Kerajaan Sorga.
Dengan pertolongan Roh Kudus kita pasti beroleh kemampuan Ilahi untuk mengerjakan tugas mulia ini, yaitu bekerja di ladang Tuhan.
Baca: Markus 4:26-29
"...seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu." Markus 4:26-27
Dalam perumpamaan ini Kristus menyatakan hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang yang menabur benih, di mana benih itu terus tumbuh, bertunas, dan berbulir. Benih yang dimaksudkan dalam perumpamaan ini adalah firman Tuhan. Ada dua bagian penting yang harus menjadi perhatian kita, yaitu: 1. Peranan si penabur yang menabur benih. 2. Peranan Tuhan yang menumbuhkan benih yang ditaburkan.
Peranan dan tugas dari seorang penabur adalah menaburkan benih, di mana benih itu berasal dari Tuhan. Dengan kata lain Tuhanlah yang menyediakan benih tersebut. "Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;" (2 Korintus 9:10). Tak sepatutnya seorang hamba Tuhan, atau setiap kita yang terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, bermegah dan menyombongkan diri dalam pelayanan, dengan menganggap bahwa tuaian jiwa-jiwa itu sebagai hasil kerja keras sendiri, atau kita merasa telah berjasa besar melihat gereja mengalami pertumbuhan dari segi kuantitas. Perlu digaris bawahi bahwa seorang penabur hanya mengerjakan apa yang menjadi bagiannya saja, yaitu menabur. Bukan kita (penabur) yang membuat benih itu bisa bertumbuh! Yang menumbuhkan benih itu adalah Tuhan. Ada pun tugas kita ini hanyalah menaburkan benih di ladang yang sudah disiapkan.
Selagi masih ada kesempatan marilah kita mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan roh yang menyala-nyala! "Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik." (Pengkhotbah 11:6). Karena itu milikilah ketekunan, kesabaran dan kesungguhan dalam menabur benih, sekalipun kita harus melewati panas terik dan lebatnya hujan. Tuhan sangat menghargai dan memperhitungkan setiap usaha dan jerih lelah yang kita lakukan untuk Kerajaan Sorga.
Dengan pertolongan Roh Kudus kita pasti beroleh kemampuan Ilahi untuk mengerjakan tugas mulia ini, yaitu bekerja di ladang Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)