Wednesday, December 12, 2018

MERUNTUHKAN TEMBOK PERSOALAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Desember 2018

Baca:  Yosua 6:1-20

"Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu."  Yosua 6:20

Bagaimana kita bisa meruntuhkan  'tembok Yerikho'  di dalam kehidupan ini?  Tidak ada jalan lain selain kita harus mengikuti perintah Tuhan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Israel.  Ketika Tuhan memerintahkan mereka untuk mengelilingi tembok Yerikho selama 7 hari berturut-turut, mereka mau taat, sekalipun perintah itu tak masuk akal.  Tak kalah pentingnya adalah, selama mengelilingi tembok tersebut mereka tak boleh mengucapkan sepatah kata pun.

     Ketika menghadapi  'tembok'  persoalan, kita seringkali sulit menahan ucapan, kita cenderung mudah sekali mengucapkan perkataan negatif:  mengeluh, mengomel dan bersungut-sungut!  Melalui pengalaman bangsa Israel ini kita diajar untuk  'diam'  dan bisa menjaga ucapan kita dari keluh kesah dan persungutan.  Adalah terlalu mudah bagi Tuhan meruntuhkan tembok Yerikho dan memberikan kota tersebut kepada bangsa Israel, tetapi Tuhan terlebih dahulu mendidik bangsa Israel untuk taat.  Selama mengelilingi kota Yerikho mungkin saja para musuh mengolok-olok atau mencemooh orang-orang Israel, karena menganggap tindakan mereka itu bodoh, aneh dan gila.  Lagi, mengelilingi tembok Yerikho dengan cara yang sama dan jarak yang sama setiap hari selama 6 hari, bahkan di hari ke-7 disuruh berkeliling lagi sebanyak 7 kali pastinya merupakan suatu pekerjaan yang sangat membosankan.  Apa makna rohaninya?  Tuhan hendak mengajar mereka tentang ketekunan dan kesabaran.  Barulah pada hari ke-7 saat sangkakala dibunyikan, Yosua memerintahkan orang-orang Israel bersorak-sorai dengan suara nyaring, lalu runtuhlah tembok Yerikho dan orang-orang Israel bisa menerobos masuk dan merebutnya.

     Di dalam kehidupan kekristenan tidak ada istilah  'instan'  semuanya melalui proses.  Betapa banyak orang menempuh jalan  'instan'  untuk mengatasi persoalan hidupnya karena mereka tidak sabar menantikan pertolongan dari Tuhan.

Ketaatan melakukan kehendak Tuhan menghasilkan mujizat dan kemenangan besar!

Tuesday, December 11, 2018

MERUNTUHKAN TEMBOK PERSOALAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Desember 2018

Baca:  Yosua 6:1-20

"Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya; telah tertutup kota itu karena orang Israel; tidak ada orang keluar atau masuk."  Yosua 6:1

Runtuhnya tembok Yerikho merupakan salah satu kisah yang tertulis di Alkitab yang sangat menggetarkan hati kita.  Bagaimana tidak, tembok tersebut runtuh bukan karena kekuatan manusia menggunakan alat perang yang canggih, melainkan dengan kekuatan adikodrati, yaitu melalui sorak-sorai dan puji-pujian.  Pada waktu itu yang dihadapi oleh bangsa Israel di bawah kepemimpinan Yosua bukan perkara ringan, sebab mereka bukan hanya menghadapi Yerikho yang telah tertutup pintu gerbangnya, tapi juga raja dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa.  Secara logika mustahil bagi bangsa Israel bisa masuk ke kota Yerikho karena pintu gerbangnya telah tertutup, namun bila Tuhan turut bekerja dan terlibat di dalamnya, maka perkara yang mustahil bagi manusia menjadi sangat mungkin bagi Tuhan.

     Tembok Yerikho adalah gambaran dari masalah-masalah yang kita alami dalam kehidupan ini.  Betapa sering kita dihadapkan pada masalah yang sepertinya tidak ada jalan keluar, tertutup oleh tembok yang tebal, dan hal itu membuat kita takut dan kuatir.  Begitu melihat permasalahan itu tampak besar dan kuat, serasa sulit untuk ditembus dan diruntuhkan, kita pun sudah merasa kalah sebelum bertanding, alias menyerah.  Perhatikan apa yang Tuhan firmankan kepada Yosua!  "Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa."  (Yosua 6:2).  Tuhan berjanji dan membesarkan hati Yosua bahwa Ia akan memberikan kemenangan besar kepada bangsa Israel, dan janji itu pun ditepati-Nya!

     Orang percaya tak perlu takut menghadapi masalah sekalipun masalah tersebut sebesar dan sekuat tembok Yerikho, sebab kita punya Tuhan yang lebih besar dan lebih dahsyat dalam segala perbuatan-Nya, Tuhan yang kuasa-Nya tidak pernah berubah dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya.  Orang percaya tak perlu takut sebab di dalam diri kita ada Roh Kudus, Roh yang membangkitkan kekuatan  (2 Timotius 1:7)  dan  "...Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia."  (1 Yohanes 4:4).  Jadi, orang percaya memiliki potensi Ilahi yang luar bisa!  Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk menjadi lemah dan takut menghadapi apa pun.