Monday, December 10, 2018

ROH KUDUS: Penuntun Hidup Kita

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Desember 2018

Baca:  Yosua 3:1-17

"hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya--maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."  Yosua 3:4

Sesaat sebelum bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan menuju Tanah Perjanjian, Yosua memberikan perintah kepada para pengatur pasukan:  "dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: 'Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya-- hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya--maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.'"  (Yosua 3:3-4).  Hasta merupakan unit ukuran untuk panjang, sepadan dengan jarak antara ujung siku lengan sampai ujung jari tengah tangan pada lengan yang sama.  Ukuran 1 hasta itu sama dengan 45 cm.

     Ada rahasia besar di balik peristiwa ini, sebagaimana orang-orang Israel diperintahkan untuk menjaga jarak berjalan kira-kira dua ribu hasta antara Tabut Perjanjian dengan mereka.  Tabut Perjanjian adalah lambang kehadiran Tuhan  (penyertaan Tuhan).  Dengan kata lain mereka harus berjalan dengan memperhatikan agar tetap dapat melihat Tabut Perjanjian tersebut.  Menjalani hidup di tengah dunia yang jahat ini kita pun sangat memerlukan tuntunan dan penyertaan Tuhan melalui Roh Kudus-Nya.  Mengapa?  Sebab kita tidak tahu apa yang bakal terjadi di depan kita, hari esok atau hari yang akan datang.  Itulah sebabnya firman Tuhan memperingatkan,  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu."  (Amsal 27:1).

     Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi esok karena kita belum melewatinya.  Jika kita berjalan sendiri pasti akan tersesat atau kaki kita akan terpelecok, namun apabila kita mengikuti tuntunan Roh Kudus kita pasti tidak akan salah atau tersesat.  Kita harus menjaga agar Roh Kudus tetap dapat terlihat oleh mata rohani kita.  Mengikuti pimpinan Roh Kudus memang terkadang  'menyakitkan'  karena kita harus mematikan segala keinginan daging!

"Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu."  Mazmur 32:8

Sunday, December 9, 2018

MARILAH BERPERKARA DENGAN TUHAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Desember 2018

Baca:  Yesaya 1:10-20

"Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!"  Yesaya 1:16-17

Pemazmur mencatat:  "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar."  (Mazmur 66:18).  Baru niatan di dalam hati saja Tuhan sudah tidak mau mendengar doanya, apalagi mereka yang melakukan kejahatan atau hidup dalam dosa,  "Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN semesta alam."  (Zakharia 7:13).  Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan benar-benar bersikap tegas dalam menjalankan firman-Nya dan tidak berkompromi dengan dosa sekecil apa pun.

     Satu-satunya cara agar doa-doa kita didengar Tuhan dan Ia pun akan menggerakkan tangan-Nya untuk menolong kita adalah berhenti berbuat dosa dan bertobat sungguh-sungguh  (ayat nas).  Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh kasih setia, panjang sabar dan Mahapengampun.  Asalkan kita mau jujur dan terbuka di hadapan-Nya, dengan penuh penyesalan mengakui tiap-tiap dosa yang pernah kita lakukan secara tuntas tanpa ada yang disembunyikan atau ditutup-tutupi, Tuhan akan mengampuni segala dosa dan pelanggaran kita,  "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."  (1 Yohanes 1:9).  Sekalipun dosa kita merah seperti kirmizi atau merah seperti kain kesumba, jika kita mau bertobat dengan sungguh-sungguh, akan menjadi putih seperti salju atau bulu domba.  "Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu."  (Yesaya 43:25).

     Pertobatan memberikan keberanian kepada kita datang ke hadirat-Nya dan mengklaim janji-janji-Nya digenapi dalam hidup ini.  Tuhan berfirman,  "Ingatkanlah Aku, marilah kita berperkara, kemukakanlah segala sesuatu, supaya engkau nyata benar!"  (Yesaya 43:26).  Tak satu pun janji Tuhan yang takkan ditepati-Nya bagi orang benar!

"Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu."  (Yesaya 1:19);  ketaatan membuka pintu-pintu berkat!