Sunday, December 9, 2018

MARILAH BERPERKARA DENGAN TUHAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Desember 2018

Baca:  Yesaya 1:10-20

"Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!"  Yesaya 1:16-17

Pemazmur mencatat:  "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar."  (Mazmur 66:18).  Baru niatan di dalam hati saja Tuhan sudah tidak mau mendengar doanya, apalagi mereka yang melakukan kejahatan atau hidup dalam dosa,  "Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN semesta alam."  (Zakharia 7:13).  Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan benar-benar bersikap tegas dalam menjalankan firman-Nya dan tidak berkompromi dengan dosa sekecil apa pun.

     Satu-satunya cara agar doa-doa kita didengar Tuhan dan Ia pun akan menggerakkan tangan-Nya untuk menolong kita adalah berhenti berbuat dosa dan bertobat sungguh-sungguh  (ayat nas).  Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh kasih setia, panjang sabar dan Mahapengampun.  Asalkan kita mau jujur dan terbuka di hadapan-Nya, dengan penuh penyesalan mengakui tiap-tiap dosa yang pernah kita lakukan secara tuntas tanpa ada yang disembunyikan atau ditutup-tutupi, Tuhan akan mengampuni segala dosa dan pelanggaran kita,  "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."  (1 Yohanes 1:9).  Sekalipun dosa kita merah seperti kirmizi atau merah seperti kain kesumba, jika kita mau bertobat dengan sungguh-sungguh, akan menjadi putih seperti salju atau bulu domba.  "Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu."  (Yesaya 43:25).

     Pertobatan memberikan keberanian kepada kita datang ke hadirat-Nya dan mengklaim janji-janji-Nya digenapi dalam hidup ini.  Tuhan berfirman,  "Ingatkanlah Aku, marilah kita berperkara, kemukakanlah segala sesuatu, supaya engkau nyata benar!"  (Yesaya 43:26).  Tak satu pun janji Tuhan yang takkan ditepati-Nya bagi orang benar!

"Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu."  (Yesaya 1:19);  ketaatan membuka pintu-pintu berkat!

Saturday, December 8, 2018

MARILAH BERPERKARA DENGAN TUHAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Desember 2018

Baca:  Yesaya 1:10-20

"Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju;..."  Yesaya 1:18

Ketika doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan tak terjawab, hal yang biasa terjadi adalah kecewa dan menyalahkan Tuhan.  Kita berpikir Tuhan tidak mengasihi kita dan berlaku kejam dengan membiarkan kita terkurung dalam permasalahan yang berat.

     Hal jawaban doa terbagi menjadi tiga yaitu ada doa yang langsung dijawab  (ya), ada doa yang tidak dijawab dan jawabannya tidak, dan ada doa yang jawabannya:  tunggu.  Ketika doa kita tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengoreksi diri atau memeriksa terlebih dahulu masalah apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup kita.  Banyak orang mengira dengan mempersembahkan korban-korban di gereja hati Tuhan sudah disenangkan.  Belum tentu!  Korban yang dipersembahkan tanpa disertai pertobatan hidup merupakan kejijikan di mata Tuhan.  Inilah yang Tuhan sampaikan kepada bangsa Israel:  "Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah."  (Yesaya 1:15).  Tangan yang penuh dengan darah bukan semata-mata karena telah membunuh seseorang secara fisik, tetapi penganiayaan secara rohani termasuk di dalamnya.  Juga perbuatan-perbuatan jahat lainnya, seperti:  gosip, fitnah, iri hati, dengki, dendam, tak bisa mengampuni, dan sebagainya.  Jadi alasan utama Tuhan tidak menjawab doa adalah karena ada dosa.

     Dosa menyebabkan Tuhan benar-benar memalingkan wajah-Nya terhadap kita.  Dosa memisahkan manusia dengan Tuhan, sebab Tuhan adalah Mahakudus, karena itu jika kita ingin menghadap Tuhan, kita pun harus hidup dalam kekudusan.  Di dalam Yesaya 59:1-2 jelas dinyatakan bahwa tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar, yang membuat Tuhan menyembunyikan diri-Nya terhadap kita, sehingga Ia tidak mau mendengarkan doa-doa kita, adalah segala kejahatan dan pelanggaran kita.