Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 November 2018
Baca: Matius 26:36-46
"Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: 'Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?'" Matius 26:40
Hal berdoa seringkali dianggap remeh dan sepele oleh kebanyakan orang Kristen. Mereka berkata, "Ah...berdoa itu mudah dan bisa dilakukan di mana pun!" Namun dalam prakteknya ternyata berdoa tak mudah untuk dilakukan. Kalau berdoa dilakukan secara bersama-sama dengan jemaat Tuhan dalam suatu ibadah raya atau persekutuan, sepertinya hal itu tampak mudah dilakukan, namun kalau berdoa secara pribadi (bersaat teduh), belum tentu semua orang mau dan dapat melakukannya dengan setia.
Contohnya adalah murid-murid Kristus sendiri. Di mana pun dan ke mana pun Kristus pergi untuk mengajar dan melayani jiwa-jiwa, murid-murid selalu ada bersama Dia dan turut terlibat. Intinya di mana ada Sang Guru di situ pula murid-murid-Nya berada. Perhatikan! Pada waktu Kristus sedang menghadapi situasi sulit karena waktu-Nya yang sudah dekat, pergilah Ia dengan mengajak murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani untuk berdoa. Saat itu pula Kristus meminta kepada murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga satu jam saja lamanya. Tetapi apa yang terjadi? Tuhan mendapati mereka tertidur. Ternyata murid-murid tidak sanggup untuk berjaga-jaga, sekalipun itu hanya satu jam lamanya. Padahal Tuhan sudah memperingatkan: "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41); dan karena tidak berjaga-jaga, akhirnya ketika pencobaan datang, mereka tak punya kekuatan untuk menghadapinya dan kemudian lari meninggalkan Kristus!
Banyak orang Kristen tampak aktif dalam pelayanan atau disibukkan dengan aktivitas-aktivitas rohani di gereja sehingga mereka tak punya waktu untuk berdoa. Berdoa secara pribadi selama satu jam saja tak sanggup dilakukan. Pikirnya: "Aku sudah terlibat aktif dalam pelayanan dan waktuku sudah habis untuk kegiatan di gereja...Tuhan pasti tahu kalau aku capai. Tidak berdoa tidak apa-apa!" Kita lupa bahwa kunci kekuatan orang percaya itu terletak dalam doa! Pelayanan tanpa doa takkan berdampak apa-apa.
Tak sanggupkah Saudara berdoa menimal satu jam saja dalam sehari?
Saturday, November 17, 2018
Friday, November 16, 2018
PUJI-PUJIAN MENDATANGKAN KEKUATAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 November 2018
Baca: Mazmur 34:1-6
"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." Mazmur 34:2
Tak banyak orang Kristen mampu menjaga mulutnya untuk tidak memperkatakan hal-hal yang negatif ketika menghadapi masalah atau kesulitan. Begitu masalah datang, seketika itu pula terlontar omelan, keluhan dan persungutan.
Daud bukanlah orang yang hidup tanpa masalah. Sekalipun menghadapi masalah tak membuatnya larut dalam kepedihan dan mengasihani diri sendiri, melainkan ia bertekad untuk memuji Tuhan pada segala waktu, artinya di segala keadaan, baik atau tidak baik waktunya, susah atau senang, puji-pujian bagi Tuhan adalah hal yang teramat penting bagi orang percaya! Ketahuilah bahwa ketika kita memuji dan memuliakan Tuhan kita sedang mengaplikasikan iman kita dalam perbuatan. Sama seperti tubuh jasmani perlu bergerak atau berolahraga agar menjadi kuat, sehat, dan bugar, begitu pula kita perlu mengaplikasikan iman melalui doa, penyembahan, pujian dan ucapan syukur.
Inilah yang juga dilakukan Abraham ketika sedang menanti-nantikan janji Tuhan: "Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:20-21). Janji Tuhan adalah ya dan amin! Tuhan tidak pernah ingkar dengan janji-Nya (Bilangan 23:19). Jangan sekali-kali merasa bimbang, sebab jika kita bimbang sama artinya kita tidak percaya kepada Tuhan. Kebimbangan adalah lawan dari iman! "Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." (Yakobus 1:7). Kebimbangan ibarat tembok tebal yang menghalangi kita untuk dapat melihat pekerjaan Tuhan dinyatakan. Secara akal Abraham punya alasan untuk tidak memercayai janji Tuhan dan menjadi lemah, tapi ia terus melatih 'otot-otot' imannya melalui pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Akhirnya Abraham pun mengalami penggenapan janji Tuhan sesuai dengan waktunya Tuhan.
Jangan berhenti memuji-muji Tuhan, karena di dalam puji-pujian ada kekuatan iman!
Baca: Mazmur 34:1-6
"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." Mazmur 34:2
Tak banyak orang Kristen mampu menjaga mulutnya untuk tidak memperkatakan hal-hal yang negatif ketika menghadapi masalah atau kesulitan. Begitu masalah datang, seketika itu pula terlontar omelan, keluhan dan persungutan.
Daud bukanlah orang yang hidup tanpa masalah. Sekalipun menghadapi masalah tak membuatnya larut dalam kepedihan dan mengasihani diri sendiri, melainkan ia bertekad untuk memuji Tuhan pada segala waktu, artinya di segala keadaan, baik atau tidak baik waktunya, susah atau senang, puji-pujian bagi Tuhan adalah hal yang teramat penting bagi orang percaya! Ketahuilah bahwa ketika kita memuji dan memuliakan Tuhan kita sedang mengaplikasikan iman kita dalam perbuatan. Sama seperti tubuh jasmani perlu bergerak atau berolahraga agar menjadi kuat, sehat, dan bugar, begitu pula kita perlu mengaplikasikan iman melalui doa, penyembahan, pujian dan ucapan syukur.
Inilah yang juga dilakukan Abraham ketika sedang menanti-nantikan janji Tuhan: "Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:20-21). Janji Tuhan adalah ya dan amin! Tuhan tidak pernah ingkar dengan janji-Nya (Bilangan 23:19). Jangan sekali-kali merasa bimbang, sebab jika kita bimbang sama artinya kita tidak percaya kepada Tuhan. Kebimbangan adalah lawan dari iman! "Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." (Yakobus 1:7). Kebimbangan ibarat tembok tebal yang menghalangi kita untuk dapat melihat pekerjaan Tuhan dinyatakan. Secara akal Abraham punya alasan untuk tidak memercayai janji Tuhan dan menjadi lemah, tapi ia terus melatih 'otot-otot' imannya melalui pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Akhirnya Abraham pun mengalami penggenapan janji Tuhan sesuai dengan waktunya Tuhan.
Jangan berhenti memuji-muji Tuhan, karena di dalam puji-pujian ada kekuatan iman!
Subscribe to:
Posts (Atom)