Tuesday, November 13, 2018

CAKAP BEKERJA: Beroleh Peninggian Tuhan (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 November 2018

Baca:  Amsal 22:17-29

"Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina."  Amsal 22:29

Kinerja yang bagus atau prestasi kerja adalah acuan bagi sebuah perusahaan untuk memberikan reward atau penghargaan kepada karyawannya.  Jika seorang karyawan tak menunjukkan kualitas kerja yang baik, atau bekerja secara asal-asalan, maka jangan harap ia akan mendapatkan promosi.  Yang seringkali terjadi adalah seorang karyawan baru mau bekerja dengan sungguh-sungguh jika ia diiming-imingi bonus atau penghargaan oleh perusahaannya.  Jika tidak, tak banyak karyawan yang mau bekerja dengan rajin dan sepenuh hati.  Sementara di sisi lain, perusahaan sesungguhnya menunggu terlebih dahulu seberapa bagus kinerja si karyawan, barulah akan diberikan reward atau penghargaan.  Rasul Paulus menasihati:  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  (Kolose 3:23).

     Tidak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak bekerja dengan sungguh-sungguh!  Bekerja dengan kualitas yang terbaik adalah kehendak Tuhan!  Bagaimana mungkin kita bisa menjadi berkat di lingkungan kerja bila kerja kita asal-asalan?  Bagaimana mungkin Tuhan membawa kita kepada peninggian bila dari pihak kita sendiri tak mau meng-upgrade diri?  Karena itu jadilah seorang pekerja yang cakap.  Arti kata  'cakap'  (ayat nas):  sanggup, mampu, mahir, atau mempunyai kemampuan dan kepandaian untuk mengerjakan segala sesuatu.  "Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain."  (Mazmur 75:7-8).

     Kita bisa belajar dari kehidupan Yerobeam bin Nebat!  Ia seorang yang dulunya bukan siapa-siapa, hanya anak seorang janda, tapi  "Yerobeam adalah seorang tangkas; ketika Salomo melihat, bahwa orang muda itu seorang yang rajin bekerja, maka ditempatkannyalah dia mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan Yusuf."  (1 Raja-Raja 11:28).  Tangkas bisa diartikan pula:  cakap atau cekatan dalam bekerja.  Karena cakap dan rajin dalam bekerja, Yerobeam pun menjadi perhatian raja Salomo.  Ia dipercaya oleh raja untuk mengerjakan perkara-perkara yang lebih besar.  Ini adalah awal karir dari Yerobeam!  Kalau kita bekerja dengan kualitas yang terbaik, promosi pasti datang.

Monday, November 12, 2018

HIDUP ADALAH SEBUAH PEMELAJARAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 November 2018

Baca:  Amsal 30:18-33

"Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti:"  Amsal 30:18

Pelajaran lain yang kita dapatkan dari burung rajawali adalah bergerak dengan kecepatan tinggi.  Ini berbicara tentang semangat hidup.  "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?"  (Amsal 18:14).  Seberat apa pun penderitaan, tekanan atau kesesakan yang kita alami, biarlah kita tetap memiliki semangat untuk menjalani hidup, karena kita tahu bahwa Tuhan selalu ada untuk kita, lengan-Nya yang kuat siap menopang.  "Punya-Mulah lengan yang perkasa, kuat tangan-Mu dan tinggi tangan kanan-Mu."  (Mazmur 89:14).

     Bagaikan seorang olahragawan yang sedang bertanding, semangat merupakan modal penting untuk bisa meraih kemenangan.  Rasul Paulus menasihati:  "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  (Roma 12:11).  Orang yang memiliki semangat takkan mudah lelah dan putus asa sekalipun ia harus dihadapkan pada tantangan yang berat.  (2)  Ular di atas batu cadas.  Orang akan sulit menangkap ular yang berada di atas batu, karena ular itu akan melilitkan tubuhnya dan menempel kuat-kuat pada batu tersebut, dan bersembunyi di balik batu-batu cadas itu.  Batu itu menjadi tempat persembunyian dan perlindungan yang aman bagi ular agar terluput dari musuh.  Sebagai orang percaya kita harus selalu melekat dan berlindung kuat-kuat pada Batu Karang Keselamatan, yaitu Kristus.

     (3)  Kapal di tengah lautan.  Jika kita perhatikan, semakin kapal berlayar jauh ke tengah lautan, maka kapal itu akan tampak semakin kecil.  Kehidupan orang percaya seharusnya juga seperti itu, semakin kita mendekat kepada Tuhan dan berakar di dalam Dia,  "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."  (Yohanes 3:30).  Saat di lautan kapal harus siap melawan ombak dan gelombang.  Kehidupan kita pun tak luput dari ombak dan gelombang masalah.  (4)  Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.  Kalau berjalan selalu berpegangan tangan, serasa tak ingin terpisahkan, cinta mereka bergelora.  Adakah kasih kita bergelora bagi Tuhan?  Orang yang benar-benar mengasihi Tuhan pasti punya kerinduan untuk selalu dekat dengan-Nya.

Belajar dari kehidupan akan membentuk kita menjadi pribadi yang dewasa rohani!