Sunday, November 11, 2018

HIDUP ADALAH SEBUAH PEMELAJARAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 November 2018

Baca:  Amsal 30:18-33

"Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti:"  Amsal 30:18

Hidup ini adalah sebuah pemelajaran  (learning)  dalam proses yang panjang, artinya selama kita hidup kita takkan pernah berhenti untuk belajar dan terus belajar.  Belajar itu tidak selamanya harus ada guru, ada buku diktat, atau berada di ruang kelas, adakalanya kita harus belajar dari situasi-situasi yang ada di sekitar, belajar dari setiap kejadian atau peristiwa, belajar dari pengalaman hidup orang lain, belajar dari kesalahan atau kegagalan masa lalu dan sebagainya.  Semakin kita belajar semakin kita mengerti banyak hal dan kita pun menjadi semakin bijaksana!  Jadi untuk menjadi orang yang bijaksana tidaklah harus lulus dari sekolah-sekolah formal atau menyandang gelar sarjana.

     Dalam amsalnya, Agur bin Yake mengajak kita untuk belajar dari banyak hal:  "...jalan rajawali di udara (1), jalan ular di atas cadas (2), jalan kapal di tengah-tengah laut (3), dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis (4)."  (Amsal 30:19).  Pelajaran apa yang kita dapatkan dari burung rajawali (1)?  Burung rajawali adalah salah satu jenis burung yang besar dan memiliki sayap yang sangat kuat.  Ia tidak pernah takut dan kuatir dengan badai sehebat apa pun.  Justru ketika badai datang burung rajawali akan semakin mengembangkan sayapnya dan terbang semakin tinggi di atas badai itu.  Sebagaimana burung rajawali mampu terbang mengatasi badai, orang percaya hendaknya memiliki mentalitas burung rajawali yang tidak takut  'badai'  permasalahan.  Ketika dihadapkan pada masalah dan pergumulan hidup seringkali kita merasa takut dan kuatir.

     Selain itu burung rajawali menyukai tempat-tempat yang tinggi, bersarang di tempat-tempat yang tinggi atau di bukit-bukit batu yang sulit dijangkau.  Tempat yang tinggi berbicara tentang perkara-perkara rohani, perkara yang dari Tuhan.  Nasihat rasul Paulus:  "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,...Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."  (Kolose 3:1-2).  Orang yang senantiasa memikirkan perkara-perkara rohani atau perkara yang di atas tentunya adalah orang yang memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan.  Semakin kita dekat dengan Tuhan semakin kita beroleh kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi badai hidup ini;  dan melalui badai persoalan kita diajar untuk memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan.

Saturday, November 10, 2018

PELAKU FIRMAN: Pahlawan-Pahlawan Perkasa

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 November 2018

Baca:  Mazmur 103:1-2

"Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya."  Mazmur 103:20

Hari ini, 10 November, adalah hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena kita memperingati peristiwa sejarah perang antara tentara Indonesia dan pasukan Britania Raya yang terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya.  Ini merupakan perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dan menjadi pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata  'pahlawan'  memiliki arti:  seseorang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani.  Rasul Paulus menyatakan bahwa kehidupan kekristenan adalah kehidupan yang dihadapkan dengan peperangan.  Dunia adalah medan peperangan bagi orang percaya!  Ada pun peperangan orang percaya itu bukanlah melawan musuh yang terlihat secara kasat mata, tapi melawan si Iblis beserta pasukannya  (Efesus 6:12).  Dengan kekuatan sendiri kita takkan mampu melawannya, karena itu  "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;"  (Efesus 6:11).  Sebagai prajurit-prajurit Kristus kita harus selalu bersiap diri dan jangan pernah lengah, sebab Iblis tak pernah berhenti untuk mencari celah.  Jika kita lengah dan tak berjaga-jaga maka kita akan menjadi sasaran empuknya.

     Mengenakan seluruh perlengkapn senjata Tuhan adalah berikatpinggakan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan, berkasutkan kerelaan memberitakan Injil, berperisai iman, berketopong keselamatan dan berpedang Roh  (firman Tuhan).  Kesemuanya berbicara tentang ketaatan melakukan kehendak Tuhan!  Pemazmur menyebutkan bahwa orang yang taat melakukan kehendak Tuhan bagai pahlawan-pahlawan perkasa  (ayat nas)!  Tanpa ketaatan rasanya sulit bagi kita untuk bisa menang dalam peperangan rohani!

"Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya."  Mazmur 20:7