Wednesday, November 7, 2018

ORANG PERCAYA: Jangan Malu Karena Kristus

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 November 2018

Baca:  2 Timotius 1:3-18

"...janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah."  2 Timotius 1:8

Sering dijumpai ada banyak orang Kristen merasa malu membuka jati dirinya sebagai pengikut Kristus karena berbagai alasan:  takut dijauhi teman, takut dikucilkan, takut ditinggalkan relasi bisnis, takut popularitas anjlok dan sebagainya.  Merasa malu mengakui Kristus di hadapan manusia sama artinya telah menyangkal Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat yang telah menebus hidupnya.  "Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus."  (Lukas 9:26).

     Lupakah bahwa ketika Kristus tergantung di atas kayu salib sesungguhnya Ia telah menanggung rasa malu yang luar biasa karena dosa-dosa kita?  Kristus rela menanggung kutuk karena kita, sebab ada tertulis:  "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"  (Galatia 3:13).  Selama proses penyaliban-Nya di Kalvari Kristus telah direndahkan oleh para prajurit, diludahi dan dihinakan sedemikian rupa.  Sungguh tak terbayangkan rasa malu yang harus Kristus tanggung, bahkan, salah seorang  "...penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: 'Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!'"  (Lukas 23:39).  Maka tak sepatutnya orang percaya merasa malu mengakui Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat di hadapan manusia!

     Alkitab sudah menegaskan bahwa ada harga yang dibayar sebagai pengikut Kristus, yaitu dibenci oleh dunia.  "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu."  (Yohanes 15:18).  Rasul Paulus, sekalipun harus mengalami penderitaan karena memberitakan Injil, tidak pernah merasa malu.  "...aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan."  (2 Timotius 1:12).

"Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu."  1 Petrus 4:16

Tuesday, November 6, 2018

MAHKOTA BAGI PEMENANG JIWA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 November 2018

Baca:  1 Tesalonika 2:13-20

"Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?"  1 Tesalonika 2:19

Salah satu mahkota kekal yang Tuhan sediakan bagi orang percaya yang mampu memenangkan jiwa bagi Kerajaan Sorga adalah mahkota sukacita atau mahkota kemegahan.  Ada tertulis:  "...akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."  (Lukas 15:7).  Dengan kata lain seluruh penghuni sorga bersukacita saat ada jiwa yang dimenangkan bagi Kristus;  dan pada saatnya nanti para pemenang jiwa akan lebih bersukacita lagi karena jerih lelahnya dalam melayani jiwa-jiwa selama di dunia diperhitungkan oleh Tuhan.  Sebagaimana seorang olahragawan yang memenangkan perlombaan mendapatkan medali atau mahkota juara, Tuhan pun menganugerahi para pemenang jiwa dengan mahkota kemegahan  (sukacita).

     Tidak ada kata sia-sia kita berjerih lelah bagi Tuhan dan pekerjaan-Nya.  "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan,"  (Amsal 14:23), karena ada upah yang disediakan bagi orang-orang yang setia mengerjakan panggilan-Nya sampai akhir.  Memenangkan jiwa melalui pemberitaan Injil atau misi pelayanan, yang membawa orang-orang yang belum mengenal Kristus menjadi percaya kepada-Nya, adalah tugas setiap orang percaya.  Inilah Amanat Agung dari Tuhan:  "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."  (Matius 28:19-20).

     Memberitakan Injil dan melayani jiwa-jiwa di masa-masa sekarang ini bukanlah pekerjaan mudah, karena tantangan yang menghadang begitu besar.  Meski demikian kita tidak boleh menyerah dan berhenti di tengah jalan.  Rasul Paulus, sekalipun harus dihadapkan pada ujian, tantangan dan penderitaan, tak membuatnya patah arang, semangatnya dalam melayani Tuhan tidak pernah kendor.

Seberat apa pun keadaannya kita harus terus maju dalam melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya dengan roh yang menyala-nyala  (Roma 12:11).