Sunday, October 28, 2018

BEROLEH BALASAN SETIMPAL

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Oktober 2018

Baca:  Roma 2:1-16

"Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,"  Roma 2:9

Hari bertambah hari kejahatan di dunia ini bukannya semakin berkurang, tapi semakin menjadi-jadi.  Ini menandakan bahwa orang tidak lagi punya rasa takut akan Tuhan, tidak pernah memikirkan akibat dari setiap perbuatan jahat yang dilakukannya.

     Tertulis:  "...apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."  (Galatia 6:7b).  Alkitab secara jelas menyatakan bahwa penderitaan dan kesesakan akan menimpa siapa pun yang berbuat jahat atau berlaku fasik  (ayat nas).  Tetapi yang sering kita lihat orang yang berlaku jahat sepertinya tetap mujur dan keadaannya tetap tenang dan baik-baik saja.  Sementara orang percaya yang berjuang sedemikian rupa untuk hidup benar, sepertinya tak henti-hentinya dihadapkan pada masalah atau kesesakan.  Hal itu menimbulkan rasa iri.  Pergumulan semacam ini juga dialami oleh bani Asaf:  "Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain."  (Mazmur 73:3-5).  Yeremia juga mengajukan pertanyaan kepada Tuhan:  "Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia? Engkau membuat mereka tumbuh, dan merekapun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati mereka."  (Yeremia 12:1-2).

     Hal yang demikian seringkali membuat orang percaya menjadi iri hati dan memrotes Tuhan.  Ketahuilah bahwa Tuhan masih bersabar terhadap orang jahat dengan maksud memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat  (2 Petrus 3:9, 15):  "Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan."  (Roma 2:5).  

Orang yang tak mau bertobat dari kejahatannya pasti akan menyesal seumur hidupnya, karena penghukuman Tuhan akan tetap dijalankan!

Saturday, October 27, 2018

PERTOLONGAN TUHAN: Mendidik dan Mendewasakan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Oktober 2018

Baca:  Mazmur 79:1-13

"Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!"  Mazmur 79:9

Semua orang pasti mengalami masalah dalam hidup dan berharap mendapatkan pertolongan atau jalan keluar.  Kepada siapa kita meminta pertolongan?  Berserulah kepada Tuhan dan mintalah pertolongan-Nya.  Latar belakang ditulisnya Mazmur 79 ini adalah ketika kerajaan Yehuda mengalami keruntuhan, kota Yerusalem menjadi puing-puing karena serangan tentara Babel.  Dalam keadaan terancam dan teraniaya, bani Asaf memanjatkan doa disertai dengan ratapan kepada Tuhan untuk meminta pertolongan.

     Pergumulan berat apa yang Saudara alami saat ini?  Mungkin keadaan Saudara seperti tembok runtuh, yang tersisa hanyalah puing-puing kehancuran.  Manusia boleh saja beranggapan tidak ada harapan dan tak mungkin dipulihkan, tapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil.  Sehancur apa pun keadaan kita, Tuhan sanggup memulihkan.  Tuhan berfirman:  "...apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu..."  (Yeremia 29:12-14).  Dalam menantikan pertolongan Tuhan kita seringkali salah dalam memahami waktu dan cara Tuhan untuk menolong, kita berpikir pertolongan Tuhan akan terjadi sama persis seperti yang kita harapkan.

     Tuhan menolong kita berdasarkan kuasa, kekayaan dan kemuliaan-Nya.  Karena itu jangan pernah mereka-reka jalan Tuhan.  "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:8-9).  Pertolongan dan janji pemulihan Tuhan pasti akan terjadi sesuai waktu-Nya.  Karena itu dalam menantikan pertolongan Tuhan kita diajar untuk bersabar dan berserah penuh kepada-Nya;  dan yang pasti, pertolongan Tuhan itu selalu mendidik dan mendewasan kita.

Tuhan selalu punya cara tersendiri untuk menolong dan memulihkan kita, karena itu tetaplah percaya!