Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Oktober 2018
Baca: Amsal 10:1-16
"TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya." Amsal 10:3
Tak seorang pun mau hidup kekurangan atau miskin secara materi. Namun perlu diketahui, sesungguhnya kemiskinan itu bukanlah keadaan, nasib atau takdir, melainkan berbicara tentang mentalitas hidup seseorang. Miskin atau kaya bukan semata-mata bisa diukur dengan materi karena pada dasarnya manusia selalu merasa kurang, sekalipun ia sudah mempunyai banyak uang dan kekayaan. "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya." (Pengkhotbah 5:9). Ada orang yang hidupnya tampak sederhana tapi ia bisa hidup bahagia dan merasa diri cukup. Firman Tuhan mengajarkan: "...cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu." (Ibrani 13:5), dan percayalah bahwa Tuhan "...sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5).
Salomo memberikan kiat-kiat penting agar kita dapat terluput dari kemiskinan: yaitu janganlah menempuh jalan yang tidak halal untuk mendapatkan uang atau kekayaan, sebab "Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut." (Amsal 10:2). Di zaman sekarang ini orang berani menempuh cara instan dan menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang atau kekayaan: korupsi, mencuri, merampok, prostitusi dan sebagainya. Mungkin untuk sementara waktu mereka tampak berkecukupan secara materi, tapi mereka sama sekali tak memikirkan akibatnya, karena apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai. Terbukti, tidak sedikit koruptor yang sebelumnya hidup serba wah kini hartanya ludes, disita oleh negara dan hidupnya pun harus berakhir di balik jeruji besi. "Milik yang diperoleh dengan cepat pada mulanya, akhirnya tidak diberkati." (Amsal 20:21).
Selain itu janganlah kita menjadi pemalas, sebab "Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya." (Amsal 10:4), dan "Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah." (Pengkhotbah 10:18).
Berlakulah hidup benar di hadapan Tuhan, sebab "Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan," (Amsal 10:16a).
Saturday, October 6, 2018
Friday, October 5, 2018
IBLIS MEMBUAT KITA LALAI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Oktober 2018
Baca: Yeremia 48:1-10
"Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!" Yeremia 48:10
Alkitab menyatakan secara tegas bahwa Iblis adalah pencuri. "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10). Salah satu taktik yang Iblis lakukan adalah menciri setiap kesempatan yang dimiliki orang percaya dengan menanamkan rasa lalai. Arti kata 'lalai' adalah kurang hati-hati; tidak mengindahkan (kewajiban, pekerjaan, dan sebagainya); lengah.
Bukankah di zaman sekarang ini ada banyak orang percaya yang dengan sengaja melalaikan perkara-perkara rohani dan bahkan melalaikan tugas yang telah dipercayakan kepadanya untuk melayani pekerjaan Tuhan, dengan berbagai alasan dan dalih: tidak punya waktu alias sibuk. Iblis tahu benar bahwa hari-hari manusia itu terdiri atas kesempatan-kesempatan, karena itu ia berusaha untuk mengalihkan fokus hidup manusia supaya tidak lagi memperhatikan kesempatan yang Tuhan berikan. Rasul Paulus menasihati: "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2). Ingatlah selalu bahwa keberadaan kita di dunia ini dibatasi oleh waktu, maka dari itu jangan pernah lalai untuk mengoptimalkan setiap kesempatan, karunia dan potensi yang Tuhan beri. "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." (Pengkhotbah 9:10).
Andai saja orang-orang Israel lalai untuk bangun pagi-pagi, mereka tidak akan mendapatkan manna, roti yang turun dari sorga, karena siang sedikit saja manna itu akan mencair dan tidak bisa dimakan (Keluaran 16:13-21). Itu artinya kelalaian dapat menghalangi seseorang untuk mendapatkan berkat dari Tuhan! Jangan pernah anggap sepele hal ini, sebab kelalaian dapat membuat kita kehilangan kesempatan dan kepercayaan dari Tuhan, "Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya." (Amsal 1:32).
"Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua." 1 Timotius 4:14
Baca: Yeremia 48:1-10
"Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!" Yeremia 48:10
Alkitab menyatakan secara tegas bahwa Iblis adalah pencuri. "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10). Salah satu taktik yang Iblis lakukan adalah menciri setiap kesempatan yang dimiliki orang percaya dengan menanamkan rasa lalai. Arti kata 'lalai' adalah kurang hati-hati; tidak mengindahkan (kewajiban, pekerjaan, dan sebagainya); lengah.
Bukankah di zaman sekarang ini ada banyak orang percaya yang dengan sengaja melalaikan perkara-perkara rohani dan bahkan melalaikan tugas yang telah dipercayakan kepadanya untuk melayani pekerjaan Tuhan, dengan berbagai alasan dan dalih: tidak punya waktu alias sibuk. Iblis tahu benar bahwa hari-hari manusia itu terdiri atas kesempatan-kesempatan, karena itu ia berusaha untuk mengalihkan fokus hidup manusia supaya tidak lagi memperhatikan kesempatan yang Tuhan berikan. Rasul Paulus menasihati: "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2). Ingatlah selalu bahwa keberadaan kita di dunia ini dibatasi oleh waktu, maka dari itu jangan pernah lalai untuk mengoptimalkan setiap kesempatan, karunia dan potensi yang Tuhan beri. "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." (Pengkhotbah 9:10).
Andai saja orang-orang Israel lalai untuk bangun pagi-pagi, mereka tidak akan mendapatkan manna, roti yang turun dari sorga, karena siang sedikit saja manna itu akan mencair dan tidak bisa dimakan (Keluaran 16:13-21). Itu artinya kelalaian dapat menghalangi seseorang untuk mendapatkan berkat dari Tuhan! Jangan pernah anggap sepele hal ini, sebab kelalaian dapat membuat kita kehilangan kesempatan dan kepercayaan dari Tuhan, "Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya." (Amsal 1:32).
"Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua." 1 Timotius 4:14
Subscribe to:
Posts (Atom)