Wednesday, October 3, 2018

DUNIA INI BUKANLAH FIRDAUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Oktober 2018

Baca:  Mazmur 83:1-19

"Mereka mengadakan permufakatan licik melawan umat-Mu, dan mereka berunding untuk melawan orang-orang yang Kaulindungi."  Mazmur 83:4

Semua orang pasti setuju dengan pernyataan bahwa dunia yang kita pijak ini bukanlah firdaus.  Artinya selama kita masih hidup di dunia kita takkan luput dari yang namanya masalah, kesulitan, tantangan, ujian, dan situasi-situasi sulit lainnya.  Tak menutup kemungkinan juga kita akan menghadapi orang-orang yang mungkin saja bisa melukai, menyakiti, mengecewakan, atau bahkan berlaku jahat terhadap kita.  Jadi kita tak perlu terkejut lagi jika hal-hal yang tak mengenakkan harus kita alami.  Tak perlu kita lari atau menghindari masalah, itu bukan solusi.  Mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, suka atau tidak suka, kita harus menghadapinya!

     Bagaimana sikap orang percaya menghadapi dunia yang jahat ini?  Hal pertama yang harus kita lakukan adalah tetaplah menjaga hati.  Ada tertulis:  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan."  (Amsal 4:23, 26-27).  Mengapa hati harus selalu dijaga?  "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang."  (Matius 15:19-20a).  Dalam segala situasi dan keadaan milikilah sikap hati yang benar.  Jika ada orang yang merancangkan hal-hal yang jahat dalam hidup kita jangan sampai hati kita turut dicemari oleh rasa dendam, sakit hati, benci, sumpah serapah dan juga niat-niat yang jahat pula.  Tuhan menghendaki kita untuk memiliki kehidupan yang berbeda dari dunia  (Roma 12:2), karena itu jangan sekali-kali terbawa arus dunia ini  (Ibrani 2:1).

     Firman Tuhan mengajarkan kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan kita harus mampu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.  Jika kita membalas yang jahat dengan yang jahat itu artinya perilaku kita sama seperti orang dunia.  Dalam perkara apa pun kita diajarkan untuk menyerahkannya kepada Tuhan  (Roma 12:17-21), pada saat yang tepat kita pasti akan melihat pembelaan Tuhan.

Di tengah dunia yang penuh dengan kejahatan ini orang percaya dituntut untuk mampu menjadi terang dan garam bagi dunia!

Tuesday, October 2, 2018

BERPEGANGLAH TEGUH PADA JANJI TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Oktober 2018

Baca:  Mazmur 119:137-144

"Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya."  Mazmur 119:140

Hati wanita mana yang tak berbunga-bunga ketika mendengar kekasihnya berjanji akan menikahinya di kemudian hari?  Terbuai janji manis, tak sedikit wanita yang akhirnya rela mengorbankan kehormatannya, karena pikirnya:  "Toh nanti dia akan menikahiku dan menjadi suamiku!"  Namun seiring berjalannya waktu, sang kekasih mulai kelihatan  'belangnya'  dan berubah sikap, janji yang pernah diucapkannya tak pernah ditepatinya, bahkan ia memutuskan hubungan dan meninggalkan si wanita itu untuk kemudian berpaling ke lain hati.  Hati wanita itu pun menjadi kecewa dan hancur berkeping-keping!

     Janji adalah sesuatu yang bisa membangkitkan semangat, tapi janji juga dapat mengecewakan.  Ada banyak orang bersemangat karena janji yang diterimanya, tapi ketika janji tersebut diingkari timbullah rasa kecewa yang mendalam, frustasi dan putus asa.  Adalah sia-sia berharap pada janji manis manusia, kita pasti kecewa.  Namun ada satu Pribadi yang tak pernah mengecewakan yaitu Tuhan, Dia tak pernah ingkar dengan janji-Nya.  "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah."  (Mazmur 12:7).  Janji Tuhan adalah ya dan amin.  Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa kuatir, marah, kecewa dan jengkel sekalipun kita harus melewati masa-masa yang sukar, sebab Tuhan sanggup mengubahnya untuk kebaikan kita.  Daud memiliki pengalaman di sepanjang hidupnya bahwa tak sekalipun Tuhan ingkar terhadap janji-Nya.  Selama kita berjalan seturut dengan kehendak Tuhan dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, maka Dia pasti akan menggenapi janji-Nya atas hidup kita tepat pada waktunya.

     Janji Tuhan itu berlaku dalam segala situasi dan keadaan.  "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."  (Matius 24:35).  Karena itu jangan pernah berubah sikap sekali pun, apalagi kita menjauh dan meninggalkan Tuhan.  Sebaliknya, kita harus tetap melekat kepada Tuhan dan tekun menanti-nantikan Dia, sebab Tuhan bukanlah manusia, apa yang difirmankan-Nya pasti akan ditepati tepat pada waktunya  (Bilangan 23:19).

Tak satu pun kuasa yang sanggup menghalangi dan menggagalkan janji Tuhan dinyatakan dalam hidup orang benar!