Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Oktober 2018
Baca: Mazmur 119:137-144
"Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya." Mazmur 119:140
Hati wanita mana yang tak berbunga-bunga ketika mendengar kekasihnya berjanji akan menikahinya di kemudian hari? Terbuai janji manis, tak sedikit wanita yang akhirnya rela mengorbankan kehormatannya, karena pikirnya: "Toh nanti dia akan menikahiku dan menjadi suamiku!" Namun seiring berjalannya waktu, sang kekasih mulai kelihatan 'belangnya' dan berubah sikap, janji yang pernah diucapkannya tak pernah ditepatinya, bahkan ia memutuskan hubungan dan meninggalkan si wanita itu untuk kemudian berpaling ke lain hati. Hati wanita itu pun menjadi kecewa dan hancur berkeping-keping!
Janji adalah sesuatu yang bisa membangkitkan semangat, tapi janji juga dapat mengecewakan. Ada banyak orang bersemangat karena janji yang diterimanya, tapi ketika janji tersebut diingkari timbullah rasa kecewa yang mendalam, frustasi dan putus asa. Adalah sia-sia berharap pada janji manis manusia, kita pasti kecewa. Namun ada satu Pribadi yang tak pernah mengecewakan yaitu Tuhan, Dia tak pernah ingkar dengan janji-Nya. "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7). Janji Tuhan adalah ya dan amin. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa kuatir, marah, kecewa dan jengkel sekalipun kita harus melewati masa-masa yang sukar, sebab Tuhan sanggup mengubahnya untuk kebaikan kita. Daud memiliki pengalaman di sepanjang hidupnya bahwa tak sekalipun Tuhan ingkar terhadap janji-Nya. Selama kita berjalan seturut dengan kehendak Tuhan dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, maka Dia pasti akan menggenapi janji-Nya atas hidup kita tepat pada waktunya.
Janji Tuhan itu berlaku dalam segala situasi dan keadaan. "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Matius 24:35). Karena itu jangan pernah berubah sikap sekali pun, apalagi kita menjauh dan meninggalkan Tuhan. Sebaliknya, kita harus tetap melekat kepada Tuhan dan tekun menanti-nantikan Dia, sebab Tuhan bukanlah manusia, apa yang difirmankan-Nya pasti akan ditepati tepat pada waktunya (Bilangan 23:19).
Tak satu pun kuasa yang sanggup menghalangi dan menggagalkan janji Tuhan dinyatakan dalam hidup orang benar!
Tuesday, October 2, 2018
Monday, October 1, 2018
BANGUNLAH PAGI DAN BERDOALAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Oktober 2018
Baca: Mazmur 119:145-150
"Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu." Mazmur 119:147
Apa yang menjadi kebiasaan Saudara setiap hari? Bangun pagi-pagi dan menyediakan waktu untuk berdoa, ataukah Saudara sering bangun kesiangan? "Pagi adalah sebuah berkah yang indah. Tak masalah cerah atau mendung. Karena pagi adalah awal untuk memulai sesuatu yang disebut KEHIDUPAN." (quote). Pagi hari adalah waktu yang tepat mempersiapkan segala sesuatunya, karena itu biasakan diri untuk bangun pagi-pagi.
Nabi Yeremia menulis: "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Saat menempuh perjalanan selama 40 tahun di padang gurun Tuhan memberikan 'roti' dari sorga sebagai makanan, mereka menyebutnya 'manna': "...warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu." (Keluaran 16:31). Manna itu turun ketika hari masih gelap (pagi-pagi sekali), dan ketika matahari sudah mulai muncul maka manna itu akan mencair. Karena itu orang-orang Israel harus bangun pagi-pagi untuk memungut manna. Jika mereka sampai bangun kesiangan maka mereka tidak akan mendapatkannya, sebab manna hanya ada di pagi hari. Artinya umat Israel harus bangun pagi-pagi jika ingin mendapatkan berkat dari Tuhan tersebut. Seringkali yang kita lakukan adalah bangun terlalu siang, lalu melakukan segala sesuatu dengan terburu-buru karena padatnya agenda kerja, sampai-sampai kita tak punya waktu untuk berdoa. Seorang yang hidupnya dekat dengan Tuhan pasti akan melatih dirinya untuk selalu bangun lebih pagi.
Daud selalu bangun pagi dan mencari hadirat Tuhan: "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu." (Mazmur 5:4). Kerinduan Daud bertemu Tuhan di pagi hari melebihi kerinduan seorang penjaga yang mengharapkan pagi. "Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi." (Mazmur 130:6). Mulai dari sekarang janganlah bermalas-malasan untuk bangun pagi dan berdoa! Awali hari Saudara dengan mencari Tuhan.
Jika kita mengawali hari dengan mencari hadirat Tuhan maka hari-hari yang kita jalani akan menjadi hari yang berkemenangan karena Tuhan menyertai kita!
Baca: Mazmur 119:145-150
"Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu." Mazmur 119:147
Apa yang menjadi kebiasaan Saudara setiap hari? Bangun pagi-pagi dan menyediakan waktu untuk berdoa, ataukah Saudara sering bangun kesiangan? "Pagi adalah sebuah berkah yang indah. Tak masalah cerah atau mendung. Karena pagi adalah awal untuk memulai sesuatu yang disebut KEHIDUPAN." (quote). Pagi hari adalah waktu yang tepat mempersiapkan segala sesuatunya, karena itu biasakan diri untuk bangun pagi-pagi.
Nabi Yeremia menulis: "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Saat menempuh perjalanan selama 40 tahun di padang gurun Tuhan memberikan 'roti' dari sorga sebagai makanan, mereka menyebutnya 'manna': "...warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu." (Keluaran 16:31). Manna itu turun ketika hari masih gelap (pagi-pagi sekali), dan ketika matahari sudah mulai muncul maka manna itu akan mencair. Karena itu orang-orang Israel harus bangun pagi-pagi untuk memungut manna. Jika mereka sampai bangun kesiangan maka mereka tidak akan mendapatkannya, sebab manna hanya ada di pagi hari. Artinya umat Israel harus bangun pagi-pagi jika ingin mendapatkan berkat dari Tuhan tersebut. Seringkali yang kita lakukan adalah bangun terlalu siang, lalu melakukan segala sesuatu dengan terburu-buru karena padatnya agenda kerja, sampai-sampai kita tak punya waktu untuk berdoa. Seorang yang hidupnya dekat dengan Tuhan pasti akan melatih dirinya untuk selalu bangun lebih pagi.
Daud selalu bangun pagi dan mencari hadirat Tuhan: "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu." (Mazmur 5:4). Kerinduan Daud bertemu Tuhan di pagi hari melebihi kerinduan seorang penjaga yang mengharapkan pagi. "Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi." (Mazmur 130:6). Mulai dari sekarang janganlah bermalas-malasan untuk bangun pagi dan berdoa! Awali hari Saudara dengan mencari Tuhan.
Jika kita mengawali hari dengan mencari hadirat Tuhan maka hari-hari yang kita jalani akan menjadi hari yang berkemenangan karena Tuhan menyertai kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)