Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Oktober 2018
Baca: Mazmur 119:145-150
"Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu." Mazmur 119:147
Apa yang menjadi kebiasaan Saudara setiap hari? Bangun pagi-pagi dan menyediakan waktu untuk berdoa, ataukah Saudara sering bangun kesiangan? "Pagi adalah sebuah berkah yang indah. Tak masalah cerah atau mendung. Karena pagi adalah awal untuk memulai sesuatu yang disebut KEHIDUPAN." (quote). Pagi hari adalah waktu yang tepat mempersiapkan segala sesuatunya, karena itu biasakan diri untuk bangun pagi-pagi.
Nabi Yeremia menulis: "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Saat menempuh perjalanan selama 40 tahun di padang gurun Tuhan memberikan 'roti' dari sorga sebagai makanan, mereka menyebutnya 'manna': "...warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu." (Keluaran 16:31). Manna itu turun ketika hari masih gelap (pagi-pagi sekali), dan ketika matahari sudah mulai muncul maka manna itu akan mencair. Karena itu orang-orang Israel harus bangun pagi-pagi untuk memungut manna. Jika mereka sampai bangun kesiangan maka mereka tidak akan mendapatkannya, sebab manna hanya ada di pagi hari. Artinya umat Israel harus bangun pagi-pagi jika ingin mendapatkan berkat dari Tuhan tersebut. Seringkali yang kita lakukan adalah bangun terlalu siang, lalu melakukan segala sesuatu dengan terburu-buru karena padatnya agenda kerja, sampai-sampai kita tak punya waktu untuk berdoa. Seorang yang hidupnya dekat dengan Tuhan pasti akan melatih dirinya untuk selalu bangun lebih pagi.
Daud selalu bangun pagi dan mencari hadirat Tuhan: "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu." (Mazmur 5:4). Kerinduan Daud bertemu Tuhan di pagi hari melebihi kerinduan seorang penjaga yang mengharapkan pagi. "Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi." (Mazmur 130:6). Mulai dari sekarang janganlah bermalas-malasan untuk bangun pagi dan berdoa! Awali hari Saudara dengan mencari Tuhan.
Jika kita mengawali hari dengan mencari hadirat Tuhan maka hari-hari yang kita jalani akan menjadi hari yang berkemenangan karena Tuhan menyertai kita!
Monday, October 1, 2018
Sunday, September 30, 2018
KEKUATAN PENUNJANG KEBERHASILAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 September 2018
Baca: Mazmur 1:1-6
"Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." Mazmur 1:3
Setiap orang pasti menginginkan keberhasilan, bukan kegagalan. Begitu pula kerinduan Tuhan bagi orang percaya, Ia mau anak-anak-Nya berhasil dalam apa pun yang dikerjakannya. Namun keberhasilan bukanlah sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, ada harga yang harus dibayar, ada langkah-langkah yang harus ditempuh, ada keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan hidup yang harus diambil. Tuhan memberikan kunci utama untuk meraih keberhasilan hidup: "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (Mazmur 1:2). Hidup bergaul karib dengan Tuhan dan taat melakukan firman-Nya akan menuntun kita kepada kehidupan yang berhasil dan beruntung, atau mengalami penggenapan janji Tuhan.
Ada beberapa faktor penting lain penunjang keberhasilan hidup: 1. Ucapan kita sendiri. Perkataan atau ucapan kita memiliki kuasa. "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21). Oleh karena itu Alkitab mengajarkan kita untuk selalu memperkatakan firman Tuhan (Yosua 1:8). Ucapan kita dapat membangun atau meruntuhkan, menyelamatkan atau bahkan membinasakan. "Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi." (Amsal 10:21). Jadi ucapan kita merupkan modal yang sangat berharga dalam menjalani kehidupan ini. Karena itu jagalah ucapanmu selalu!
2. Pergaulan/komunitas kita. Bangunlah komunitas atau pergaulan yang sehat. Belajarlah dari kebiasaan hidup orang-orang sukses! Jadikan mereka sumber inspirasi dan motivasi untuk lebih maju. Ingatlah, pergaulan kita memengaruhi hidup kita. Rasul Paulus memperingatkan: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33). Teman kita, buku yang kita baca, tontonan yang kita lihat menentukan kualitas hidup kita. "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20).
Keberhasilan hidup akan terwujud jika kita taat melakuka firman Tuhan dan tidak hidup sembrono!
Baca: Mazmur 1:1-6
"Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." Mazmur 1:3
Setiap orang pasti menginginkan keberhasilan, bukan kegagalan. Begitu pula kerinduan Tuhan bagi orang percaya, Ia mau anak-anak-Nya berhasil dalam apa pun yang dikerjakannya. Namun keberhasilan bukanlah sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, ada harga yang harus dibayar, ada langkah-langkah yang harus ditempuh, ada keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan hidup yang harus diambil. Tuhan memberikan kunci utama untuk meraih keberhasilan hidup: "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (Mazmur 1:2). Hidup bergaul karib dengan Tuhan dan taat melakukan firman-Nya akan menuntun kita kepada kehidupan yang berhasil dan beruntung, atau mengalami penggenapan janji Tuhan.
Ada beberapa faktor penting lain penunjang keberhasilan hidup: 1. Ucapan kita sendiri. Perkataan atau ucapan kita memiliki kuasa. "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21). Oleh karena itu Alkitab mengajarkan kita untuk selalu memperkatakan firman Tuhan (Yosua 1:8). Ucapan kita dapat membangun atau meruntuhkan, menyelamatkan atau bahkan membinasakan. "Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi." (Amsal 10:21). Jadi ucapan kita merupkan modal yang sangat berharga dalam menjalani kehidupan ini. Karena itu jagalah ucapanmu selalu!
2. Pergaulan/komunitas kita. Bangunlah komunitas atau pergaulan yang sehat. Belajarlah dari kebiasaan hidup orang-orang sukses! Jadikan mereka sumber inspirasi dan motivasi untuk lebih maju. Ingatlah, pergaulan kita memengaruhi hidup kita. Rasul Paulus memperingatkan: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33). Teman kita, buku yang kita baca, tontonan yang kita lihat menentukan kualitas hidup kita. "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20).
Keberhasilan hidup akan terwujud jika kita taat melakuka firman Tuhan dan tidak hidup sembrono!
Subscribe to:
Posts (Atom)