Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 September 2018
Baca: Yakobus 5:12-20
"...bahwa
barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia
akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa." Yakobus 5:20
Setiap orang percaya memiliki sebuah amanat dari Tuhan: "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." (Yohanes 20:21), yaitu menjadi saksi-saksi Kristus di tengah dunia ini. "'Kamu inilah saksi-saksi-Ku,' demikianlah firman TUHAN, 'dan hamba-Ku yang telah Kupilih,'" (Yesaya 43:10). Memenangkan jiwa bagi Tuhan berarti kita telah menyelamatkan mereka dari penghukuman kekal. Bekerja bagi keselamatan jiwa-jiwa yang belum diselamatkan ini merupakan panggilan yang mulia. Panggilan ini bukan hanya berlaku bagi para pendeta, pastor, penginjil atau misionaris, tapi juga merupakan panggilan bagi kita yang sudah diselamatkan oleh Kristus.
Jemaat gereja mula-mula di zaman Kisah Para Rasul begitu semangat dalam mengerjakan perkara-perkara rohani dan melayani Tuhan, sehingga kehidupan mereka menjadi kesaksian. "...mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." (Kisah 2:47). Tapi di zaman sekarang ini tak mudah mendapati orang yang punya roh yang menyala-nyala bagi Tuhan dan punya hati yang terbeban untuk menjangkau jiwa-jiwa. Masihkah kita akan tinggal diam melihat saudara, keluarga atau sahabat kita belum ditebus oleh Kristus? Perhatikan! Pada akhir zaman akan terjadi ini: "Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah,
akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk
mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal." (Daniel 12:2).
Alkitab menyatakan: "Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan
yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya." (Daniel 12:3). Bagaimana sikap kita agar kita dapat memenangkan jiwa bagi Kristus? Kita harus memiliki kerelaan untuk memberitakan Injil dan memiliki 'hati hamba'. Inilah yang Rasul Paulus perbuat: "Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba
dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang." (1 Korintus 9:19).
Sebagaimana Kristus "...datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10), orang percaya pun dipanggil untuk melakukan hal yang sama.
Monday, September 17, 2018
Sunday, September 16, 2018
CARILAH TUHAN DENGAN SEGENAP HATI!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 September 2018
Baca: Mazmur 119:1-8
"Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati," Mazmur 119:2
Sebagian besar orang beranggapan bahwa sumber kebahagiaan hidup terletak pada hal-hal duniawi: uang, mobil, rumah megah, kedudukan, popularitas dan sebagainya. Benarkah? Pemazmur menyatakan bahwa kunci untuk meraih kebahagiaan hidup adalah memegang peringatan-peringatan Tuhan (tinggal di dalam firman-Nya), dan mencari Dia dengan segenap hati. Mengapa banyak orang tidak menemukan Tuhan atau tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan, sekalipun ia merasa sudah berdoa? Ada tertulis: "Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati." (Amsal 16:2). Hal mendasar yang harus diperhatikan saat kita mencari Tuhan adalah sikap hati kita. Apakah kita sudah mencari Tuhan dengan segenap hati?
Selama kita mencari Tuhan tidak dengan segenap hati, setengah-setengah atau tidak bersungguh-sungguh, maka Tuhan tidak berkenan untuk menemui kita. "...apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu..." (Yeremia 29:12-13). Karena itu pemazmur berdoa: "Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!" (Mazmur 119:37). Cara agar mata kita tidak melihat hal-hal yang hamba dan hidup menurut jalan-jalan Tuhan adalah mencari Dia dengan segenap hati. "Aku berseru dengan segenap hati; jawablah aku, ya TUHAN! Ketetapan-ketetapan-Mu hendak kupegang." (Mazmur 119:145).
Bukan hanya dalam mengerjakan perkara-perkara rohani saja dibutuhkan sikap yang segenap hati, dalam melakukan pekerjaan konvensional pun jika kita ingin mendapatkan hasil yang terbaik dan maksimal, kita harus melakukan segala sesuatunya dengan segenap hati. Terlebih-lebih dalam hal beribadah kepada Tuhan, jangan sekali-kali kita datang kepada-Nya dengan main-main, "...sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9).
Mata Tuhan selalu tertuju kepada orang yang mencari Dia dengan segenap hati!
Baca: Mazmur 119:1-8
"Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati," Mazmur 119:2
Sebagian besar orang beranggapan bahwa sumber kebahagiaan hidup terletak pada hal-hal duniawi: uang, mobil, rumah megah, kedudukan, popularitas dan sebagainya. Benarkah? Pemazmur menyatakan bahwa kunci untuk meraih kebahagiaan hidup adalah memegang peringatan-peringatan Tuhan (tinggal di dalam firman-Nya), dan mencari Dia dengan segenap hati. Mengapa banyak orang tidak menemukan Tuhan atau tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan, sekalipun ia merasa sudah berdoa? Ada tertulis: "Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati." (Amsal 16:2). Hal mendasar yang harus diperhatikan saat kita mencari Tuhan adalah sikap hati kita. Apakah kita sudah mencari Tuhan dengan segenap hati?
Selama kita mencari Tuhan tidak dengan segenap hati, setengah-setengah atau tidak bersungguh-sungguh, maka Tuhan tidak berkenan untuk menemui kita. "...apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu..." (Yeremia 29:12-13). Karena itu pemazmur berdoa: "Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!" (Mazmur 119:37). Cara agar mata kita tidak melihat hal-hal yang hamba dan hidup menurut jalan-jalan Tuhan adalah mencari Dia dengan segenap hati. "Aku berseru dengan segenap hati; jawablah aku, ya TUHAN! Ketetapan-ketetapan-Mu hendak kupegang." (Mazmur 119:145).
Bukan hanya dalam mengerjakan perkara-perkara rohani saja dibutuhkan sikap yang segenap hati, dalam melakukan pekerjaan konvensional pun jika kita ingin mendapatkan hasil yang terbaik dan maksimal, kita harus melakukan segala sesuatunya dengan segenap hati. Terlebih-lebih dalam hal beribadah kepada Tuhan, jangan sekali-kali kita datang kepada-Nya dengan main-main, "...sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9).
Mata Tuhan selalu tertuju kepada orang yang mencari Dia dengan segenap hati!
Subscribe to:
Posts (Atom)