Saturday, September 8, 2018

MANDAT SHEMA BAGI ORANGTUA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 September 2018

Baca:  Ulangan 6:1-25

"TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini."  Ulangan 6:24

Mengajar dan mendidik anak untuk memiliki hati yang takut akan Tuhan adalah hal yang sangat krusial dan tak boleh dianggap remeh oleh orangtua.  Banyak kasus terjadi:  anak-anak memberontak terlibat dalam pergaulan yang buruk dan sebagainya, sebagai akibat dari kelalaian orangtua dalam hal mengajar dan mendidik anak-anaknya di rumah.  Ada tertulis:  "Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati."  (Amsal 23:13-14).

     Jadi secara garis besar hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan pengajaran terhadap anak:  1.  Bahan pengajaran adalah firman Tuhan  (Alkitab).  Orangtua harus mengajarkan kepada anak-anaknya tentang ketetapan dan peraturan Tuhan:  "Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya,"  (Ulangan 6:1).  Selain itu orangtua harus mengajarkan bagaimana ia harus mengasihi Tuhan.  "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu."  (Ulangan 6:5).  2.  Tujuan pengajaran adalah supaya anak-anak memiliki hati yang takut akan Tuhan dan berpegang pada ketetapan dan perintah Tuhan, sebab ini adalah kunci hidup.  "supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu."  (Ulangan 6:2).  3.  Cara pengajaran adalah orangtua harus mengajarkan firman Tuhan secara berulang-ulang di segala situasi dan keadaan  (Ulangan 6:7-9).

     Yang tak kalah penting adalah orangtua harus mempunyai kesaksian hidup untuk disampaikan kepada anak-anaknya, supaya mereka tidak hanya mendengar, tapi juga ikut mengalami dan merasakan Tuhan di dalam hidupnya  (Ulangan 6:20-25)  dan juga memberikan teladan hidup kepada anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Mengajarkan firman Tuhan kepada anak adalah hal yang mutlak bagi orangtua!   

Friday, September 7, 2018

MANDAT SHEMA BAGI ORANGTUA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 September 2018

Baca:  Ulangan 6:1-25

"Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."  Ulangan 6:6-7

Mengajar bukan semata-mata tugas guru atau dosen, tapi orangtua pun memiliki tugas yang sama.  Dalam kaitannya dengan pengajaran dalam rumah tangga, orangtua berperan sebagai guru dan anak-anak sebagai murid.  Apa yang orangtua harus ajarkan kepada anak-anaknya?  Orangtua harus mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anaknya untuk didengar, diterima, dimengerti dan dilakukan.  Pengajaran ini bersifat informal.  Meskipun demikian ini merupakan pelajaran yang pertama dan terutama.  Disebut pertama, karena anak-anak untuk pertama kali menerima pengajaran;  dan disebut utama, karena proses pendidikan dalam rumah tangga ini mendasari dan bahkan menentukan keberhasilan pengajaran sesudahnya.  Kualitas hidup si anak sangat bergantung pada kualitas pengajaran dalam rumah tangga masing-masing.

     Inilah yang disebut mandat shema, suatu tugas yang Tuhan percayakan kepada orangtua untuk menjadi pengajar bagi anak-anaknya dalam hal kerohanian.  Shema dapat dikatakan sebagai tugas yang dimiliki oleh orangtua untuk membentuk kepribadian anak-anak sesuai dengan kehendak Tuhan.  Bagi bangsa Israel shema ini merupakan perintah wajib yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.  Inti dari pengajaran ini adalah orangtua harus menanamkan sikap hati yang takut akan Tuhan.  "supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya..."  (Ulangan 6:2).  Takut akan Tuhan ini bukan sekedar sebuah doktrin Alkitabiah, tapi harus menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.

     Ketika orang memiliki hati yang takut akan Tuhan maka ia akan mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan segenap jiwa dan segenap kekuatan  (Keluaran 6:5)  dan berkomitmen untuk membenci dosa dan menjauhkan diri dari segala kejahatan.  Jika  'takut akan Tuhan'  ini sudah tertanam dan mengakar kuat di dalam diri anak-anak sedari awal, tidak ada yang patut dikuatirkan oleh orangtua, sebab takut akan Tuhan adalah kunci utama untuk mengalami penggenapan janji-janji Tuhan dalam hidup ini.