Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 September 2018
Baca: Matius 6:19-24
"Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." Matius 6:21
Setiap langkah yang diambil orang percaya untuk semakin mendekat kepada Tuhan dan bertumbuh secara rohani pasti selalu mengalami banyak kendala dan hambatan. Demikian pula tidaklah mudah bagi bangsa Israel untuk pergi meninggalkan Mesir, sebab Firaun tak melepaskan mereka begitu saja. Berbagai upaya dilakukan pemimpin Mesir ini untuk menghalangi umat Israel. Jurus-jurus bujukan dan rayuan pun dilancarkan oleh Firaun dengan harapan agar mereka tak keluar jauh-jauh dari negeri Mesir. Walaupun pergi meninggalkan Mesir, mereka masih diharapkan untuk kembali lagi ke Mesir.
Inilah yang dikatakan Firaun: "Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini." (Keluaran 8:25). Karena usaha pertama ini gagal, Firaun berkata lagi, "Baik, aku akan membiarkan kamu pergi untuk mempersembahkan korban
kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun; hanya janganlah kamu pergi
terlalu jauh..." (Keluaran 8:28). Masih saja gagal, ia pun sedikit melunak: "...kamu boleh pergi, tetapi hanya laki-laki,..." (Keluaran 10:11), dan untuk keempat kalinya dia berkata, "Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu
sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu." (Keluaran 10:24). Firaun mempunyai taktik seperti Iblis yaitu membujuk umat tebusan Tuhan untuk tetap melayani dan berbakti di Mesir, yang adalah lambang dunia. Iblis mengerti betul bahwa bila orang percaya melayani Tuhan, tapi ia masih saja mengikatkan diri dengan kehidupan 'dunia', sama artinya ia juga sedang melayani dan menyenangkan Iblis. Sama seperti umat Israel yang diperbolehkan berbakti kepada Tuhan dengan tetap tinggal di Mesir, agar dalam kurun waktu yang bersamaan mereka juga dapat melayani Firaun. Karena itu Iblis takkan membiarkan orang percaya pergi jauh-jauh meninggalkan dunia atau kehidupan lama.
Selama hati masih terpaut pada 'dunia' tak mungkin kita dapat mempersembahkan hidup secara penuh kepada Tuhan. Satu-satunya cara untuk kita dapat berkenan kepada Tuhan adalah memisahkan diri dari dunia, yang berarti meninggalkan cara hidup dunia dan segala kenikmatannya. Sebab sejak kita ditebus oleh darah Kristus, tanah air kita bukan lagi 'Mesir', melainkan Tanah Perjanjian yang telah Tuhan sediakan bagi kita.
"Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan." Matius 6:24a
Wednesday, September 5, 2018
Tuesday, September 4, 2018
HARI TUHAN: Penuh Sorai-Sorai dan Sukacita
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 September 2018
Baca: Yoel 2:18-27
"Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu." Yoel 2:23
Nabi Yoel melayani di tengah kemerosotan dan kemunduran bangsa Yehuda. Yoel tak pernah berhenti menyerukan pertobatan kembali ke jalan yang benar dan menyembah Tuhan yang benar dan hidup. Yoel terus menekankan tentang 'hari Tuhan'. Dalam bacaan dinyatakan Tuhan mencurahkan hujan awal dan hujan akhir. Hujan awal secara harafiah berarti hujan yang jatuh waktu umat Tuhan menabur benih; hujan akhir adalah hujan di akhir musim. Kata 'hujan' ini memiliki beberapa makna: 1. Lambang pencurahan berkat-berkat rohani yang menyegarkan dan memulihkan, yang dikaruniakan Tuhan kepada umat-Nya. 2. Lambang hukuman yang menghancurkan yang diturunkan ke atas dunia.
Tuhan telah menggenapi janji-Nya dengan mencurahkan 'hujan' Roh-Nya kepada umat-Nya, yang diawali pada hari Pentakosta, di zaman para rasul: "Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan." (Kisah 2:17-21).
Bagi orang benar, hari Tuhan adalah hari sukacita, karena janji Tuhan tergenapi. Sebaliknya, bagi orang fasik, hari Tuhan adalah kengerian dan malapetaka. "Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri." (Obaja 1:15).
Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, ada sukacita dan sorak-sorai (Mazmur 126:1-2).
Baca: Yoel 2:18-27
"Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu." Yoel 2:23
Nabi Yoel melayani di tengah kemerosotan dan kemunduran bangsa Yehuda. Yoel tak pernah berhenti menyerukan pertobatan kembali ke jalan yang benar dan menyembah Tuhan yang benar dan hidup. Yoel terus menekankan tentang 'hari Tuhan'. Dalam bacaan dinyatakan Tuhan mencurahkan hujan awal dan hujan akhir. Hujan awal secara harafiah berarti hujan yang jatuh waktu umat Tuhan menabur benih; hujan akhir adalah hujan di akhir musim. Kata 'hujan' ini memiliki beberapa makna: 1. Lambang pencurahan berkat-berkat rohani yang menyegarkan dan memulihkan, yang dikaruniakan Tuhan kepada umat-Nya. 2. Lambang hukuman yang menghancurkan yang diturunkan ke atas dunia.
Tuhan telah menggenapi janji-Nya dengan mencurahkan 'hujan' Roh-Nya kepada umat-Nya, yang diawali pada hari Pentakosta, di zaman para rasul: "Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan." (Kisah 2:17-21).
Bagi orang benar, hari Tuhan adalah hari sukacita, karena janji Tuhan tergenapi. Sebaliknya, bagi orang fasik, hari Tuhan adalah kengerian dan malapetaka. "Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri." (Obaja 1:15).
Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, ada sukacita dan sorak-sorai (Mazmur 126:1-2).
Subscribe to:
Posts (Atom)