Sunday, August 19, 2018

KEADAAN BAIK ADA SYARATNYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Agustus 2018

Baca:  Ulangan 22:6-12

"Setidak-tidaknya induk itu haruslah kaulepaskan, tetapi anak-anaknya boleh kauambil. Maksudnya supaya baik keadaanmu dan lanjut umurmu."  Ulangan 22:7

Untuk memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan tidak ada jalan lain, selain kita harus memiliki persekutuan yang karib dengan Dia dan dengan tekun membaca, meneliti dan merenungkan firman-Nya.  "Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran."  (Hosea 6:6).  Di situlah kita akan mengetahui dan memahami sifat-sifat Tuhan lebih mendalam.  Betapa hati Tuhan penuh dengan kasih dan keadilan, yang tidak hanya Ia tujukan kepada manusia saja, tetapi juga terhadap setiap makhluk ciptaan-Nya.

     Tuhan mengajar manusia untuk memperoleh keadaan hidup yang baik dan lanjut umur, tapi semuanya itu ada syaratnya yaitu manusia harus taat kepada Tuhan dan firman-Nya.  Jadi, keadaan yang baik dan lanjut umur tidaklah secara otomatis dapat diperoleh.  Tuhan berkata,  "Apabila engkau menemui di jalan sarang burung di salah satu pohon atau di tanah dengan anak-anak burung atau telur-telur di dalamnya, dan induknya sedang duduk mendekap anak-anak atau telur-telur itu, maka janganlah engkau mengambil induk itu bersama-sama dengan anak-anaknya. Setidak-tidaknya induk itu haruslah kaulepaskan, tetapi anak-anaknya boleh kauambil. Maksudnya supaya baik keadaanmu dan lanjut umurmu."  (Ulangan 22:6-7).  Makna apa yang tersirat?  Prinsipnya:  kekejaman, kekejian dan ketidakadilan adalah hal yang sangat dibenci Tuhan.  Keadaan yang baik dan lanjut umur akan menjadi milik kita, apabila kita hidup sesuai dengan hati Tuhan dan menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan kehendak-Nya.

     Dikatakan bahwa  "...apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu."  (Galatia 6:7b-8).  Apabila hal ini terjadi atas diri kita, jalan yang terbaik untuk dipulihkan adalah segera bersimpuh di bawah kaki Tuhan dan memohon pengampunan-Nya.  "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."  (1 Yohanes 1:9).

Hidup seturut dengan hati Tuhan adalah kunci mengalami kehidupan yang baik!

Saturday, August 18, 2018

ORANG PERCAYA BERMENTAL PRAJURIT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Agustus 2018

Baca:  2 Timotius 2:1-13

"Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus."  2 Timotius 2:3

Orang percaya dipanggil Tuhan bukan untuk menjadi pengikut-Nya yang biasa-biasa saja, atau menjadi jemaat yang pasif yang hanya memenuhi bangku-bangku gereja, tapi seorang yang memiliki daya juang tinggi, tidak mudah menyerah dan tangguh, sebab kehidupan kekristenan itu penuh tantangan, karena ada banyak musuh yang tak berhenti mengincar.  Ya.... kehidupan kekristenan ibarat medan peperangan:  "...perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."  (Efesus 6:12).  Karena itu Tuhan memanggil kita menjadi prajurit-prajurit-Nya.

     Kehidupan orang percaya terbagi menjadi dua bagian yaitu kehidupan jasmani  (darah/daging)  dan kehidupan rohani.  Dalam kehidupan rohani ini ada roh-roh jahat di udara dan penghulu-penghulu dunia yang jahat, yang kesemuanya di bawah komando si Iblis.  Dengan akal licik dan tipu muslihatnya, Iblis si bapa pendusta  (Yohanes 8:44), berusaha menyerang dan menjatuhkan iman orang percaya melalui pencobaan-pencobaan dan juga menawarkan kenikmatan-kenikmatan duniawi.  Tanpa memiliki perlawanan, kita akan mudah diperdaya dan diseret ke dalam dosa.  Karena itu kita harus menjadi orang percaya yang memiliki mental seorang prajurit;  dan itu ada harga yang harus dibayar!

     Untuk menjadi prajurit Kristus yang militan, yang siap bertempur di medan peperangan, tidak ada jalan lain selain harus taat sepenuhnya kepada perintah Komandan, di mana Kristus adalah Komandan kita!  "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya."  (2 Timotius 2:4).  Seorang prajurit yang sedang di medan peperangan tidak boleh lengah sedikit pun, melainkan harus benar-benar fokus pada peperangan yang sedang dihadapinya.  Lengah sedikit, nyawa menjadi taruhannya!  Seorang prajurit juga harus rela menderita dan keluar dari zona nyaman, jika tidak, ia takkan mampu menyelesaikan misi yang diberikan oleh komandannya.

Ketika kita taat melakukan perintah Sang Komandan  (Kristus), kita pasti akan mampu mematahkan segala serangan musuh dan tampil sebagai pemenang!