Monday, August 6, 2018

PEMIMPIN YANG MEMBERI TELADAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Agustus 2018

Baca:  Ulangan 3:23-29

"Dan berilah perintah kepada Yosua, kuatkan dan teguhkanlah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di depan bangsa ini dan dialah yang akan memimpin mereka sampai mereka memiliki negeri yang akan kaulihat itu."  Ulangan 3:28

Musa adalah salah satu tokoh besar di zaman Perjanjian Lama.  Ia adalah orang yang diutus Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir.  Awalnya Musa sempat menolak panggilan Tuhan ini dengan alasan merasa tidak mampu, tapi pada akhirnya ia mengerjakan apa yang Tuhan percayakan kepadanya dengan taat dan setia.

     Bukan pekerjaan mudah memimpin suatu bangsa yang besar.  Seorang pemimpin, sekalipun mampu menjalankan tugas dengan baik, jarang sekali mendapatkan pujian.  Sebaliknya, melakukan kesalahan sedikit saja, ia akan dihujat habis-habisan.  Butuh kesabaran, ketelatenan dan ketekunan yang ekstra untuk menuntun, membimbing dan mengarahkan bangsa yang dikenal keras hati dan tegar tengkuk seperti bangsa Israel ini.  Namun Musa mampu mengemban tugas itu dengan baik.  "Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi."  (Bilangan 12:3).  Ketika tidak menemukan air untuk diminum saat berada di Masa dan Meriba, bangsa Israel bersungut-sungut, marah, menghujat Musa:  "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"  (Keluaran 17:3).  Tak jauh berbeda ketika mereka berada di Mara dan Elim, bangsa Israel terus bersungut-sungut dan memberontak  (Keluaran 15:24).

     Meskipun diperhadapkan dengan tekanan dan situasi sulit Musa tetap melayani bangsa Israel dengan sepenuh hati.  Belum lagi ia harus menjaga dirinya dan seluruh bangsa Israel dari serangan-serangan bangsa lain.  Sungguh suatu perjuangan yang luar biasa, apalagi tanggung jawab ini harus Musa pikul dalam waktu yang tidak singkat, yaitu 40 tahun.  Musa tidak pernah mengeluh kepada Tuhan, ia hanya belajar setia dan taat.  Sekalipun pada akhirnya Musa bukanlah orang yang dapat membawa masuk bangsa Israel ke Tanah Perjanjian, ia tidak marah dan protes kepada Tuhan, malahan ia mempersiapkan Yosua sebagai penggantinya.

Sekecil apa pun tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan, lakukanlah dengan taat dan setia!

Sunday, August 5, 2018

IBU.... MENGAPA KAULUPAKAN AKU?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Agustus 2018

Baca:  Yesaya 49:14-21

"Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau."  Yesaya 49:15

Ngeri!  Itulah kesan pertama kita ketika melihat keadaan dunia di zaman sekarang ini.  Kejahatan manusia semakin memuncak seperti di zaman Nuh!  "...segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,"  (Kejadian 6:5).  Manusia tidak lagi punya rasa takut akan Tuhan;  melakukan tindak kejahatan dianggapnya sebagai hal yang biasa;  kasih sudah menjadi hal yang sangat langka ditemukan di antara umat manusia.

     Ada ibu yang begitu mudah melupakan bayinya karena terbelit masalah ekonomi, ada yang tega menjualnya, bahkan ada yang sampai hati membuang dan membunuh darah dagingnya sendiri.  Ini adalah fakta!  Sungguh benar apa yang tertulis di Alkitab:  "...karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin."  (Matius 24:12).  Seorang anak yang dengan sengaja dilupakan, disia-siakan atau dibuang oleh orangtuanya akan mengalami luka-luka batin yang mendalam:  perasaan sakit hati, nelangsa, tertolak, mengasihani diri sendiri, dan merasa kehadirannya tidak diinginkan membuatnya mudah frustasi dan rapuh, dan perasaan ini akan terbawa sampai dia beranjak dewasa.  Jika ada di antara pembaca yang mengalaminya, perhatikan baik-baik!  Ini bukan akhir dari segala-galanya.  Orangtua boleh saja melupakan dan membuang anaknya, tetapi ada Satu Pribadi yang tetap mengasihi, dan tangan-Nya yang penuh kasih itu selalu yang tetap mengasihi, dan tangan-Nya yang penuh kasih itu selalu terbuka untuk menyambut dan memeluk kita.  Tuhan berkata:  "Sekalipun dia (ibu - Red.) melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau."  (ayat nas).

     Mungkin orang lain berkata:  hidupmu sudah tamat dan kamu tidak punya masa depan lagi!  Tak perlu hiraukan apa kata orang, arahkan telinga dan mata kita kepada Tuhan!  Datanglah kepada Tuhan:  berdoalah bagi orangtua, lepaskan pengampunan dan mintalah berkat bagi orangtua yang membuang kita.

"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya."  Mazmur 139:13-14