Wednesday, July 25, 2018

HIDUP SEKUAT TEMBOK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juli 2018

Baca:  Mazmur 51:1-21

"Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hati-Mu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem!"  Mazmur 51:20

Tembok Besar Tiongkok atau disebut Tembok Raksasa Tiongkok merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat oleh tangan manusia, terletak di negeri Tirai Bambu.  Tembok ini dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Ming, memiliki panjang 8.851 km.  Tembok Besar Tiongkok ini dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia dan dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1987.

     Jika pada zaman dahulu, untuk melindungi diri dari serangan musuh, sebuah kota atau kerajaan pasti memiliki benteng-benteng perlindungan yang dikelilingi oleh tembok-temboknya yang besar dan kokoh, begitu pula dengan kehidupan rohani kita, hendaknya sekuat tembok, agar tidak mudah roboh oleh tipu muslihat Iblis dan tidak mudah goyah oleh karena pengaruh dari dunia ini.  Amat terlebih, hidup di tengah-tengah dunia yang sudah mendekati akhir ini, kita harus bersandar kepada Tuhan dan tidak lagi mengandalkan kekuatan diri sendiri.  Supaya kita tetap makin kuat maka kita harus membangun  'tembok-tembok'  kembali.  Kata  'tembok'  berbicara tentang kehidupan rohani.  Sebagai umat yang telah ditebus oleh darah Kristus kita bukan lagi manusia lama, melainkan sebagai ciptaan baru  (2 Korintus 5:17).  Jadi kita harus meruntuhkan tembok-tembok manusia lama kita yang menghalangi kuasa Tuhan bekerja di dalam kita, dan membangun  'manusia baru'  itu dengan cara tidak lagi hidup menurut cara-cara duniawi yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, tidak lagi hidup menurut keinginan daging yang selama ini menguasai hdiup kita.  Alkitab menegaskan bahwa keinginan daging adalah maut, sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Tuhan  (Roma 8:6-7).

     Daud, memiliki kesungguhan hati untuk terus diperbaharui dan dipulihkan hidupnya dengan berkata,  "Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku."  (Mazmur 51:4-5).  Dengan kata lain Daud ingin hidupnya menjadi kudus.  Dengan hidup kudus berarti Daud sedang membangun sebuah tembok yang kokoh, yang memisahkan dia dari dosa dan segala bentuk kecemaran dosa.

Menjalani hidup sebagai manusia baru ibarat membangun tembok yang kokoh!

Tuesday, July 24, 2018

KOTORAN HARUS DIBERSIHKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juli 2018

Baca:  Zakharia 3:1-10

"'Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya.' Dan kepada Yosua ia berkata: 'Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta.'"  Zakharia 3:4b

Adipura adalah salah satu jenis penghargaan yang diberikan oleh pemerintah di setiap peringatan Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada 5 Juni.  Adipura merupakan penghargaan untuk kota di Indonesia yang berhasil dalam menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan.  Karena itu berbagai usaha dilakukan oleh dinas terkait di setiap kota untuk menjaga lingkungannya agar tetap bersih.  Kota yang bersih, selain enak dipandang mata, juga memperkecil kemungkinan untuk menjadi sarang penyakit.

     Dunia ini dipenuhi  'kotoran':  kejahatan kian merajalela, pertikaian, peperangan, mewabahnya jenis penyakit yang aneh-aneh, nabi-nabi palsu dan pengajaran-pengajaran sesat juga bermunculan di mana-mana sebagai pertanda bahwa dunia sedang berada di penghujung zaman.  Justru inilah waktu bagi orang percaya untuk membersihkan diri dari segala kotoran yang ada.  Orang percaya harus bersikap tegas dalam membuat pilihan hidup.  Firman Tuhan memperingatkan:  "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"  (Wahyu 22:11).  Jangan pernah mengira kalau kita sudah bertobat maka tidak ada lagi kotoran.  Karena itu kotoran yang masih menempel pada diri kita harus selalu dibersihkan, sebab selama masih ada kotoran dalam diri kita, dalam bentuk apa pun, maka hidup kita tidak akan berkenan kepada Tuhan.

     Nabi Zakharia mendapatkan suatu penglihatan:  imam besar Yosua berdiri dihadapan malaikat Tuhan dengan mengenakan pakaian kotor, sedangkan Iblis berdiri disebelah kanannya untuk mendakwa dia.  Oleh karena itu, Yosua pun harus dibersihkan sedemikian rupa dan kemudian dikenakan pakaian pesta, sehingga Yosua pun dilayakkan untuk mengerjakan tugas yang Tuhan percayakan kepadanya dengan baik.

"Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  2 Korintus 6:17