Monday, July 16, 2018

DAMPAK MENCINTAI TAURAT TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juli 2018

Baca:  Mazmur 119:97-104

"Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  Mazmur 119:97

Semua orang pasti pernah merasakan apa yang namanya jatuh cinta.  Cinta membuat hati orang berbunga-bunga, dunia terasa menjadi milik berdua.  Ketika terpisah oleh jarak, rasa rindu pun menyerang, hasrat ingin bersua pun bergelora.  Rasa rindu dan cinta akan terobati ketika mereka berjumpa dan menghabiskan waktu bersama.  Sungguh, tidak ada yang dapat menghalangi kekuatan sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.  Salomo menyatakan bahwa  "...cinta kuat seperti maut,"  (Kidung Agung 8:6).

     Dalam mazmur ini Daud menyatakan diri sebagai seorang yang sedang jatuh cinta.  Rasa cinta yang mendalam ini bukan ia tujukan kepada seseorang, melainkan kepada Taurat Tuhan.  Banyak orang Kristen menganggap bahwa membaca dan merenungkan firman Tuhan adalah pekerjaan yang sangat membosankan dan menjadi beban tersendiri.  Karena itu mereka melakukannya dengan tidak sepenuh hati, setengah-setengah atau dalam keadaan terpaksa.  Berbeda dengan Daud yang menjadikan Taurat Tuhan sebagai kesukaan.  "Betapa kucintai Taurat-Mu!"  (ayat nas).  Karena mencintai Taurat Tuhan maka Daud merenungkannya sepanjang hari.  Mengapa Daud begitu mencintai Taurat Tuhan?  Karena ia tahu bahwa di dalam Taurat-Nya terkandung janji-janji Tuhan yang luar biasa dan kuasa yang teramat dahsyat.  "Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada."  (Mazmur 33:9).

     Itulah sebabnya ia dengan sukacita dan rela hati menyediakan waktu untuk merenungkan Taurat Tuhan itu siang dan malam.  Dampaknya pun sungguh luar biasa:  "Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu."  (Mazmur 119:98-100).  Daud juga semakin peka rohani  (pancaindera terlatih), sehingga ia dapat menahan diri terhadap hal-hal yang jahat dan sanggup membedakan yang baik dari pada yang jahat.  Sejauh mana Saudara mencintai Taurat Tuhan?  Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi?

"...tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam...apa saja yang diperbuatnya berhasil."  Mazmur 1:2-3

Sunday, July 15, 2018

TAAT KEPADA TUHAN, BUKAN BERSPEKULASI (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Juli 2018

Baca:  Kejadian 26:1-35

"Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN."  Kejadian 26:12

Tuhan menyediakan upah untuk setiap ketaatan mereka, dan apa yang Tuhan sediakan itu jauh lebih banyak dari yang didoakan dan dipikirkan  (Efesus 3:20), seperti tertulis:  "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  (1 Korintus 2:9).  Adakalanya Tuhan mengijinkan kita melewati masa-masa sulit atau paceklik untuk menguji motivasi hati dan ketaatan kita.

     Sekalipun Tuhan memerintahkan hal-hal yang seolah-olah tidak masuk akal, janganlah ragu untuk melakukannya.  Jagan pernah membatasi cara kerja Tuhan dengan akal pikiran kita yang terbatas ini.  Ingatlah bahwa cara Tuhan itu berbeda dengan cara manusia bekerja, waktu Tuhan juga bukan waktu kita.  "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:8-9).  Apa pun yang Tuhan perintahkan, lakukan saja tanpa ada perbantahan dan persungutan.  "Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,"  (1 Yohanes 5:3b), sebab semua yang dari Tuhan, mengalahkan dunia  (1 Yohanes 5:4).  Hanya ada pilihan di sini:  taat atau tidak taat, mau atau tidak mau.  Jikalau kita berpikir bahwa semua tidak akan mungkin, hal itu juga takkan mungkin terjadi.  "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia."  (Amsal 23:7a).

     Pemazmur menulis:  "Aku melihat batas-batas kesempurnaan, tetapi perintah-Mu luas sekali."  (Mazmur 119:96).  Firman Tuhan dan janji firman-Nya sungguh tak terbatas!  Ketika Ishak taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan maka perkara yang dahsyat terjadi.  Saat orang lain mengalami krisis dan masa paceklik Ishak justru mengalami hidup yang berkelimpahan, seperti tertulis:  "Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya."  (Kejadian 26:13).  Jika Tuhan sudah membuka pintu-pintu berkat bagi seseorang tak satu pun kuasa yang sanggup menutupnya.  Hidup Ishak pun menjadi berkat dan kesaksian di negeri orang Filistin.

Ingin mengalami berkat dan mujizat?  Jadilah pengikut Kristus yang taat.