Monday, July 9, 2018

KESERAKAHAN MEMBAWA KEHANCURAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juli 2018

Baca:  Matius 26:14-16

"'Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?' Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya."  Matius 26:15

Firman Tuhan memperingatkan kita untuk selalu menjaga hati:  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23), sebab dari hati bisa timbul segala hal yang jahat:  "...percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan."  (Markus 7:21-22).  Keserakahan adalah salah satu sifat yang bisa timbul dalam diri seseorang.  Serakah bisa diartikan:  suatu hasrat yang berlebihan atau keinginan untuk memperoleh sebanyak-banyaknya.  Serakah dapat nyata dalam cinta akan uang  (materi).  Karena serakah terhadap warisan seseorang bisa mengorbankan hubungan dengan saudara kandung sendiri;  dikuasai oleh sifat serakah tak terhitung banyaknya pejabat pemerintahan di negeri ini yang berani melakukan tindakan korupsi.

     Keserakahan selalu menuntun seseorang kepada perilaku yang salah dan menyimpang dari kebenaran, yang semata-mata bertujuan untuk kepentingan diri sendiri.  Karena serakah Yudas Iskariot terdorong untuk melakukan pengkhianatan terhadap Guru-nya sendiri.  Ia tega menjual Kristus dengan harga tiga puluh keping perak.  Jelas terlihat bahwa ia lebih menginginkan uang dari pada Tuhan-nya dan ia pun rela kehilangan sahabat-sahabatnya.  Di dalam Injil Markus 14:10-11 dinyatakan bahwa Yudas mendatangi para imam kepala dengan tujuan ingin menyerahkan Kristus kepada mereka, dengan harapan ia mendapatkan sejumlah uang.  Bahkan Yudas Iskariot dengan sengaja mengadakan perundingan dengan para imam kepala untuk menangkap Kristus yaitu dengan sebuah ciuman pengkhianatan  (Lukas 22:47-48).

     Keserakahan ini akhirnya menuntun Yudas Iskariot kepada kehancuran.  Penyesalan selalu datang belakangan dan hidupnya pun harus berakhir dengan sangat tragis dan mengerikan:  mati dengan cara gantung diri.  "...perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar."  (Kisah 1:18).  Pengalaman hidup Yudas Iskariot ini menjadi pelajaran berharga bagi kita!  Karena itu jangan sekali-kali berlaku serakah!

Keserakahan itu sama dengan penyembahan berhala dan mendatangkan murka Tuhan  (Efesus 3:5-6).

Sunday, July 8, 2018

HIDUP KRISTIANI: Bertobat dan Lahir Baru

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Juli 2018

Baca:  Matius 3:1-12

"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  Matius 3:9

Dalam kehidupan Kristiani ada dua proses penting yang harus dijalani yaitu pertobatan dan kelahiran baru.  Oleh karena itu seruan pertobatan takkan pernah berhenti untuk disampaikan karena pertobatan adalah hal mendasar.  Kata bertobat  (Yunani metanoia)  terbentuk dari dua kata yaitu meta yang artinya berubah  (change)  dan nous yang artinya pikiran  (mind).  Jadi metanoia berarti perubahan pikiran.  Kata inilah yang sering digunakan untuk menunjuk pada pertobatan seseorang yang ditandai dengan perubahan pikiran.  Bertobat bisa diartikan berubah arah tujuan yaitu dari jalan orang berdosa yang selama ini dijalaninya, ke arah jalan atau kehendak Tuhan.

     Seorang yang bertobat berarti sedang menyerahkan tujuan hidup dan hatinya secara sukarela kepada Tuhan, di mana kemudian Tuhan sendiri akan memperbarui dan memrosesnya.  Seorang berdosa yang sadar akan dosanya dan dengan tulus hati menyesali semua perbuatannya yang bertentangan dengan kehendak Tuhan akan mudah sekali untuk bertobat.  Yang dimaksud bertobat bukanlah sebatas menyesali dosa-dosa yang telah diperbuat, tetapi juga ada kemauan dan komitmen untuk berjalan ke arah jalan Tuhan  (Yohanes 14:6).  Inilah yang Kristus sedang cari!  "...Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."  (Matius 9:13).

     Tahap selanjutnya adalah Tuhan akan mengerjakan apa yang menjadi bagian-Nya yaitu melahirkan orang itu kembali menjadi ciptaan yang baru.  Proses  'melahirkan kembali'  ini adalah pekerjaan Roh Kudus.  "...semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah."  (Yohanes 1:12-13).  Kristus menambahkan:  "...sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali."  (Yohanes 3:5-7).  Tanpa pertobatan dan kelahiran baru kita tak layak disebut pengikut Kristus yang sejati!

Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru  (2 Korintus 5:17).