Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juni 2018
Baca: Yesaya 1:10-20
"Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat," Yesaya 1:16
Semua manusia pasti mengalami masalah meski berbeda-beda: masalah pekerjaan, masalah keuangan, masalah keluarga, dan banyak lagi. Masalah-masalah yang dialami oleh manusia pasti ada jalan keluarnya, dan ujung-ujungnya akan berakhir saat kematian menjemput. Namun ada satu masalah terbesar yang dihadapi oleh seluruh umat manusia dan masalah tersebut akan terus terbawa sampai kematian (karena tak semua orang menyadari bahwa setelah kematian masih ada kekekalan, hidup kekal di sorga atau kematian kekal di neraka). Masalah itu adalah dosa, sebab dosalah yang akan membawa manusia dari kematian kepada kebinasaan kekal: "...upah dosa ialah maut;" (Roma 6:23).
Masalah terbesar manusia ini (dosa) hanya dapat diselesaikan oleh anugerah Tuhan melalui pengorban-Nya di kayu salib. Setiap orang yang percaya kepada-Nya (Kristus) tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Sebagai orang percaya kita patut berbangga dan bersukacita, bukan karena hal-hal yang sifatnya materi, tapi karena anugerah keselamatan yang telah Tuhan berikan dan dosa-dosa kita diampuni. Kalau bukan karena salib Kristus kita ini adalah orang-orang yang pantas dimurkai dan menerima hukuman dari Tuhan, namun karena salib-Nya kita dilayakkan untuk dapat hidup dalam kemuliaan dan kuasa-Nya, serta beroleh jaminan keselamatan kekal. Sorga menjadi sesuatu yang pasti bagi kita! Sebab "...Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Kristus)." (Yohanes 16:6b).
Oleh karena itu rasul Paulus memperingatkan agar orang percaya tetap mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Filipi 2:12). Mengerjakan keselamatan berarti kita hidup dalam pertobatan setiap hari. Mungkin ada di antara Saudara yang berkata, "Kehidupanku sangat buruk dan dosaku tiada terbilang. Mungkinkah Tuhan mau mengampuni aku dan menerima aku?" Ada tertulis: "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih
seperti bulu domba." (Yesaya 1:18).
Dosa kita akan diampuni jika kita mau mengakuinya dengan jujur di hadapan Tuhan (1 Yohanes 1:9), dan benar-benar hidup dalam pertobatan!
Sunday, June 17, 2018
Saturday, June 16, 2018
PERBUATAN TUHAN: Harus Kita Beritakan!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juni 2018
Baca: Mazmur 71:1-24
"Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib;" Mazmur 71:17
Melayani Tuhan dan menjadi saksi-Nya di tengah dunia adalah tugas dan tanggung jawab setiap orang percaya. Sampai kapan? Tidak ada istilah pensiun. Selama kita masih bernafas kita harus mengerjakan tugas tersebut. Ayat nas di atas adalah komitmen pemazmur untuk memberitakan perbuatan Tuhan yang ajaib kepada semua orang di sepanjang hidupnya. Komitmen itu sudah dilakukannya sedari ia masih muda dan ingin terus dilakukan sampai masa tuanya. Dengan kata lain pemazmur rindu Tuhan berkenan memakai hidupnya: "...sampai masa tuaku dan putih rambutku...janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang." (Mazmur 71:18).
Adakah Saudara memiliki kerinduan yang sama seperti pemazmur ini? Ataukah justru telah terbersit di benak Saudara untuk mundur dan berhenti melayani pekerjaan Tuhan, karena sudah merasa jenuh, atau terbentur dengan suatu hal atau masalah? Jangan hanya karena ada gesekan atau masalah semangat Saudara untuk melayani Tuhan dan menjadi saksi-Nya menjadi kendor. Rasul Paulus menasihati, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Yang harus diingat, untuk melayani Tuhan dan menjadi saksi-Nya tak bisa dilakukan dengan mengandalkan kekuatan, kepintaran atau akal sendiri, melainkan harus melibatkan Roh Tuhan, sebab "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam." (Zakharia 4:6).
Karena itu pemazmur memohon supaya Tuhan tidak meninggalkan dirinya, sebab Roh Tuhan bisa saja undur dan meninggalkan seseorang ketika ia hidup dalam ketidaktaatan seperti yang dialami oleh raja Saul, yang awal hidupnya disertai oleh Roh Tuhan, tapi karena ketidaktaatannya Roh Tuhan pun meninggalkan Saul. Roh Kudus akan berduka dan meninggalkan kita, apalagi kita tidak hidup dalam ketaatan. "...janganlah kamu mendukakan Roh Kudus..." (Efesus 4:30).
Dengan pertolongan Roh Kudus kita beroleh kesanggupan untuk melayani pekerjaan Tuhan dan memberitakan pekerjaan-Nya yang ajaib di tengah dunia ini!
Baca: Mazmur 71:1-24
"Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib;" Mazmur 71:17
Melayani Tuhan dan menjadi saksi-Nya di tengah dunia adalah tugas dan tanggung jawab setiap orang percaya. Sampai kapan? Tidak ada istilah pensiun. Selama kita masih bernafas kita harus mengerjakan tugas tersebut. Ayat nas di atas adalah komitmen pemazmur untuk memberitakan perbuatan Tuhan yang ajaib kepada semua orang di sepanjang hidupnya. Komitmen itu sudah dilakukannya sedari ia masih muda dan ingin terus dilakukan sampai masa tuanya. Dengan kata lain pemazmur rindu Tuhan berkenan memakai hidupnya: "...sampai masa tuaku dan putih rambutku...janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang." (Mazmur 71:18).
Adakah Saudara memiliki kerinduan yang sama seperti pemazmur ini? Ataukah justru telah terbersit di benak Saudara untuk mundur dan berhenti melayani pekerjaan Tuhan, karena sudah merasa jenuh, atau terbentur dengan suatu hal atau masalah? Jangan hanya karena ada gesekan atau masalah semangat Saudara untuk melayani Tuhan dan menjadi saksi-Nya menjadi kendor. Rasul Paulus menasihati, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Yang harus diingat, untuk melayani Tuhan dan menjadi saksi-Nya tak bisa dilakukan dengan mengandalkan kekuatan, kepintaran atau akal sendiri, melainkan harus melibatkan Roh Tuhan, sebab "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam." (Zakharia 4:6).
Karena itu pemazmur memohon supaya Tuhan tidak meninggalkan dirinya, sebab Roh Tuhan bisa saja undur dan meninggalkan seseorang ketika ia hidup dalam ketidaktaatan seperti yang dialami oleh raja Saul, yang awal hidupnya disertai oleh Roh Tuhan, tapi karena ketidaktaatannya Roh Tuhan pun meninggalkan Saul. Roh Kudus akan berduka dan meninggalkan kita, apalagi kita tidak hidup dalam ketaatan. "...janganlah kamu mendukakan Roh Kudus..." (Efesus 4:30).
Dengan pertolongan Roh Kudus kita beroleh kesanggupan untuk melayani pekerjaan Tuhan dan memberitakan pekerjaan-Nya yang ajaib di tengah dunia ini!
Subscribe to:
Posts (Atom)