Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juni 2018
Baca: Yesaya 64:1-12
"Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan
kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan
kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin." Yesaya 64:6
Banyak orang beranggapan bahwa melakukan kegiatan keagamaan dan amal sudah dapat menjamin seseorang masuk ke dalam kerajaan Sorga. Namun apalah artinya melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan jika hal itu dilakukan hanya sebatas rutinitas belaka. "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan
Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya
kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan," (Yesaya 29:13). Apalagi bila ibadah yang dilakukan bertujuan mencari pujian dan hormat dari manusia seperti yang dilakukan ahli Taurat dan orang-orang Farisi, "Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya
dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang
panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi." (Matius 23:5-7). Begitu pula dengan amal atau perbuatan baik yang dilakukan dengan suatu tendensi atau demi pencitraan semata takkan berarti apa-apa di hadapan Tuhan.
Tuhan melihat hati seseorang lebih dari perbuatan yang terlihat secara kasat mata. "...TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9). Oleh sebab itu beribadahlah kepada Tuhan dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, dan milikilah motivasi yang benar saat melakukan perbuatan baik. Jika tidak, hal itu adalah suatu kejahatan di hadapan-Nya; ibadah dan amal yang tidak benar di mata Tuhan ibarat kain yang kotor. Jadi, bukan apa yang dianggap baik menurut penilaian manusia, tetapi apa yang berkenan kepada Tuhan. Ibadah yang benar adalah ibadah yang disertai dengan ketaatan melakukan kehendak Tuhan dan hubungan yang karib dengan-Nya.
Ingatlah pula bahwa kita ini diselamatkan bukan karena perbuatan baik, "...itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:9), tapi karena anugerah Tuhan; dan kita yang telah diselamatkan wajib untuk melakukan perbuatan baik sebagai perwujudan syukur atas keselamatan yang telah diterima.
Kita dibenarkan dan dilayakkan karena karya Kristus, bukan karena kita ini baik!
Saturday, June 9, 2018
Friday, June 8, 2018
KRISTUS ADALAH SANG JURUSELAMAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Juni 2018
Baca: Yesaya 63:7-19
"'Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,' maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya." Yesaya 63:8-9
Kita patut berbangga karena kita punya Tuhan yang hidup dan berkuasa, Dialah Kristus, Sang Juruselamat. Sayang, banyak orang menolak Kristus secara terang-terangan, tidak mau percaya kepada-Nya, lebih memilih menempuh jalan sendiri dan mencari cara untuk mendapatkan keselamatan. Mereka berpikir cukuplah menganut suatu agama tertentu dan melakukan perbuatan amal, maka keselamatan kekal pasti diraih.
Orang dunia berprinsip 'banyak jalan menuju Roma' atau banyak jalan menuju keselamatan kekal. Tetapi Alkitab secara tegas menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju keselamatan kekal adalah melalui Kristus. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6), "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Kristus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).
Agama atau amal baik saja tidak menjamin orang beroleh keselamatan. Bukankah sering terjadi ada orang-orang yang mengatasnamakan agama tapi justru melakukan tindakan yang bertentangan dengan firman Tuhan: melakukan kekerasan, penyerangan, pembakaran rumah ibadah dsb. Yang bisa menyelamatkan manusia adalah Sang Juruselamat, Dialah Kristus yang telah mengorbankan nyawa-Nya dan mencurahkan darah-Nya untuk menebus dosa manusia. "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Karena itu "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman," (Yohanes 3:18).
Manusia sangat membutuhkan Juruselamat dalam hidupnya, tapi mereka gengsi mengaku Kristus sebagai Juruselamat!
Baca: Yesaya 63:7-19
"'Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,' maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya." Yesaya 63:8-9
Kita patut berbangga karena kita punya Tuhan yang hidup dan berkuasa, Dialah Kristus, Sang Juruselamat. Sayang, banyak orang menolak Kristus secara terang-terangan, tidak mau percaya kepada-Nya, lebih memilih menempuh jalan sendiri dan mencari cara untuk mendapatkan keselamatan. Mereka berpikir cukuplah menganut suatu agama tertentu dan melakukan perbuatan amal, maka keselamatan kekal pasti diraih.
Orang dunia berprinsip 'banyak jalan menuju Roma' atau banyak jalan menuju keselamatan kekal. Tetapi Alkitab secara tegas menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju keselamatan kekal adalah melalui Kristus. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6), "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Kristus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).
Agama atau amal baik saja tidak menjamin orang beroleh keselamatan. Bukankah sering terjadi ada orang-orang yang mengatasnamakan agama tapi justru melakukan tindakan yang bertentangan dengan firman Tuhan: melakukan kekerasan, penyerangan, pembakaran rumah ibadah dsb. Yang bisa menyelamatkan manusia adalah Sang Juruselamat, Dialah Kristus yang telah mengorbankan nyawa-Nya dan mencurahkan darah-Nya untuk menebus dosa manusia. "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Karena itu "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman," (Yohanes 3:18).
Manusia sangat membutuhkan Juruselamat dalam hidupnya, tapi mereka gengsi mengaku Kristus sebagai Juruselamat!
Subscribe to:
Posts (Atom)