Saturday, May 26, 2018

DOSA MEMIKAT HATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Mei 2018

Baca:  Yakobus 1:12-18

"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."  Yakobus 1:14-15

Tidak ada orang yang mendadak jatuh ke dalam dosa tanpa melalui proses atau tahapan.  Dosa masuk ke dalam hidup seseorang melalui proses yang seringkali tidak disadari.  Alih-alih mengakui dengan jujur bahwa ia telah melakukan dosa, orang berkilah, mencari alasan, menyalahkan situasi atau keadaan, menyalahkan orang lain, dan bahkan berani menyalahkan Tuhan.  Ketika memakan buah terlarang, Adam dan Hawa berdalih dan saling melempar tanggung jawab ketika ditanya Tuhan.  "Manusia itu menjawab: 'Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.' Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: 'Apakah yang telah kauperbuat ini?' Jawab perempuan itu: 'Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.'"  (Kejadian 3:12-13).

     Penyebab dari dosa adalah keinginan-keinginan manusia sendiri, sedangkan Iblis adalah si pemicu yaitu menggoda manusia.  Iblis selalu mencari celah kelemahan seseorang dengan menggunakan situasi, orang lain, uang atau materi untuk menggoda.  Pada saat godaan datang, keputusan dan pilihan ada pada kita sendiri, apakah kita akan menerima hal-hal yang ditawarkan oleh Iblis tersebut, atau kita bersikap tegas untuk menolaknya.  Kalau kita menerima dan terus mengimajinasi apa yang ditawarkan Iblis, maka keinginan-keinginan kita akan menjadi semakin kuat.  Akhirnya kita terpikat dan terseret untuk mewujudkan keinginan-keinginan tersebut dan menghasilkan buah dosa.

      Yakobus mengatakan bahwa dosa yang dilakukan secara berulang-ulang  (matang)  akan mengakibatkan maut atau kematian.  Sukacita menjadi mati, harapan menjadi mati, pintu berkat menjadi tertutup, dan sebagainya.  Jalan keluarnya?  Kita harus mengatasi godaan sejak awal, ketika imajinasi yang salah itu muncul.  "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka)."  (Kolose 3:5-6).

Berjaga-jaga dalam doa adalah langkah awal agar terhindar dari pencobaan!

Friday, May 25, 2018

FIRMAN TUHAN ADALAH BENIH KEHIDUPAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Mei 2018

Baca:  1 Petrus 1:13-25

"Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal."  1 Petrus 1:23

Tahukah Saudara bahwa di dalam benih yang kecil dan tampak kotor itu terkandung sumber kehidupan.  Berawal dari benih yang kelihatannya tampak sepele akan tumbuh akar, batang, cabang, daun, bunga dan buah.  Dari buah yang dihasilkan terjadi tuaian alias pelipatgandaan!  Namun untuk dapat tumbuh dan menghasilkan buah atau tuaian, benih harus terlebih dahulu tertanam di dalam tanah.

     Firman Tuhan adalah benih!  Kekuatan yang terkandung di dalam benih firman Tuhan itu jauh lebih dahsyat dari benih alamiah.  Segala sesuatu yang Tuhan perbuat bagi kita diawali dari benih firman Tuhan yang ditanam di dalam hati kita.  Pemazmur menulis:  "disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur."  (Mazmur 107:20), dan  "Ia berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombangnya."  (Mazmur 107:25).  Ada kuasa di balik benih firman Tuhan yang ditaburkan!  Pertanyaan:  apakah tanah hati siap untuk menerima benih firman Tuhan tersebut?  Banyak orang punya kerinduan yang besar untuk dipulihkan hidupnya tapi mereka tidak memiliki respons hati yang benar terhadap firman Tuhan.  Seringkali mereka hanya mendengar firman Tuhan sambil lalu, atau dengan sikap hati yang tidak benar, ibarat tanah yang keras dan penuh dengan semak duri, sehingga benih firman yang ditanam pun tak berdampak apa-apa!  Penulis Amsal menasihatkan,  "Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka."  (Amsal 4:20-22).

     Untuk mendapatkan firman Tuhan yang menjadi rhema  (hidup)  yang harus kita lakukan adalah:  memerhatikan, mengarahkan telinga dan mata yang tertuju kepada firman Tuhan.  "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid."  (Yesaya 50:4b), karena iman timbul dari pendengaran akan firman-Nya.

Benih firman Tuhan yang tertanam di tanah hati yang subur akan menghasilkan mujizat:  membawa pemulihan, kemenangan dan kesembuhan!