Tuesday, April 24, 2018

BERKAT ABRAHAM: Berkat Orang Percaya (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 April 2018

Baca:  Roma 4:1-25

"...dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan."  Roma 4:21

Kebimbangan adalah musuh iman!  Orang yang bimbang tak akan menerima sesuatu dari Tuhan  (Yakobus 1:6-7).  Jika sampai detik ini kita belum mengalami penggenapan janji Tuhan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengoreksi diri, mungkin selama ini kita tidak sepenuhnya percaya kepada Tuhan, alias bimbang.  Abraham, selain tidak bimbang, memiliki keyakinan penuh bahwa Tuhan sanggup melaksanakan janji-Nya  (ayat nas):  "Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana:"  (Yesaya 14:24).  Karena itu ia membuang segala ketakutan dan kekuatiran, terus berpegang teguh kepada janji Tuhan.  Bagi Tuhan memberikan keturunan kepada Abraham adalah hal yang sungguh teramat mudah.

     Tentang janji Tuhan, pemazmur menulis:  "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah."  (Mazmur 12:7).  Nabi Yesaya menuturkan,  "Oleh perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata: 'Tidak ada harapan!' Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu engkau tidak menjadi lemah."  (Yesaya 57:10).  Tuhan tidak pernah main-main dengan janji-Nya, Ia membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya.

     Mungkin saat ini Saudara sedang mengalami pergumulan hidup yang berat dan merasa jenuh, bosan, putus asa.  Hari ini firman Tuhan mengingatkan untuk terus menerus bertekun menanti-nantikan Tuhan.  "...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."  (Yesaya 40:31).  Milikilah keyakinan penuh bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara.  "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  (1 Korintus 2:9).

"Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah."  Galatia 3:29

Monday, April 23, 2018

BERKAT ABRAHAM: Berkat Orang Percaya (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 April 2018

Baca:  Roma 4:1-25

"Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."  Roma 4:18

Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa Ia akan memberinya keturunan.  Alkitab menyebutkan bahwa keturunan Abraham akan seperti debu tanah banyaknya dan juga seperti bintang-bintang yang bertebaran di langit, seperti tertulis:  "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: 'Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.'"  (Kejadian 15:5).  Tuhan menegaskan hal ini beberapa kali kepada Abraham dan ketika menerima janji tersebut usia Abraham sudah sangat lanjut, isterinya pun telah tertutup rahimnya.  Secara manusia dan ditinjau dari sudut medis mustahil baginya untuk bisa memiliki keturunan.  Tidaklah mengherankan jika mereka sempat tertawa ketika mendengar janji Tuhan ini!

     Tuhan berfirman,  "Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."  (Kejadian 18:14).  Tuhan menggenapi janji-Nya:  "Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang dilahirkan Sara baginya."  (Kejadian 21:2-3).  Tak mudah mengalami penggenapan janji Tuhan ini karena Abraham harus menunggu bertahun-tahun.  Dua puluh lima tahun menanti bukanlah waktu yang singkat!

     Banyak orang gagal menikmati janji Tuhan karena tak sabar menantikan waktu-Nya.  Penting sekali kita belajar dari Abraham yang mampu memegang teguh janji Tuhan sekalipun harus melewati proses panjang.  Alkitab menyatakan,  "...terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,"  (Roma 4:20).  Abraham tidakbimbang terhadap janji Tuhan, meski secara kasat mata situasi atau keadaan tidak mendukung sama sekali.  "...maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."  (Kejadian 15:6).

Tidak bimbang berarti percaya penuh kepada Tuhan!