Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 April 2018
Baca: Lukas 6:27-36
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." Lukas 6:36
Seorang anak biasanya mewarisi sifat-sifat orang tuanya, seperti kata pepatah yang mengatakan bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Keteladanan hidup yang baik yang ditunjukkan oleh seorang ayah akan menghasilkan generasi yang berkualitas pula. Sebagai orang percaya kita memiliki Bapa Sorgawi yang begitu mengasihi kita dan kasih setia-Nya sungguh tak terbatas. Kalau bapa di dunia saja tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya, apalagi Bapa kita yang di Sorga, pasti akan memberikan yang terbaik bagi kita anak-anak-Nya. "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang;" (Yakobus 1:17).
Kalau kita menyadari bahwa Tuhan telah menyatakan kemurahan hati-Nya yang tak terhingga dan memberikan yang terbaik bagi kita, sudah sepatutnya kita mengikuti jejak-Nya dengan mencerminkan sikap yang sama dengan-Nya. Salah satunya adalah hal kemurahan hati ini. Berbicara tentang kemurahan hati bukan semata-mata berbicara tentang memberi dalam bentuk materi saja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata 'murah hati' adalah sebuah perilaku mudah memberi, tidak pelit, penyayang dan pengasih, suka menolong, baik hati. Dengan kata lain kemurahan hati menyangkut banyak aspek di dalam kehidupan ini. Dalam 1 Korintus 13:4 tertulis: "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." Kemurahan hati adalah salah satu perwujudan dari kasih. Kekristenan itu selalu identik dengan kasih. Orang Kristen yang tidak mempunyai kasih patut dipertanyakan kekristenannya, sebab ada tertulis: "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih...dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia." (1 Yohanes 4:8, 16b).
Kemurahan hati adalah sifat Tuhan sendiri, maka orang percaya pun tak boleh lepas dari sifat itu. Banyak orang Kristen enggan bermurah hati kepada orang lain padahal Alkitab menyatakan bahwa orang yang murah hati sesungguhnya berbuat baik kepada diri sendiri (Amsal 11:17), karena Tuhan pasti akan membalasnya. Pemazmur menyebut orang yang murah hati sebagai orang benar (Mazmur 37:21).
Sudahkah kita menjadi orang yang penuh kemurahan hati seperti Kristus?
Friday, April 20, 2018
Thursday, April 19, 2018
MENERIMA KEMURAHAN: Harus Bermurah Hati (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 April 2018
Baca: Keluaran 3:1-22
"Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa," Keluaran 3:21
Alkitab menyatakan bahwa dalam peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir, Tuhan membuat orang-orang Mesir bermurah hati terhadap umat Israel, sehingga mereka tidak pergi dengan tangan hampa. "...tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak dan emas dan kain-kain, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan; demikianlah kamu akan merampasi orang Mesir itu." (Keluaran 3:22). Apa alasan orang-orang Mesir memberikan harta mereka kepada umat Israel? Tidak ada alasan lain selain karena Tuhan turut campur tangan, Tuhan yang membuat orang-orang Mesir bermurah hati. Ada tertulis: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." (Roma 9:15). Jika Tuhan turut bekerja maka sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin.
Kita diselamatkan karena Tuhan bermurah hati kepada kita, sebab tidak ada sesuatu yang baik yang kita miliki yang mendasari Tuhan untuk menyelamatkan kita. Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa (Roma 5:8). Karena kita telah menerima kemurahan hati, maka kita pun harus menjadi pemberi kemurahan pada orang lain. Adalah mudah untuk menerima daripada memberi! Tetapi Alkitab menasihatkan: "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35b).
Ada banyak orang Kristen yang sudah menerima kemurahan dari Tuhan begitu rupa tetapi mereka tidak mau berlaku murah hati kepada orang lain, seperti perumpamaan seorang hamba yang mempunyai hutang 10.000 talenta yang sudah dibebaskan dan dihapuskan hutangnya oleh raja (Matius 18:27). Meski sudah beroleh kemurahan dari raja hamba itu sukar sekali untuk bermurah hati kepada orang lain. Terhadap kawannya yang berhutang seratus dinar kepadanya ia berlaku sangat jahat: "Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!" (Matius 18:28). Bahkan ia tega menjebloskan kawannya itu ke dalam penjara.
Orang yang beroleh kemurahan dari Tuhan sudah sepatutnya berlaku murah hati kepada saudaranya yang lain!
Baca: Keluaran 3:1-22
"Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa," Keluaran 3:21
Alkitab menyatakan bahwa dalam peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir, Tuhan membuat orang-orang Mesir bermurah hati terhadap umat Israel, sehingga mereka tidak pergi dengan tangan hampa. "...tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak dan emas dan kain-kain, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan; demikianlah kamu akan merampasi orang Mesir itu." (Keluaran 3:22). Apa alasan orang-orang Mesir memberikan harta mereka kepada umat Israel? Tidak ada alasan lain selain karena Tuhan turut campur tangan, Tuhan yang membuat orang-orang Mesir bermurah hati. Ada tertulis: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." (Roma 9:15). Jika Tuhan turut bekerja maka sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin.
Kita diselamatkan karena Tuhan bermurah hati kepada kita, sebab tidak ada sesuatu yang baik yang kita miliki yang mendasari Tuhan untuk menyelamatkan kita. Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa (Roma 5:8). Karena kita telah menerima kemurahan hati, maka kita pun harus menjadi pemberi kemurahan pada orang lain. Adalah mudah untuk menerima daripada memberi! Tetapi Alkitab menasihatkan: "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35b).
Ada banyak orang Kristen yang sudah menerima kemurahan dari Tuhan begitu rupa tetapi mereka tidak mau berlaku murah hati kepada orang lain, seperti perumpamaan seorang hamba yang mempunyai hutang 10.000 talenta yang sudah dibebaskan dan dihapuskan hutangnya oleh raja (Matius 18:27). Meski sudah beroleh kemurahan dari raja hamba itu sukar sekali untuk bermurah hati kepada orang lain. Terhadap kawannya yang berhutang seratus dinar kepadanya ia berlaku sangat jahat: "Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!" (Matius 18:28). Bahkan ia tega menjebloskan kawannya itu ke dalam penjara.
Orang yang beroleh kemurahan dari Tuhan sudah sepatutnya berlaku murah hati kepada saudaranya yang lain!
Subscribe to:
Posts (Atom)