Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Februari 2018
Baca: Kolose 1:24-29
"Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan
menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus,
untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat." Kolose 1:24
Maukah Saudara menderita? Maukah Saudara mengalami banyak aniaya? Semua orang pasti akan menjawab: tidak mau. Tetapi mengapa rasul Paulus bisa berkata, "...aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu,..." (ayat nas). Kedengerannya ini sangat aneh, bukan? Rasul Paulus berkata demikian pasti ada sebabnya.
Ada beberapa alasan mengapa rasul Paulus dapat bersukacita meski harus menderita. Kita tahu bahwa rasul Paulus adalah hamba atau pelayan Kristus yang membaktikan seluruh hidupnya bagi Injil. Karena kasihnya kepada Kristus ia rela memberikan segala sesuatu yang ada padanya yaitu seluruh seluruh hidupnya. "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di
dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah
mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:20), karena itu "...Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21). Penderitaan yang ditanggung oleh Paulus bukanlah akibat dari kesalahannya, tetapi datang dari orang-orang yang menentang dia, yang tidak percaya kepada Injil dan yang menolak Kristus. Namun meski harus mengalami penderitaan yang berat rasul Paulus tak pernah menyerah, apalagi berputus asa dalam melayani Tuhan.
Semangatnya untuk memberitakan Injil terus berkobar. "Apakah mereka pelayan Kristus? --aku berkata seperti orang gila--aku
lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam
penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali
mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah
laut." (2 Korintus 11:23-25). Tidak sia-sia rasul Paulus berjerih lelah melayani, karena melalui pelayanannya ini buah-buah jiwa telah dihasilkan: banyak orang bertobat, percaya kepada Kristus dan diselamatkan!
"...jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu." Filipi 1:22
Monday, February 19, 2018
Sunday, February 18, 2018
KERINDUAN PAULUS: Mengerti Kehendak Tuhan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Februari 2018
Baca: Kolose 1:3-14
"Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna," Kolose 1:9b
Kolose adalah kota di masa lalu yang terletak di daerah Frigia, Asia Kecil (Kisah 18:23). Istilah Asia Kecil yang disebutkan dalam Alkitab mengacu kepada wilayah yang kini berada di wilayah bagian barat dan tengah dari negara Turki.
Rasul Paulus, ketika sedang mendekam di penjara, menulis surat kepada jemaat di Kolose yang sebagian besar terdiri atas orang-orang non-Yahudi, setelah mendengar kabar dari Epafras (yang ketika itu sedang mengunjunginya) bahwa ada ajaran-ajaran sesat yang sedang mengacaukan jemaat di Kolose. Hati Paulus pun terbeban untuk mendoakan mereka dan terdorong untuk menulis surat kepada mereka. Alkitab menyatakan bahwa rasul Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya bukan hanya sekali atau dua kali berdoa bagi mereka, tetapi tiada berhenti-henti berdoa untuk mereka. (Kolose 1:9a). Ini menunjukkan bahwa jemaat di Kolose mempunyai tempat yang istimewa di hati Paulus.
Apa inti doa rasul Paulus bagi jemaat di Kolose? Yaitu supaya mereka "...menerima segala hikmat dan pengertian yang benar," (ayat nas). Hikmat yang dimaksudkan adalah hikmat Tuhan, bukan hikmat manusia. Hikmat Tuhan itu melampaui kemampuan akal manusia, sedangkan hikmat manusia itu terbatas pada kemampuan akal. Tujuannya agar mereka "...mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna," (ayat nas). Kehendak Tuhan yang dimaksudkan adalah: 1. Mengerti rahasia Injil, yaitu Bapa menyediakan jalan keselamatan bagi manusia di dalam Pribadi Kristus (Kisah 4:12). "Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya." (Efesus 3:12). 2. Bagaimana orang percaya harus hidup. "...jadilah penurut-penurut Allah...dan...hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran," (Efesus 5:1, 8, 9). 3. Merespons panggilan Tuhan untuk melayani Dia. Rasul Paulus berkomitmen: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:21-22).
Setiap orang percaya sudah seharusnya mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan!
Baca: Kolose 1:3-14
"Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna," Kolose 1:9b
Kolose adalah kota di masa lalu yang terletak di daerah Frigia, Asia Kecil (Kisah 18:23). Istilah Asia Kecil yang disebutkan dalam Alkitab mengacu kepada wilayah yang kini berada di wilayah bagian barat dan tengah dari negara Turki.
Rasul Paulus, ketika sedang mendekam di penjara, menulis surat kepada jemaat di Kolose yang sebagian besar terdiri atas orang-orang non-Yahudi, setelah mendengar kabar dari Epafras (yang ketika itu sedang mengunjunginya) bahwa ada ajaran-ajaran sesat yang sedang mengacaukan jemaat di Kolose. Hati Paulus pun terbeban untuk mendoakan mereka dan terdorong untuk menulis surat kepada mereka. Alkitab menyatakan bahwa rasul Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya bukan hanya sekali atau dua kali berdoa bagi mereka, tetapi tiada berhenti-henti berdoa untuk mereka. (Kolose 1:9a). Ini menunjukkan bahwa jemaat di Kolose mempunyai tempat yang istimewa di hati Paulus.
Apa inti doa rasul Paulus bagi jemaat di Kolose? Yaitu supaya mereka "...menerima segala hikmat dan pengertian yang benar," (ayat nas). Hikmat yang dimaksudkan adalah hikmat Tuhan, bukan hikmat manusia. Hikmat Tuhan itu melampaui kemampuan akal manusia, sedangkan hikmat manusia itu terbatas pada kemampuan akal. Tujuannya agar mereka "...mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna," (ayat nas). Kehendak Tuhan yang dimaksudkan adalah: 1. Mengerti rahasia Injil, yaitu Bapa menyediakan jalan keselamatan bagi manusia di dalam Pribadi Kristus (Kisah 4:12). "Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya." (Efesus 3:12). 2. Bagaimana orang percaya harus hidup. "...jadilah penurut-penurut Allah...dan...hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran," (Efesus 5:1, 8, 9). 3. Merespons panggilan Tuhan untuk melayani Dia. Rasul Paulus berkomitmen: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:21-22).
Setiap orang percaya sudah seharusnya mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)