Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Februari 2018
Baca: Markus 5:1-20
"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan
beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh
Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Markus 5:19
Perikop dari pembacaan firman hari ini adalah Tuhan Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa. Alkitab menyatakan: "...tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya
diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada
seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu." (ayat 3-5). Dan ketika melihat Tuhan Yesus dari kejauhan, orang yang dirasuki oleh roh jahat itu berlari dan sujud menyembah-Nya. "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" (ayat 7). Hal itu terjadi karena sebelumnya Tuhan Yesus telah mengusirnya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" (ayat 8).
Ketika Tuhan Yesus bertanya: "'Siapa namamu?' Jawabnya: 'Namaku Legion, karena kami banyak.'" (ayat 9). Legion adalah sebutan untuk tentara Romawi yang ditata menurut pasukan, atau legiun dari 4000 dan 6000 prajurit, tiap legiun terdiri dari 10 kelompok. Artinya ada sejumlah besar roh jahat yang selama ini menguasai orang Gerasa tersebut! Roh-roh jahat itu meminta kepada Tuhan agar mereka dipindahkan ke dalam kawanan babi dan Tuhan mengabulkan permintaan mereka dan akhirnya roh-roh jahat itu memasuki babi-babi itu, lalu kawanan babi tersebut terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati (ayat 13).
Setelah melihat peristiwa itu para penjaga babi itu pun lari dan menceritakan apa yang telah dilihatnya itu kepada semua orang, sehingga mereka terdorong untuk melihat secara langsung bahwa orang Gerasa yang kerasukan roh legiun itu telah sembuh. Berita itu segera tersebar ke mana-mana, karena masing-masing orang tidak bisa menahan bibirnya untuk bercerita kepada yang lain; dan karena takutnya, orang banyak itu mendesak Tuhan Yesus untuk segera meninggalkan daerah mereka!
Dalam Kristus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (Filipi 2:10).
Wednesday, February 7, 2018
Tuesday, February 6, 2018
TAK KUASA MENGEKANG LIDAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Februari 2018
Baca: Matius 12:33-37
"Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." Matius 12:36
Di akhir zaman ini Iblis juga sedang gencar melancarkan serangannya terhadap gereja Tuhan yaitu dengan cara mengambil kontrol atas lidah jemaat melalui gosip, fitnah, dusta, tipu muslihat dan segala macam perkataan jahat lainnya, supaya jemaat Tuhan saling berselisih, bertengkar, bermusuhan, mengkritik, sehingga terjadi perpecahan. Iblis tahu benar bahwa bila tidak ada kesatuan di antara jemaat, gereja pasti akan menjadi lemah. "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan." (Matius 12:25).
Karena itu Rasul Paulus mendesak jemaat di Efesus: "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan." (Efesus 4:31). Banyak orang Kristen tidak disiplin, lalai dan menganggap sepele pentingnya menjaga lidah atau ucapan. Mereka mudah sekali menggemakan perkataan-perkataan negatif alias tak kuasa mengekang lidahnya. Hal itu menandakan bahwa mereka sama sekali tidak berusaha mengontrol atau menundukkan lidah mereka di bawah pimpinan Roh Kudus. Tidaklah mengherankan, meski tampak rajin beribadah, atau mungkin sudah terlibat aktif dalam pelayanan, pada saat yang sama mereka masih saja suka menggosip, memfitnah, mengumpat atau berkata-kata kasar tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Mereka tidak menyadari bahwa ucapan-ucapan tersebut bisa mendatangkan kutuk atas diri sendiri. "Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:37). Rasul Yakobus mengatakan bahwa jika ada orang tidak bisa mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri dan ibadah yang dilakukannya pun menjadi sia-sia (Yakobus 1:26). Selama kita masih belum mampu mengekang lidah dari perkataan-perkataan yang negatif, kita masih belum mampu menyalibkan keinginan daging!
"Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;" Mazmur 34:13-14
Baca: Matius 12:33-37
"Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." Matius 12:36
Di akhir zaman ini Iblis juga sedang gencar melancarkan serangannya terhadap gereja Tuhan yaitu dengan cara mengambil kontrol atas lidah jemaat melalui gosip, fitnah, dusta, tipu muslihat dan segala macam perkataan jahat lainnya, supaya jemaat Tuhan saling berselisih, bertengkar, bermusuhan, mengkritik, sehingga terjadi perpecahan. Iblis tahu benar bahwa bila tidak ada kesatuan di antara jemaat, gereja pasti akan menjadi lemah. "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan." (Matius 12:25).
Karena itu Rasul Paulus mendesak jemaat di Efesus: "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan." (Efesus 4:31). Banyak orang Kristen tidak disiplin, lalai dan menganggap sepele pentingnya menjaga lidah atau ucapan. Mereka mudah sekali menggemakan perkataan-perkataan negatif alias tak kuasa mengekang lidahnya. Hal itu menandakan bahwa mereka sama sekali tidak berusaha mengontrol atau menundukkan lidah mereka di bawah pimpinan Roh Kudus. Tidaklah mengherankan, meski tampak rajin beribadah, atau mungkin sudah terlibat aktif dalam pelayanan, pada saat yang sama mereka masih saja suka menggosip, memfitnah, mengumpat atau berkata-kata kasar tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Mereka tidak menyadari bahwa ucapan-ucapan tersebut bisa mendatangkan kutuk atas diri sendiri. "Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:37). Rasul Yakobus mengatakan bahwa jika ada orang tidak bisa mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri dan ibadah yang dilakukannya pun menjadi sia-sia (Yakobus 1:26). Selama kita masih belum mampu mengekang lidah dari perkataan-perkataan yang negatif, kita masih belum mampu menyalibkan keinginan daging!
"Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;" Mazmur 34:13-14
Subscribe to:
Posts (Atom)