Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Februari 2018
Baca: Bilangan 14:1-38
"Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat
sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune
dan Yosua bin Nun!" Bilangan 14:30
Sepuluh pengintai yang diutus Musa memberikan laporan yang negatif. Berbeda dengan Yosua dan Kaleb yang justru memberikan laporan yang bermuatan iman: "Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bilangan 13:30). Mendengar pernyataan kedua orang itu rakyat Israel bukannya mengamini, sebaliknya malah hendak melempari keduanya dengan batu. Mendengar ketidakpercayaan mereka Yosua dan Kaleb pun kembali menegaskan: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke
negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada
bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi
mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah
takut kepada mereka." (Bilangan 14:7-9).
Karena lebih memercayai laporan negatif dari sepuluh pengintai, mereka terus menggemakan persungutan dan keluh kesah sebagai tanda ketidakpercayaan kepada Tuhan. Di mata Tuhan apa yang mereka lakukan adalah sebuah pemberontakan. Tuhan pun menjadi geram! "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka
tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat
yang Kulakukan di tengah-tengah mereka! Aku akan memukul mereka dengan penyakit sampar dan melenyapkan mereka,
tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih kuat
dari pada mereka." (Bilangan 14:11-12).
Musa berusaha melunakkan hati Tuhan dan memohon pengampunan: "Ampunilah kiranya kesalahan bangsa ini sesuai dengan kebesaran kasih
setia-Mu, seperti Engkau telah mengampuni bangsa ini mulai dari Mesir
sampai ke mari. Berfirmanlah TUHAN: 'Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu.'" (Bilangan 14:11-12).
Bagaimanapun juga setiap ketidaktaatan dan pemberontakan selalu mendatangkan akibat, yaitu mereka gagal masuk ke Tanah Perjanjian!
Sunday, February 4, 2018
Saturday, February 3, 2018
JANGANLAH MEMBERONTAK KEPADA TUHAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Februari 2018
Baca: Bilangan 14:1-38
"Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: 'Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!'" Bilangan 14:2
Sesudah melakukan pengintaian 40 hari lamanya sepuluh pengintai memberikan laporannya: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita... Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami." (Bilangan 13:31-33). Reaksi umat Israel atas laporan tersebut adalah menerima, kemudian bersungut-sungut dan mengeluh. Bahkan berani menyalahkan Tuhan: "'Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?' Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: 'Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir.'" (Bilangan 14:3-4).
Tuhan telah berjanji kepada umat Israel bahwa Ia akan memberikan tanah Kanaan sebagai warisan dan akan menghalau semua musuh yang menghalanginya. Namun begitu mendengar laporan yang melemahkan, perhatian mereka langsung tertuju kepada situasi, kesulitan atau tantangan, bukannya berpegang teguh kepada apa yang Tuhan janjikan. Akhirnya mereka menjadi tawar hati! "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10). Mulailah mereka mengucapkan perkataan-perkataan yang menunjukkan ketakutan, kekuatiran, keraguan dan ketidakpercayaan terhadap janji Tuhan. Yang terbayang hanyalah ketidakmampuan dan kekalahan. Mereka lupa begitu saja dengan pekerjaan Tuhan yang heran dan mujizat yang telah Tuhan kerjakan di sepanjang perjalanannya ke luar dari tanah Mesir.
Mereka tidak menyadari bahwa dengan mengucapkan perkataan-perkataan yang negatif berarti mereka sedang membatasi kuasa Tuhan bekerja.
Bersungut-sungut dan mengeluh adalah tanda orang tidak percaya akan kuasa Tuhan!
Baca: Bilangan 14:1-38
"Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: 'Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!'" Bilangan 14:2
Sesudah melakukan pengintaian 40 hari lamanya sepuluh pengintai memberikan laporannya: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita... Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami." (Bilangan 13:31-33). Reaksi umat Israel atas laporan tersebut adalah menerima, kemudian bersungut-sungut dan mengeluh. Bahkan berani menyalahkan Tuhan: "'Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?' Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: 'Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir.'" (Bilangan 14:3-4).
Tuhan telah berjanji kepada umat Israel bahwa Ia akan memberikan tanah Kanaan sebagai warisan dan akan menghalau semua musuh yang menghalanginya. Namun begitu mendengar laporan yang melemahkan, perhatian mereka langsung tertuju kepada situasi, kesulitan atau tantangan, bukannya berpegang teguh kepada apa yang Tuhan janjikan. Akhirnya mereka menjadi tawar hati! "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10). Mulailah mereka mengucapkan perkataan-perkataan yang menunjukkan ketakutan, kekuatiran, keraguan dan ketidakpercayaan terhadap janji Tuhan. Yang terbayang hanyalah ketidakmampuan dan kekalahan. Mereka lupa begitu saja dengan pekerjaan Tuhan yang heran dan mujizat yang telah Tuhan kerjakan di sepanjang perjalanannya ke luar dari tanah Mesir.
Mereka tidak menyadari bahwa dengan mengucapkan perkataan-perkataan yang negatif berarti mereka sedang membatasi kuasa Tuhan bekerja.
Bersungut-sungut dan mengeluh adalah tanda orang tidak percaya akan kuasa Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)