Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Januari 2018
Baca: Kisah Para Rasul 10:1-48
"Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak
sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah." Kisah 10:2
Kalau mendengar kata pejabat maka yang ada dalam pikiran kita adalah orang yang sangat terpandang dan disegani semua orang, di mana-mana mendapatkan pelayanan yang VIP. Namun tidak sedikit orang berpendapat bahwa pejabat identik dengan orang yang hanya mau menang sendiri, katanya pelayan masyarakat tapi nyatanya selalu ingin dilayani oleh masyarakat, gampang sekali menyalahgunakan wewenang (korupsi, suap).
Kornelius adalah seorang perwira pasukan Romawi yang disebut pasukan Italia (ayat 1). Ini menunjukkan bahwa Kornelius bukanlah orang biasa, tapi orang yang memiliki jabatan tinggi atau pemimpin, namun ia pejabat atau pemimpin yang mengayomi masyarakat, memiliki hati untuk rakyatnya dan takut akan Tuhan. Inilah yang membedakan dengan kebanyakan pejabat/pemimpin zaman sekarang yang cenderung mementingkan golongannya atau diri sendiri. Sesungguhnya Kornelius berasal dari bangsa kafir. Tetapi menyadari tanggung jawabnya sebagai pemimpin yang tak mudah, ia pun sadar bahwa ia sangat membutuhkan campur tangan kuasa Tuhan. Kisah Para Rasul ini mencatat bahwa Kornelius merupkan orang non-Yahudi pertama yang menjadi orang Kristen (pengikut Kristus).
Banyak pelajaran berharga yang kita dapatkan dari kehidupan Kornelius ini, antara lain: Punya jabatan tak membuatnya sombong. Orang yang memiliki kedudukan tinggi biasanya mudah sekali takabur, berlaku sombong dan memandang rendah orang lain. Perhatikan yang Alkitab katakan: "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan;" (Yesaya 2:11). Meski berpangkat, Kornelius tetaplah orang yang rendah hati. Ada tertulis: "...kerendahan hati mendahului kehormatan." (Amsal 3:34). Jika saat ini kita dipercaya oleh Tuhan sebuah jabatan atau kedudukan yang tinggi, jangan sampai hal itu membuat kita lupa diri, memegahkan diri, apalagi sampai menganggap rendah orang lain.
Jangan lupa selalu bersyukur kepada Tuhan dan tetaplah menjadi orang yang rendah hati, karena semua datangnya dari Tuhan.
Monday, January 22, 2018
Sunday, January 21, 2018
MILIKI HATI YANG LURUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Januari 2018
Baca: Kisah Para Rasul 8:4-25
"Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah." Kisah 8:21
Dunia hari-hari ini adalah dunia yang dipenuhi dengan orang-orang yang justru semakin sibuk menjaga uang dan harta kekayaannya, sibuk menjaga perusahaan dan aset-asetnya, sibuk menjaga penampilan jasmaninya agar tetap kelihatan cantik dan tampan, sibuk menjaga jabatan dan popularitasnya agar tidak kalah pamor, dan sebagainya.
Kita semua lupa bahwa sesungguhnya kunci dari segala hal dalam hidup ini adalah hati kita. Alkitab menyatakan: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Mengapa hati kita harus selalu dijaga? Karena dari hati timbul segala pikiran jahat (Matius 15:19). Iblis sedang gencar-gencarnya mempengaruhi manusia dengan menawarkan segala kenikmatan dunia. Jika manusia tidak dapat menjaga hatinya, mata hatinya akan semakin gelap, dan akhirnya dalam hati timbul berbagai niat jahat. Ada tertulis: "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Matius 6:22-23). Ingatlah bahwa hidup yang sedang kita jalani hari ini hanyalah pancaran dari apa yang ada di dalam hati kita. Kalau hati kita lurus maka jalan kita pun akan lurus. Hati yang lurus adalah hati yang bersih, tidak tipu daya atau bebas dari segala kejahatan.
Tuhan adalah Tuhan yang berlimpah kasih karunia. Namun kasih karunia Tuhan tidak diberikan kepada sembarang orang. "Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." (Keluaran 33:19). Tuhan memberikan kasih karunia-Nya kepada orang-orang yang berhati lurus. Kalau kasih karunia itu diberikan kepada orang yang hatinya bengkok, kasih karunia-Nya pasti akan disalah gunakan, bukan untuk kemuliaan nama Tuhan, tapi kemegahan diri sendiri. Orang yang hatinya tidak lurus akan kehilangan berkat dan kesempatan dari Tuhan, sebaliknya orang yang hatinya lurus pasti dikasihi Tuhan. Contoh: Saul ditolak Tuhan dan Daud dipilih-Nya, karena Tuhan mendapati Daud punya hati yang lurus.
"Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya." Yesaya 26:7
Baca: Kisah Para Rasul 8:4-25
"Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah." Kisah 8:21
Dunia hari-hari ini adalah dunia yang dipenuhi dengan orang-orang yang justru semakin sibuk menjaga uang dan harta kekayaannya, sibuk menjaga perusahaan dan aset-asetnya, sibuk menjaga penampilan jasmaninya agar tetap kelihatan cantik dan tampan, sibuk menjaga jabatan dan popularitasnya agar tidak kalah pamor, dan sebagainya.
Kita semua lupa bahwa sesungguhnya kunci dari segala hal dalam hidup ini adalah hati kita. Alkitab menyatakan: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Mengapa hati kita harus selalu dijaga? Karena dari hati timbul segala pikiran jahat (Matius 15:19). Iblis sedang gencar-gencarnya mempengaruhi manusia dengan menawarkan segala kenikmatan dunia. Jika manusia tidak dapat menjaga hatinya, mata hatinya akan semakin gelap, dan akhirnya dalam hati timbul berbagai niat jahat. Ada tertulis: "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Matius 6:22-23). Ingatlah bahwa hidup yang sedang kita jalani hari ini hanyalah pancaran dari apa yang ada di dalam hati kita. Kalau hati kita lurus maka jalan kita pun akan lurus. Hati yang lurus adalah hati yang bersih, tidak tipu daya atau bebas dari segala kejahatan.
Tuhan adalah Tuhan yang berlimpah kasih karunia. Namun kasih karunia Tuhan tidak diberikan kepada sembarang orang. "Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." (Keluaran 33:19). Tuhan memberikan kasih karunia-Nya kepada orang-orang yang berhati lurus. Kalau kasih karunia itu diberikan kepada orang yang hatinya bengkok, kasih karunia-Nya pasti akan disalah gunakan, bukan untuk kemuliaan nama Tuhan, tapi kemegahan diri sendiri. Orang yang hatinya tidak lurus akan kehilangan berkat dan kesempatan dari Tuhan, sebaliknya orang yang hatinya lurus pasti dikasihi Tuhan. Contoh: Saul ditolak Tuhan dan Daud dipilih-Nya, karena Tuhan mendapati Daud punya hati yang lurus.
"Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya." Yesaya 26:7
Subscribe to:
Posts (Atom)