Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Januari 2018
Baca: Yehezkiel 20:30-44
"Apakah kamu menajiskan dirimu juga dengan cara hidup nenek moyangmu dan berzinah dengan mengikuti dewa-dewanya yang menjijikkan?" Yehezkiel 20:30
Hari ini banyak orang yang mengikuti Kristus tetapi masih menyimpan berhala atau memiliki berhala-berhala dalam hidupnya. Memang setiap Minggu mereka masih rajin pergi ke gereja, namun sesungguhnya ia mencintai hartanya lebih dari cintanya kepada Tuhan. Hati mereka telah terpaut kepada harta. "...di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Padahal Alkitab jelas menyatakan: "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Matius 6:24). Ada pula mereka yang tampak aktif melayani pekerjaan Tuhan, namun sesungguhnya mereka melakukannya bukan untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan, tetapi untuk dilihat orang, dipuji, dihormati dan memiliki reputasi baik di mata orang-orang di sekitarnya. Sesungguhnya mereka telah memberhalakan dirinya sendiri.
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan, yang dikuduskan untuk menjadi umat yang beribadah kepada-Nya. Namun ketika melihat kehidupan bangsa-bangsa lain yang menyembah kepada berhala mereka pun terpengaruh dan akhirnya hati mereka menjadi bercabang dua: kepada Tuhan dan juga berhala. Artinya mereka tidak meninggalkan Tuhan sepenuhnya, tapi mereka juga menyembah kepada berhala-berhala. Tak terhitung banyaknya Tuhan menegur dan memperingatkan, sebentar saja bertobat tapi kemudian berbalik lagi kepada berhala. Bagaimana rasanya jika orang yang kita kasihi telah mendua atau berpaling kepada yang lain? Kita pasti merasa cemburu dan hati ini terasa sakit. Tuhan sangat membenci umat-Nya yang bercabang hati. "...mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. " (Ulangan 32:21). Berhala adalah kejijikan dan kekejian di mata Tuhan, dan Ia memandang umat yang melakukannya sebagai kenajisan.
Berhala-berhala zaman ini memiliki berbagai macam bentuk. Berhala adalah segala hal yang menggeser posisi Tuhan sebagai penguasa hati dan hidup kita. Uang, kekayaan, jabatan, bisnis, bahkan koran, gadget dan sebagainya dapat menjadi berhala ketika semuanya itu menjadi lebih utama daripada Tuhan dan menyita sebagian besar waktu dalam hidup kita, sampai-sampai kita tak punya waktu lagi untuk Tuhan.
Buang dan singkirkan berhala-berhala yang selama ini menjadi kebencian Tuhan!
Tuesday, January 16, 2018
Monday, January 15, 2018
YANG TAK MASUK AKAL: Serahkan pada Tuhan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Januari 2018
Baca: Kisah Para Rasul 5:17-25
"Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya." Kisah 5:23
Tuhan menciptakan manusia dengan sesuatu yang sangat spesial dan berbeda dari ciptaan-ciptaan-Nya yang lain, karena manusia dilengkapi dengan akal dan pikiran. Sayangnya dalam menjalani hidup ini manusia lebih sering mengandalkan akalnya sendiri daripada hidup mengandalkan Tuhan. Celah ini dimanfaatkan Iblis untuk menanamkan benih keraguan, benih kebimbangan dan benih ketidakpercayaan, sehingga manusia tidak lagi sepenuhnya percaya akan kuasa Tuhan.
Sebagai umat ciptaan-Nya kita harus menyadari bahwa akal kita ini sangatlah terbatas. Dengan akal itu kita takkan mampu menjangkau dan menyelami kebesaran kuasa Tuhan, kasih-Nya, karya-Nya, kekuatan-Nya dan pekerjaan-pekerjaan-Nya. "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:9). Karena itu jangan sekali-kali menempatkan firman Tuhan di bawah akal kita, tetapi tempatkanlah firman Tuhan itu di atas akal kita. Akal kita harus tunduk sepenuhnya di bawah otoritas firman Tuhan. Jangan sekali-kali mengukur dan menilai perkara-perkara rohani atau segala perkara yang Tuhan kerjakan dengan kemampuan akal kita, karena sampai kapan pun kita takkan sanggup. "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan," (Efesus 3:20). Perkara-perkara yang tak masuk akal atau yang mustahil itulah yang Tuhan kerjakan dan sediakan bagi orang yang mengasihi-Nya.
Dalam menghadapi masalah seberat apa pun tak perlu kita mereka-reka jalan, tak perlu kita takut dan stres, serahkan semuanya kepada Tuhan, karena Dia selalu punya cara untuk menolong kita dan cara-Nya penuh keajaiban. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9). Ketika dihadapkan pada hal-hal yang tak masuk akal seharusnya kita terdorong untuk semakin melekat kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya.
Tuhan kita adalah ahli dalam hal mengerjakan hal-hal yang tidak masuk akal!
Baca: Kisah Para Rasul 5:17-25
"Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya." Kisah 5:23
Tuhan menciptakan manusia dengan sesuatu yang sangat spesial dan berbeda dari ciptaan-ciptaan-Nya yang lain, karena manusia dilengkapi dengan akal dan pikiran. Sayangnya dalam menjalani hidup ini manusia lebih sering mengandalkan akalnya sendiri daripada hidup mengandalkan Tuhan. Celah ini dimanfaatkan Iblis untuk menanamkan benih keraguan, benih kebimbangan dan benih ketidakpercayaan, sehingga manusia tidak lagi sepenuhnya percaya akan kuasa Tuhan.
Sebagai umat ciptaan-Nya kita harus menyadari bahwa akal kita ini sangatlah terbatas. Dengan akal itu kita takkan mampu menjangkau dan menyelami kebesaran kuasa Tuhan, kasih-Nya, karya-Nya, kekuatan-Nya dan pekerjaan-pekerjaan-Nya. "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:9). Karena itu jangan sekali-kali menempatkan firman Tuhan di bawah akal kita, tetapi tempatkanlah firman Tuhan itu di atas akal kita. Akal kita harus tunduk sepenuhnya di bawah otoritas firman Tuhan. Jangan sekali-kali mengukur dan menilai perkara-perkara rohani atau segala perkara yang Tuhan kerjakan dengan kemampuan akal kita, karena sampai kapan pun kita takkan sanggup. "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan," (Efesus 3:20). Perkara-perkara yang tak masuk akal atau yang mustahil itulah yang Tuhan kerjakan dan sediakan bagi orang yang mengasihi-Nya.
Dalam menghadapi masalah seberat apa pun tak perlu kita mereka-reka jalan, tak perlu kita takut dan stres, serahkan semuanya kepada Tuhan, karena Dia selalu punya cara untuk menolong kita dan cara-Nya penuh keajaiban. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9). Ketika dihadapkan pada hal-hal yang tak masuk akal seharusnya kita terdorong untuk semakin melekat kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya.
Tuhan kita adalah ahli dalam hal mengerjakan hal-hal yang tidak masuk akal!
Subscribe to:
Posts (Atom)