Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Januari 2018
Baca: Kisah Para Rasul 5:17-25
"Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua
pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya,
tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya." Kisah 5:23
Tuhan menciptakan manusia dengan sesuatu yang sangat spesial dan berbeda dari ciptaan-ciptaan-Nya yang lain, karena manusia dilengkapi dengan akal dan pikiran. Sayangnya dalam menjalani hidup ini manusia lebih sering mengandalkan akalnya sendiri daripada hidup mengandalkan Tuhan. Celah ini dimanfaatkan Iblis untuk menanamkan benih keraguan, benih kebimbangan dan benih ketidakpercayaan, sehingga manusia tidak lagi sepenuhnya percaya akan kuasa Tuhan.
Sebagai umat ciptaan-Nya kita harus menyadari bahwa akal kita ini sangatlah terbatas. Dengan akal itu kita takkan mampu menjangkau dan menyelami kebesaran kuasa Tuhan, kasih-Nya, karya-Nya, kekuatan-Nya dan pekerjaan-pekerjaan-Nya. "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:9). Karena itu jangan sekali-kali menempatkan firman Tuhan di bawah akal kita, tetapi tempatkanlah firman Tuhan itu di atas akal kita. Akal kita harus tunduk sepenuhnya di bawah otoritas firman Tuhan. Jangan sekali-kali mengukur dan menilai perkara-perkara rohani atau segala perkara yang Tuhan kerjakan dengan kemampuan akal kita, karena sampai kapan pun kita takkan sanggup. "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan," (Efesus 3:20). Perkara-perkara yang tak masuk akal atau yang mustahil itulah yang Tuhan kerjakan dan sediakan bagi orang yang mengasihi-Nya.
Dalam menghadapi masalah seberat apa pun tak perlu kita mereka-reka jalan, tak perlu kita takut dan stres, serahkan semuanya kepada Tuhan, karena Dia selalu punya cara untuk menolong kita dan cara-Nya penuh keajaiban. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9). Ketika dihadapkan pada hal-hal yang tak masuk akal seharusnya kita terdorong untuk semakin melekat kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya.
Tuhan kita adalah ahli dalam hal mengerjakan hal-hal yang tidak masuk akal!
Monday, January 15, 2018
Sunday, January 14, 2018
HIDUP ORANG PERCAYA: Penuh Mujizat
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Januari 2018
Baca: Kisah Para Rasul 5:12-16
"Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat." Kisah 5:12
Mujizat adalah sebuah kata yang sangat menarik untuk dibahas. Mengapa? Karena semua orang menginginkan mujizat dalam hidupnya. Banyak orang datang berbondong-bondong menghadiri acara-acara KKR atau kebaktian-kebaktian dengan harapan beroleh mujizat: disembuhkan dari sakit-penyakitnya, diberkati dan dipulihkan rumah tangganya, dan sebagainya. Tetapi tidak sedikit orang yang justru bersikap apatis (acuh tak acuh, masa bodoh, tidak peduli) ketika mendengar kata mujizat karena mereka menganggap bahwa mujizat itu tidak penting dan hanya cerita usang dari masa lalu.
Dalam mengikut Kristus kita harus memiliki motivasi yang benar. Jangan sampai kita mencari Tuhan semata-mata demi mendapatkan mujizat. Ketika banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia berkatalah Tuhan, "...sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (Yohanes 6:26). Mereka bukan rindu mengenal pribadi Tuhan lebih dekat, tapi mereka mengingini sesuatu dari Tuhan. Fokus utama kita haruslah pribadi Tuhan, sumber segala mujizat. Kalau kita percaya kepada Tuhan dan sungguh-sungguh mencari Dia mujizat pasti kita dapatkan, karena ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita menerima paket keselamatan komplet yang mencakup juga tanda-tanda dan mujizat (Markus 16:17-18). Artinya mujizat bukanlah sesuatu yang tak mungkin kita dapatkan, melainkan menjadi bagian hidup kita.
Tetapi perlu dipahami dan dimengerti bahwa Tuhan tidak pernah membuat mujizat-Nya menurut agenda kita a tau seperti yang kita mau, melainkan sesuai kehendak dan rencana-Nya. Bukankah kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan, atau meminta Dia untuk menyatakan mujizat-Nya sesuai dengan konsep kita. Kalau kita hidup benar sesuai dengan kehendak Tuhan, maka tanda-tanda penyertaan Tuhan dan mujizat-Nya akan kita rasakan setiap hari, tak perlu kita mengejar mujizat....
Mujizat Tuhan selalu tersedia bagi orang-orang benar, karena itu kita tak perlu takut menjalani hdiup ini!
Baca: Kisah Para Rasul 5:12-16
"Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat." Kisah 5:12
Mujizat adalah sebuah kata yang sangat menarik untuk dibahas. Mengapa? Karena semua orang menginginkan mujizat dalam hidupnya. Banyak orang datang berbondong-bondong menghadiri acara-acara KKR atau kebaktian-kebaktian dengan harapan beroleh mujizat: disembuhkan dari sakit-penyakitnya, diberkati dan dipulihkan rumah tangganya, dan sebagainya. Tetapi tidak sedikit orang yang justru bersikap apatis (acuh tak acuh, masa bodoh, tidak peduli) ketika mendengar kata mujizat karena mereka menganggap bahwa mujizat itu tidak penting dan hanya cerita usang dari masa lalu.
Dalam mengikut Kristus kita harus memiliki motivasi yang benar. Jangan sampai kita mencari Tuhan semata-mata demi mendapatkan mujizat. Ketika banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia berkatalah Tuhan, "...sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (Yohanes 6:26). Mereka bukan rindu mengenal pribadi Tuhan lebih dekat, tapi mereka mengingini sesuatu dari Tuhan. Fokus utama kita haruslah pribadi Tuhan, sumber segala mujizat. Kalau kita percaya kepada Tuhan dan sungguh-sungguh mencari Dia mujizat pasti kita dapatkan, karena ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita menerima paket keselamatan komplet yang mencakup juga tanda-tanda dan mujizat (Markus 16:17-18). Artinya mujizat bukanlah sesuatu yang tak mungkin kita dapatkan, melainkan menjadi bagian hidup kita.
Tetapi perlu dipahami dan dimengerti bahwa Tuhan tidak pernah membuat mujizat-Nya menurut agenda kita a tau seperti yang kita mau, melainkan sesuai kehendak dan rencana-Nya. Bukankah kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan, atau meminta Dia untuk menyatakan mujizat-Nya sesuai dengan konsep kita. Kalau kita hidup benar sesuai dengan kehendak Tuhan, maka tanda-tanda penyertaan Tuhan dan mujizat-Nya akan kita rasakan setiap hari, tak perlu kita mengejar mujizat....
Mujizat Tuhan selalu tersedia bagi orang-orang benar, karena itu kita tak perlu takut menjalani hdiup ini!
Subscribe to:
Posts (Atom)